Mohon tunggu...
Mutiara El Hikmah
Mutiara El Hikmah Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Selain menyukai kepenulisan, juga tertarik dalam bidang data, teknologi, dan pendidikan.

Selanjutnya

Tutup

Book

Perlu Hati yang Lapang Agar Hidup Menjadi Tenang

15 Juli 2024   11:00 Diperbarui: 15 Juli 2024   11:03 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Buku Hidup ini Lapang, yang Sempit Hati Kita (https://syalmahatpublishing.com)

Buku Hidup ini Lapang, yang Sempit Hati Kita karya Haidar Musyafa merupakan buku motivasi Islam terbitan oleh Syalmahat Publishing pada tahun 2023. Penulis kelahiran Sleman ini sudah menulis dan menerbitkan banyak buku, mulai dari novel-niel biografi, biografi tokoh bangsa, dan buku-buku islami inspiratif yang salah satunya yaitu buku Hidup ini Lapang, yang Sempit Hati Kita ini.

Kehidupan yang sementara ini, seringkali memberikan hal-hal yang tak sesuai keinginan. Kebahagiaan belum tentu membawa tawa, mungkin justru berujung kesedihan yang lama. Beberapa orang bisa saja menganggapnya sebagai angin lalu namun, bagi sebagian orang mungkin akan galau. Terpuruk dan tenggelam dalam persoalan hidupnya. Mereka sangat butuh dorongan dan semangat untuk bisa melanjutkan hidup.

Buku yang berjumlah 232 halaman ini terdiri dari 31 bab yang dikemas secara sederhana. Menyajikan kiat-kiat agar hidup kita terasa lapang dan hati mudah bersyukur atas nikmat yang telah diberikan oleh Allah swt. Perasaan sempit akan menjadi lapang ketika kita berusaha membuka mata hati. Kemudian menerima semua pemberian-Nya dengan ikhlas dan penuh rida.

Sebab hidup ini berjalan tidak dalam kendali kita. Hanya Allah swt. yang memiliki hak mutlak atas hidup yang kita jalani.

“Takdir Tuhan sebagai skenario-Nya bukan untuk dibaca dan ditebak-tebak, tapi hanya untuk dimainkan dengan sebaik-baiknya oleh kita sebagai pemeran utamanya." (halaman 83)

– Haidar Musyafa –

Jika kita senantiasa bersyukur kepada Allah swt. atas segala hal dan bersabar ketika mendapat cobaan tentu kita akan merasa bahwa hidup ini indah. Namun sebaliknya, jika kita jarang bersyukur atas nikmat-Nya, maka hidup akan terasa menyesakkan. Indah tidaknya hidup ini, tergantung bagaimana kita menikmati dan menyikapinya.

“Hidup hanya ada dua sisi yang bergantian menghampiri, kesusahan dan kebahagiaan, kesempitan dan kelapangan, penderitaan dan kesenangan, kegagalan dan kesuksesan. Dari situlah kita belajar untuk menjadi pribadi yang kuat dan tegar.” (halaman 210)

– Haidar Musyafa –

Sebagai manusia, kita tentu memiliki perasaan sedih dan kecewa. Terlebih lagi jika usaha yang sudah kita lakukan secara maksimal justru menghasilkan kekecewaan. Saban hari kita berdoa kepada Allah swt. tetapi yang terjadi tidak sesuai dengan yang kita inginkan. Sehingga, kita merasa hidup makin sempit. Semua yang kita harapkan dan mimpikan sejak lama tidak kunjung terwujud juga. Lalu, pantaskah kita sedih dan menyalahkan Allah?

Buku ini akan menjawab pertanyaan tersebut. Hal-hal yang terbesit di benak kita tentang hidup, kegelisahan, dan apa yang sebaiknya kita lakukan akan dipaparkan penulis dengan rinci. Dilengkapi firman Allah swt. dan beberapa kutipan bijak pada setiap babnya. Dengan gaya bahasa penulisan yang ringan dan mudah dipahami, buku ini bisa habis dibaca sekali duduk. Bukan hanya untuk orang dewasa yang sudah terbiasa akan penatnya hidup, buku ini akan cocok jika dibaca oleh remaja.

Salah satu penyebab hidup kita terasa hampa, tidak tenang, dan jauh dari harapan adalah karena kehilangan rasa bergantung hanya kepada Allah swt. atau bisa disebut dengan tawakal. Tawakal merupakan suatu sikap mental dari seseorang yang telah merasa yakin bahwa Allah swt. adalah Dzat yang mengatur apapun yang ada di alam semesta. Hanya Dia-lah sebaik-baik pelindung dan penolong dalam segala sesuatu, termasuk urusan hidup kita.

Jika ingin hidup penuh ketenangan, kedamaian, dan kecukupan, maka hendaknya kita menjadikan Allah swt. sebaik-baiknya pelindung. Berserah diri atas semua proses hidup yang kita lalui. Dengan senantiasa bergantung kepada-Nya, hati kita akan menjadi lapang. Sehingga, hidup pun menjadi lapang dan kebahagiaan akan kita dapatkan. InsyaAllah.

Selamat membaca 😊

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun