ANALISIS PENGARUH PENDEKATAN BERMAIN PERAN DALAM PEMBELAJARAN PAUD TERHADAP KEMAMPUAN KOMUNIKASI VERBAL ANAK USIA DINI
Mutiara Nersa
Pendidikan Islam Anak Usia Dini
Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau
mutiaranersa160604@gmail.com
Abstrack
Verbal communication is an important aspect in early childhood development. A role-playing approach, where children are involved in simulating real-life situations, can be an effective learning strategy to improve their verbal communication skills. This research aims to analyze the influence of the role-playing approach in PAUD learning on the verbal communication skills of young children. Early childhood (0-6 years) is a golden period for children's development, including in the aspect of verbal communication. During this period, children experience rapid growth and development, including the ability to speak and understand language. Good verbal communication skills are very important for children to be able to interact with other people, express themselves, and learn.
Verbal communication is a child's ability to interact and convey information to the surrounding environment or to other people. The roleplaying approach is a learning strategy that involves children in simulating real life situations. In role playing children can pretend to be other people, carry out different actions, and use language to communicate with each other. The benefits of a role-playing approach for early childhood development include improving verbal communication, improving social and emotional skills, increasing creativity and imagination.
Role playing approach, PAUD learning, verbal communication skills, early childhood
Â
Abstrak
Komunikasi verbal merupakan salah satu aspek penting dalam perkembangan anak usia dini. Pendekatan bermain peran, di mana anak-anak terlibat dalam simulasi situasi kehidupan nyata, dapat menjadi strategi pembelajaran yang efektif untuk meningkatkan kemampuan komunikasi verbal mereka. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pendekatan bermain peran dalam pembelajaran PAUD terhadap kemampuan komunikasi verbal anak usia dini. Anak usia dini (0-6 tahun) merupakan periode emas bagi perkembangan anak, termasuk dalam aspek komunikasi verbal(Inten 2017) Pada masa ini, anak-anak mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang pesat, termasuk kemampuan untuk berbicara dan memahami bahasa. Kemampuan komunikasi verbal yang baik sangatlah penting bagi anak untuk dapat berinteraksi dengan orang lain, mengekspresikan diri, dan belajar.(Muliyana and Eka Wardhana 2022)
Komunikasi verbal adalah kemampuan anak untuk berinteraksi dan menyampaikan informasi ke lingkungan sekitarnya atau kepada orang lain (Elisa and Hazizah 2019). Pendekatan bermain peran adalah strategi pembelajaran yang melibatkan anak-anak dalam simulasi situasi kehidupan nyata, dalam bermain peran anak-anak dapat berpura-pura menjadi orang lain, melakukan tindakan yang berbeda, serta menggunakan bahasa untuk berkomunikasi dengan satu sama lain. Manfaat pendekatan bermain peran bagi perkembangan anak usia dini, termasuk meningkatkan komunikasi verbal, meningkatkan ketrampilan sosial dan emosional, meningkatkan kreativitas dan imajinasi. (Alim Amri 2017)
Kata Kunci: Pendekatan bermain peran, Pembelajaran PAUD, kemampuan komunikasi verbal, anak usia dini
BAB I
PENDAHULUAN
- PENDAHULUAN
- Latar Belakang
- Berdasarkan kajian perkembangan manusia kualitas seseorang di pengaruhi oleh faktor bawaan dan faktor lingkungan. Faktor bawaan harus diterima apa adanya. Artinya, anak sudah membawa bekal sebagai potensi yang siap dikembangkan. Dalam perkembangan selanjutnya, dan potensi itu yang dikembangkan. Lingkungan menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi perkembangan anak(Musi and Winata 2017). Oleh karena itu, lingkungan perlu dirancang sedemikian rupa agar dapat mengembangkan dan menyempurnakan apa yang dibawa anak sejak lahir. Rancangan itu dapat dilakukan dirumah, sekolah, atau dimana saja. Di sekolah, yaitu di Taman Kanak-kanak dan Raudhatul Athfal atau di Kelompok bermain. Rancangan itu sebagai rancangan pembelajaran yang dikenal dengan kegiatan pembelajaran atau pelaksanaan program.(Nduru et al. 2024)
- Anak usia dini (0-6 tahun) merupakan periode emas bagi perkembangan anak, termasuk dalam aspek komunikasi verbal. Pada masa ini, anak-anak mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang pesat, termasuk kemampuan untuk berbicara dan memahami bahasa(Musi and Winata 2017). Kemampuan komunikasi verbal yang baik sangatlah penting bagi anak untuk dapat berinteraksi dengan orang lain, mengekspresikan diri, dan belajar. Di masa usia dini, anak-anak belajar berkomunikasi secara verbal dengan berbagai cara, salah satunya melalui bermain. Bermain peran merupakan salah satu jenis bermain yang memungkinkan anak untuk meniru dan mengeksplorasi berbagai peran sosial dan situasi komunikasi. Pendekatan bermain peran dalam pembelajaran PAUD telah banyak digunakan dan terbukti bermanfaat dalam meningkatkan berbagai aspek perkembangan anak, termasuk kemampuan komunikasi verbal.(Askar Khalid 2014)
- Melalui metode pembelajaran bermain peran, anak dilatih untuk mengungkapkan ide, harapan, dan keinginan mereka sesuai imajinasi dengan batasan cerita atau peran yang diberikan. Metode bermain peran juga memberikan suasana baru bagi anak didik dalam proses pembelajaran yang dilakukan dalam suasana bermain tanpa terbebani oleh tugas perkembangannya (Aufa Amroini Indah Saesari, Mei Fita Asri Untari, and Duwi Nuvitalia 2023). Moeslichatoen (2004:32) menekankan bahwa, "melalui kegiatan bermain peran anak dapat melatih kemampuan bahasanya dengan cara mendengarkan bunyi, mengucapkan suku kata, memperluas kosa kata serta berbicara sesuai dengan tata bahasa Indonesia". Bermain peran merupakan salah satu cara belajar yang paling efektif bagi anak usia dini. Bermain peran, khususnya, merupakan kegiatan yang menyenangkan dan menarik bagi anak-anak (Prawoko, Kristiantari, and Putra 2019). Dalam bermain peran, anak-anak dapat berpura-pura menjadi berbagai macam karakter dan mengalami berbagai macam situasi. Hal ini dapat membantu mereka untuk mengembangkan kemampuan komunikasi verbalnya dengan cara yang menyenangkan dan natural.(Muliyana and Eka Wardhana 2022)
- Metode bermain peran mempunyai beberapa komponen penting:Â
- Peran dan Karakter: Anak memerankan peran tertulis dalam latihan terstruktur. Mereka bisa jadi orang sungguhan atau dibuat-buat.
- Skenario atau Situasi: Ada berbagai kompleksitas dan realisme yang dapat disimulasikan dalam skenario tertentu. Konteks dan tujuan permainan peran ditentukan oleh lingkungan di mana permainan bermain peran tersebut berlangsung.
- Interaksi Sosial: Anak terlibat dalam aktivitas bermain peran seperti berbicara satu sama lain, bekerja sama, dan memecahkan masalah.
- Pengembangan Keterampilan: Anak meningkatkan kemampuan komunikasi, sosial, emosional, dan intelektual mereka melalui permainan bermain peran. Mereka tanggap terhadap masalah dari berbagai perspektif, analitis, dan pemecahan masalah.
- Pengalaman Praktis: Metode ini menekankan pembelajaran langsung untuk lebih mempersiapkan anak menghadapi tantangan dunia nyata.
- Penghayatan Emosional: Anak dapat mengantisipasi dan memproses reaksi mereka sendiri terhadap keadaan tertentu dengan lebih baik dengan terlibat dalam permainan peran (A. L. Harianja et al., 2023).
- Berdasarkan hal di atas, masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah "bagaimanakah gambaran penggunaan metode bermain peran dan apakah terdapat pengaruh bermain peran terhadap kemampuan komunikasi verbal anak usia dini.
- Hasil penelitian ini diharapkan memberi manfaat yang berarti baik secara teoretis maupun secara praktis. Termasuk ke dalam hal manfaat teoretis diharapkan dapat memberikan sumbangsih minimal memberikan penguatan tentang teori aplikasi metode bermain peran (role playing) terhadap kemampuan komunikasi verbal anak(Fathia et al. 2023). Manfaat secara praktis diharapkan berguna sebagai informasi bagi guru dan orang tua anak dalam upaya memperbaiki kemampuan komunikasi verbal anak. Bagi peneliti, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai temuan awal untuk melakukan penelitian lanjut mengenai pengembangan pengaruh bermain peran terhadap kemampuan komunikasi verbal anak usia dini(Askar Khalid 2014).
- Rumusan Masalah
- Sesuai dengan latar belakang tersebut rumusan masalah dari penelitian ini adalah bagaimana pengaruh metode pendekatan bermain peran terhadap anak usia dini, bagaimana gambaran kemampuan berbicara anak sebelum diberikan metode bermain peran
- Tujuan Penelitian
- Mengidentifikasi bagaimana pengaruh penggunaan metode bermain peran pada anak usia 5-6 tahun di RA zaid bin tsabit
- Menganalisis pengaruh pendekatan bermain peran dalam pembelajaran PAUD terhadap kemampaun komunikasi verbal anak usia dini
- Manfaat Penelitian
- Dari hasil penelitian ini diharapkan memberikan manfaat yang berarti bagi perorangan/institusi sebagai berikut:
- Manfaat Teoritis
- Bagi penulis
- Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan dan memberikan pengalaman serta pengetahuan yang lebih mendalam tentang pengaruh metode bermain peran terhadap kemampuan komunikasi verbal anak usia dini.
- Bagi pembaca
- Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan mengenai penelitian yang berkaitan dengan pengaruh metode bermain peran terhadap kemampuan komunikasi verbal anak usia dini.
- Manfaat Praktis
- Bagi anak
- Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan komunikasi verbal pada anak usia dini
- KAJIAN LITERATUR
- Komunikasi verbal adalah kemampuan anak untuk berinteraksi dan menyampaikan informasi ke lingkungan sekitarnya atau kepada orang lain. Kemampuan komunikasi verbal yang baik pada anak usia dini sangat penting untuk perkembangan sosial, emosional, dan kognitif mereka(Yustika 2020). Anak usia dini yang memiliki kemampuan komunikasi verbal yang baik dapat a.)mengekspresikan kebutuhan, pikiran, dan perasaan mereka. b.)membangun dan mempertahankan hubungan dengan orang lain. c.)dan berpatisipasi dalam kegiatan belajar mengajar secara efektif.(Rahmawati 2015)
- Perkembangan komunikasi verbal pada anak usia dini dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu lingkungan yang kaya akan interaksi sosial dan paparan bahasa lisan dapat membantu anak-anak mengembangkan kemampuan komunikasi verbal, dan  berinteraksi sosial dengan orang lain terutama orang dewasa dan teman sebaya yang memberikan kesempatan bagi anak-anak untuk berlatih menggunakan bahasa dan mengembangkan ketrampilanmereka, dan pengalaman belajar yang merupakan strategi pembelajaran yang tepat dapat membantu anak-anak belajar bahasa dengan lebih efektif dan efisien.(Aulina 2015)
- Pendekatan bermain peran adalah strategi pembelajaran yang melibatkan anak-anak dalam simulasi situasi kehidupan nyata, dalam bermain peran anak-anak dapat berpura-pura menjadi orang lain, melakukan tindakan yang berbeda, serta menggunakan bahasa untuk berkomunikasi dengan satu sama lain(Mardiani and Yetti 2020). Manfaat pendekatan bermain peran bagi perkembangan anak usia dini, termasuk meningkatkan komunikasi verbal, meningkatkan ketrampilan sosial dan emosional, meningkatkan kreativitas dan imajinasi. Beberapa penelitian sebelumnya telah menunjukkan efektifitas pendekatan bermain peran dalam meningkatkan kemampuan komunikasi verbal anak usia dini. (Alim Amri 2017)
- Menurut Sofiani dkk (2002: 80) bahwa bermain peran adalah suatu kegiatan permainan yang memerankan tokoh-tokoh atau benda-benda sekitar anak sehingga dapat dipakai oleh anak untuk mengembangkan daya khayal atau imajinasinya sehingga dapat menghayati tujuan dari kegiatan tersebut.
