Mohon tunggu...
Mutiara Dwi Z
Mutiara Dwi Z Mohon Tunggu... Sejarawan - Mahasiswi Sejarah UNAND

Saya seorang pecinta sejarah dan alam yang suka berkeliling mencari sesuatu untuk apresiasi dan diteliti

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Gen Z dan Mental Health-nya

9 Januari 2024   21:41 Diperbarui: 9 Januari 2024   22:05 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Laman yang sama juga menyebutkan bahwa Generasi Z memiliki keunggulan dapat melakukan berbagai kegiatan dalam satu waktu. Hal ini dikarenakan Generasi ini telah mengenal teknologi modern sedari kecil. Maka dari itu, pemahaman mengenai teknologi yang kebiasaan pun mempengaruhi keunggulan ini. Hampir semua Gen Z memiliki kemampuan ini. Penulis yang merupakan seorang Gen Z pun ketika menulis tulisan ini sambil mendengarkan lagu Payung Teduh yang berjudul “Akad”. 

Dibalik keunggulan yang dimiliki Gen Z, Gen Z kerap juga dicap dengan generasi lemah atau generasi manja. Julukan-julukan ini dikaitkan dengan perilaku Generasi Z yang sering mengeluh, curhat di medsos, berdiam diri atau bahkan mengasingkan diri dari keramaian (recharge energy). Eit, kok bisa hal ini melekat pada karakteristik Gen Z?

Setiap generasi memiliki karakteristik yang sesuai dengan keadaan dunia ketika mereka dilahirkan. Keadaan dunia ini mempengaruhi bagaimana para anak-anak yang tumbuh diperiode tersebut menghadapi dunia. Seperti The Lost Generation (Generasi tahun 1883-1900) atau The Greatest Generation (Generasi tahun 1901-1924.

The Lost Generation dan The Greatest Generation lahir pada saat dunia sedang mengalami perpecahan. Perang berkecamuk di mana-mana. Anak-anak yang lahir pada masa ini hanya fokus ke pada satu hal, yaitu bertahan hidup.

Generasi Z adalah mereka yang lahir pada tahun 1995 hingga tahun 2013. Pada periode ini, kehidupan dunia sangat jauh berbeda dengan masa sebelumnya. Keadaan dunia jauh lebih aman dan teknologi telah berkembang dengan pesat. Generasi ini tidak harus takut akan ancaman perang yang membayangi seperti generasi-generasi sebelumnya. 

Generasi ini dilayani dengan berbagai kemudahan yang tidak didapatkan generasi sebelumnya. Kemudahan-kemudahan ini memberi kesempatan bagi Generasi Z untuk mengeksplor dunia jauh lebih luas. Generasi ini juga diberi kesempatan untuk membahas hal-hal yang tidak bahas generasi sebelumnya, salah satunya yaitu “Kesehatan Mental”.  

Salah satu bentuk eksplorasi yang dilakukan oleh generasi ini ialah Nilai Pribadi atau Self-Value yang dimiliki suatu individu. Generasi ini sangat melek terhadap segala hal yang dikhawatirkan dapat menganggu Self-Value mereka. