Yang kedelapan ada Ainun, adik istimewa ini penyandang disabilitas Tuna Grahita ia semuanya harus tergantung mood. Ainun ini anak yang centil, manja dan mau diperhatikan lebih, jika ia sudah nyaman dengan satu orang maka ia akan nurut apa yang dikatakan orang tersebut. Ainun ini suka sama cowok ganteng jadi dia mendekati mereka dengan ngambek-ngambek manja mau diperhatikan.
Yang kesembilan ada Imam, adik istimewa ini penyandang disabilitas Hiperaktif ia tidak bisa berfokus pada satu kegiatan. Imam suka bermain piano, bahkan seharian bermain pianopun imam suka. Tapi saat bermain piano, imam tidak fokus dengan piano, ia suka berjalan dan mengambil barang lainnya. Imam berkali-kali mengambil fuzzle dan memainkannya, imam juga berulang kali mematikan dan menghidupkn piano. Imam juga berulangkali mengambil buku bacaan dan alat tulis. Imam tidak suka menulis, tapi imam mengambil cat krayon dan mencoret-coret piano. Satu karakter imam lainnya, ia tidak bisa makan di hadapan orang lain. Imam memilih makan di bawah meja agar tidak dilihat orang lain. Saat pulang sekolah imam lebih sering dijemput mamanya. Iman juga  tidak bisa fokus pada satu kegiatan yang membuat guru sedikit kesulitan dalam mengajarinnya. Program khusus imam adalah bermain piano sehingga sekarang imam sedikit bisa bermain piano. Imam juga diajarkan mendengar cerita dan bermain gunting/tempel gambar agar fokus imam terlatih.
Yang kesepuluh ada Muntasir, adik istimewa ini penyandang disabilitas Tuna Grahita ia kesulitan menulis dan berbicara, Muntasir juga suka mencari perhatian dari gurunya dan akan merasa cemburu atau marah jika gurunya berbicara atau memberi perhatian kepada siswa lain bahkan ia akan memukul anak yang diajak bicara atau diperhatikan oleh gurunya. Hal ini terlihat dari tindakannya yang berusaha menarik perhatian gurunya agar memperhatikannya kembali. Muntasir juga mencari perhatian melalui perilaku tidak pantas, salah satu perilaku yang menjadi kebiasaannya ialah membuka baju atau celana sembarangan. Hal ini menjadi salah satu caranya untuk mengekspresikan diri atau menarik perhatian gurunya.
      Dari hasil pengamatan saya guru-guru di SLB YPPC mengajari anak-anak istimewa dengan penuh kesabaran, kasih sayang dan perhatian lebih. Guru-guru disana mengikuti mood muridnya ketika mengajari mereka, karena kalau mood mereka lagi tidak bagus  mereka gak bakalan mau mendengar intruksi apapun. Guru-guru disini pun menjalin komunikasi yang baik dengan orang tua murid supaya tahu perkembangan lebih lanjut anak dan murid mereka. Jadi kebanyak orang tua dan murid karena nyaman mau anak mereka sampai selamanya dengan guru tersebut.
      Hampir semua anak-anak istimewa ini ketika sudah nyaman sama guru mereka masing-masing  tidak bakalan mau dengan guru lain, mereka mau hanya dengan guru lain ketika bersalaman saja. Jadi mereka hanya mendengar intruksi yang diberikan guru mereka masing-masing. Setiap satu orang guru di SLB YPPC mendampingin 5 orang anak istimewa, pasti bakalan muncul pertanyaan mengapa karena 1 guru harus fokus dalam mengajari beberapa murid, mereka tidak terlalu butuh pelajaran tentang teori saja mereka lebih membutuhkan perhatian dan kasih sayang yang ekstra. Karena mereka setiap hari jum'at dan sabtu memiliki program khusus masing-masing  disetiap anak program khusus ini berupa terapi yang sesuai dengan ketunaan dan syndrom masing-masing anak. Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H