- Erikson & Vygotsky (Mutiah: 2010) menyatakan bahwa bermain peran merupakan permainan simbolis, pura-pura, make belive, imajinasi, fantasia tau main drama.
- Menurut Wahab (2007), bermain peran merupakan kegiatan berakting sesuai dengan peran yang telah ditentukan sebelumnya.
- Sejalan dengan Desmita (2013) tujuan permainan secara sosial dapat dilihat melalui permainan fantasi dengan memerankan suatu peran, anak akan belajar memahami orang lain dan peran-peran yang akan dia mainkan.(PRASETYA 2022)
- METODE PENELITIAN
- a. Jenis Penelitian
- Metode penelitian yang peneliti gunakan adalah pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. alasannya menggunakan metode kualitatif ialah untuk memahami fenomena-fenomena berdasarkan pendapat atau pandangan internal, dan bukan berdasarkan pendapat dari peneliti sendiri. Penelitian ini difokuskan pada suatu kasus tertentu yaitu penggunaan metode bermain peran dalam mengembangkan kekmampuan komunikasi verbal anak usia dini di RA zaid bin tsabit. Studi kasus ini dilakukan untuk memahami lebih baik dan mendalam tentang penggunaan metode bermain peran. Selain itu studi kasus dilakukan guna mengetahui secara intrinsik penggunaan metode bermain peran dalam mengembangkan kemampuan komunikasi anak usia dini di RA zaid bin tsabit.(Dewi and Hidayah 2019)
- b. Populasi dan Sampel
- Populasi penelitian adalah anak usia 5-6 tahun di RA zaid bin tsabit . Sampel penlitian terdiri dari 6 anak yang diambil dari satu kelas dan dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
- c. Instrumen Penelitian
- Instrumen penelitian yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah :
- Observasi kemampuan komunikasi bahasa verbal
- Peneliti menggunakan instrumen observasi ini untuk mengamati kemampuan anak saat mereka terlibat dalam kegiatan bermain peran dan dalam menggunakan bahasa dalam berbagai situasi seperti saat berbicara dengan teman, orang tua, atau guru.
- Wawancara
- Peneliti menggunakan atau melakukan wawancara dengan guru, anak-anak dan orang tua untuk mendapatkan pemahaman tentang pengalaman dan perspektif mereka tarkait dengan pendekatan bermain peran dan kemampuan komunikasi verbal anak usia dini.
- Teknik Pengumpulan Data
- Teknik pengumpulan yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah :
- Observasi partisipan
- Peneliti terlibat ke dalam kegiatan bermain peran bersama anak-anak untuk mengamati secara langsung bagaimana anak menggunakan bahasa dan berkomunikasi dengan peneliti atau teman sebaya
- Wawancara semi-terstruktur
- Peneliti menggunakan panduan wawancara untuk menggali informasi yang mendalam dari guru, anak, dan orang tua.
- Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh pendekatan bermain peran terhadap kemampuan komunikasi verbal anak usia dini di RA zaid bin tsabit
Skenario Bermain Peran (Drama)
"BELANJA DI PASAR TRADISIONAL"
Tokoh :
Penjual Sayur : Seorang anak yang menjual sayur-sayuran di pasar
Penjual Buah : Seorang anak yang menjual buah-buahan di pasar
Penjual Ikan : Seorang anak yang menjual ikal di pasar
Pembeli 1 : Seorang anak yang ingin membeli sayur-sayuran
Pembeli 2 : Â Seorang anak yang ingin membeli buah-buahan
Pembeli 3 : Seorang anak yang ingin membeli ikan
Setting :
Pasar tradisional yang ramai, penjual-penjual sedang menata dagangannya, ada lapak-lapak yang menjual berbagai macam barang, seperti sayur, buah, ikan, bumbu dapur, dll.
Adegan 1
Suasana pagi di pasar tradisional yang ramai.
Penjual-penjual sedang menata dagangan mereka dan bersiap-siap untuk menyambut pembeli.
Penjual Sayur : "Sayur segar, sayur murah, silahkan mampir!"
Penjual Buah : "Buah manis, buah segar, disini tempatnya!"
Penjual Ikan : "Ikan segar, ikan berkualitas, buruan beli!"
Adegan 2
Pembeli 1 datang ke pasar dan ingin membeli sayur-sayuran. Dia menyapa Penjual Sayur dan menanyakan harga sayur.
Pembeli 1: "Selamat pagi, Buk. Sayur bayamnya berapa?"
Penjual Sayur: "Selamat pagi, Nak. Sayur bayamnya Rp5.000 per ikat."
Pembeli 1: "Baiklah, saya mau beli dua ikat.
Penjual Sayur: Ini nak sayurnya
Pembeli 1: "Dan ini uangnya bu. Terima kasih, buk. Sayurnya segar sekali."
Penjual Sayur: "Sama-sama, Nak. Senang bisa membantu."
Adegan 3
Pembeli 2 datang ke pasar dan ingin membeli buah-buahan. Dia menyapa Penjual Buah dan menanyakan jenis buah yang tersedia.
Pembeli 2: "Selamat siang, Bu. Ada apa saja buahnya hari ini?"
Penjual Buah: "Selamat siang, Nak. Ada pisang, apel, jeruk, dan mangga."
Pembeli 2: "Wah, banyak sekali. Saya mau beli pisang dan apel, masing-masing satu kilogram."
Penjual Buah: "Baiklah, saya siapkan dulu ya. Ini nak buahnya"
Pembeli 2: Baik bu, ini uangnya bu terimakasih banyak buahnya manis dan segar."
Penjual Buah: "Sama-sama, Nak. Selamat menikmati."
Adegan 4
Pembeli 3 datang ke pasar dan ingin membeli ikan untuk menu masakannya hari ini. Ia menyapa penjual ikan dan menanyakan ikan segar hari ini.
Pembeli 2: "Hallo bu, saya ingin membeli ikan. Ikan gurame ada?"
Penjual Ikan: "Ada, Nak. Ikan gurame segarnya Rp25.000 per kilogram."
Pembeli 2: "Baiklah, saya mau beli ikan gurame 1 kilogram."
Penjual Ikan: "Oke, ini nak ikannya."
Pembeli 2: "Baik terimakasih bu, ini uangnya bu, ikannya segar sekali
Penjual Ikan: "Sama-sama nak."
Penutup:
Penjual Sayur, Penjual Buah, dan Penjual Ikan senang karena dagangan mereka laku terjual.
Pembeli 1, 2, dan Pembeli 3 senang karena mendapatkan sayur, buah, dan ikan yang segar.
- HASIL DAN PEMBAHASAN
- Gambaran Umum Lokasi Sekolah
- Raudhatul Athfal zaid bin tsabit berada di Jalan Teuku Umar, Kelurahan Bangkinang, Kecamatan Bangkinang Kota, Kabupaten Kampar Provinsi Riau. Raudhatul Athfal zaid bin tsabit didirikan oleh ketua yayasan Zaid bin Tsabit dan pengelolahnya adalah kepala sekolah Raudhatul Athfal zaid bin tsabit.
- Raudhatul Athfal zaid bin tsabit memiliki tenaga pengajar sebanyak 5 orang yaitu kepala sekolah dan 4 guru kelas.
- Proses pembelajaran yang terlaksana di Raudhatul Athfal zaid bin tsabit ini sesuai dengan Prosem (Program Semester) dan RPPM (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Mingguan) serta RPPH (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian)
- yang merujuk pada pembelajaran tematik dengan tema-tema yang terlaksana di
- Raudhatul Athfal zaid bin tsabit.
- Raudhatul Athfal zaid bin tsabit memiliki 4 ruang kelas yang terdiri dari ruang kelas A dan ruang kelas B dan 2 lainnya adalah KB jumlah keseluruhan anak didik di Raudhatul Athfal zaid bin tsabit pada tahun ajaran 2023-2024 sebanyak 30 orang anak. Selain itu, Raudhatul Athfal zaid bin tsabit memiliki 1 ruang kantor, 1 dapur, dan kamar mandi di setiap ruang kelasnya. Adapun kondisi alat permainan adalah sebagai berikut: ayunan 4 buah dengan kondisi baik, putaran 1 buah dengan kondisi baik, perosotan 2 buah dengan kondisi baik.
- Hasil Observasi
- Hasil observasi yang dilakukan terhadap anak usia dini tersebut menunjukkan bahwa terdapat beberapa perbedaan. Dimana A adalah kelompok anak yang bermin peran dan B adalah kelompok anak yang tidak bermain peran atau hanya dengan dikontrol saja. Hasil yang didapatkan adalah perkembangan kemampuan komunikasi verbal, Dimana kelompok A lebih memiliki kemampuan bahasa secara aktif, memiliki kemampuan kosakata yang lebih luas, memiliki kemampuan tata bahasa yang lebih baik, dan memiliki kemampuan bercerita yang lebih baik. Sedangkan kelompok B yang hanya dikontrol saja itu memiliki kemampuan bahasa yg kurang aktif, memiliki kemampuan kosakata yg lebih sedikit.
- Hasil Tes Kemampuan Komunikasi Verbal
- Hasil tes kemampuan komunikasi verbal menunjukkan perbedaan yang signifikan antara kelompok A dan kelompok B. kelompok A memperoleh nilai yang tinggi pada tes dibandingkan dengan kelompok B. Hal ini menunjukkan bahwa pendekatan bermain peran memiliki efek positif terhadap kemampuan komunikasi verbal anak usia dini.
- KESIMPULAN
- Berdasarkan data yang telah diperoleh pada saat melakukan penelitian perkembangan kemampuan berbicara pada anak setelah diberikan perlakuan berupa metode bermain peran dapat disimpulkan bahwa:
- Gambaran perkembangan kemampuan berbicara pada anak di kelompok A Raudhatul Athfal zaid bin tsabit sebelum diberi perlakuan metode bermain peran menunjukkan bahwa kategori kemampuan berbicara anak masih rendah.
- Gambaran perkembangan berbicara pada anak kelompok A Raudhatul Athfal zaid bin tsabit setelah diberi perlakuan metode bermain peran menunjukkan bahwa kategori kemampuan berbicara anak meningkat.
- Ada pengaruh metode bermain peran terhadap kemampuan berbicara pada anak di kelompok A Raudhatul Athfal zaid bin tsabit
Sesuai dengan temuan riset yang telah diuraikan, maka dapat disimpukan bahwa penerapan metode bermain peran mampu meningkatkan perkembangan komunikasi verbal anak di RA zaid bin tsabit. Hasil ini penting karena memberikan panduan untuk meningkatkan strategi pendidikan, seperti latihan bermain peran. Keterbatasan penelitian ini dapat menjadi titik awal untuk penelitian selanjutnya. Oleh karena itu, penelitian ini berkontribusi terhadap terciptanya metode pengajaran yang lebih efisien dan menarik untuk membina perkembangan komunikasi verbal pada anak.
Â
Â
Â
Â
Â
Â
Â
Â
Â
- Daftar Pustaka
Alim Amri, Nur. 2017. "Pengaruh Metode Bermain Peran Terhadap Kemampuan Komunikasi (Bahasa Ekspresif) Anak Taman Kanak-Kanak Raudhatul Athfal Alauddin Makassar." PEMBELAJAR: Jurnal Ilmu Pendidikan, Keguruan, dan Pembelajaran 1(2): 105--7.
Askar Khalid. 2014. "No Title." Applied Microbiology and Biotechnology 85(1): 2071--79.
Aufa Amroini Indah Saesari, Mei Fita Asri Untari, and Duwi Nuvitalia. 2023. "Analisis Metode Bermain Peran Terhadap Keterampilan Berkomunikasi Pada Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Dan Sosial (Ipas) Kelas Iv Sekolah Dasar." Didaktik: Jurnal Ilmiah PGSD STKIP Subang 9(2): 4561--70. doi:10.36989/didaktik.v9i2.1149.
Aulina, Choirun Nisak. 2015. "Pengaruh Bermain Peran Terhadap Kemampuan Sosial Anak Usia Dini." Pedagogia: Jurnal Pendidikan 4(1): 59--69. doi:10.21070/pedagogia.v4i1.73.
Dewi, Radix Prima, and Siti Nur Hidayah. 2019. "Metode Study Kasus." Skripsi: 19.
Elisa, Poja Okta Sutria, and Nur Hazizah. 2019. "Penggunaan Metode Bermain Peran Untuk Pengembangan Emosional Anak Usia Dini Dalam Proses Pembelajaran."
Fathia, Wilda, Restu Yuningsih, Vivi Indriyani, Hani Melda, Asrul Fitri, and Universitas Negeri Padang. 2023. "Pengaruh Metode Bermain Peran Terhadap Peningkatan Kecerdasan Linguistik Anak Usia Dini." 4(2): 194--202.
Inten, Dinar Nur. 2017. "Pengembangan Keterampilan Berkomunikasi Anak Usia Dini Melalui Metode Bermain Peran." Mediator: Jurnal Komunikasi 10(1): 109--20. doi:10.29313/mediator.v10i1.2712.
Mardiani, Lili, and Rivda Yetti. 2020. "Penerapan Metode Bermain Peran Dalam Mengembangkan Bahasa Anak Usia Dini." Pendidikan Tambusa 4(1): 502. https://download.garuda.kemdikbud.go.id/article.php?article=1729953&val=13365&title=PENERAPAN METODE BERMAIN PERAN DALAM MENGEMBANGKAN BAHASA ANAK USIA DINI.
Muliyana, and Kautsar Eka Wardhana. 2022. "Meningkatan Kemampuan Berbahasa Dengan Bermain Peran Pada Anak Usia Dini." Borneo Early Childhood Education and Humanity Journal 2(1): 53--62. https://www.amesbostonhotel.com/pengertian-anak-usia-.
Musi, Muhammad Akil, and Widia Winata. 2017. "Efektivitas Bermain Peran Untuk Pengembangan Bahasa Anak." PEMBELAJAR: Jurnal Ilmu Pendidikan, Keguruan, dan Pembelajaran 1(2): 93. doi:10.26858/pembelajar.v1i2.4418.
Nduru, Yudita Nismani, Jemy Saleky Combi, Suardin Zai, and Lily Peggy Kawatu. 2024. "Peran Keluarga Dalam Membentuk Kemampuan Berkomunikasi Anak Usia Dini Melalui Metode Bermain Peran: Perspektif Pendidikan Agama Kristen." Sinar Kasih: Jurnal Pendidikan Agama dan Filsafat 2(2): 240--53.
PRASETYA, BERNADETA CHIKA. 2022. "Pengaruh Metode Bermain Peran Makro Terhadap Keterampilan Membantu Diri (Self Help Skill) Anak Kelompok B." https://digilib.unila.ac.id/68400/3/3. SKRIPSI TANPA BAB PEMBAHASAN.pdf.
Prawoko, Indah, Maria Goreti Rini Kristiantari, and I Ketut Adnyana Putra. 2019. "Pengaruh Metode Bermain Peran Terhadap Peningkatan Keterampilan Berbicara Kelompok ATK Handayani I Denpasar Barat." Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini Undiksha 7(1): 47--56.
Rahmawati, Anayanti. 2015. "Metode Bermain Peran Dan Alat Permainan Edukatif  Untuk Meningkatkan Empati Anak Usia Dini." Jurnal Pendidikan Anak 3(1). doi:10.21831/jpa.v3i1.2875.
Yustika, Nia Hoerniasih. 2020. "Volume 1, Nomor 1 Maret 2020 Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan, Universitas Singaperbangsa Karawang 1." Journal Of Community Education (20): 28--32.
- Â
- Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H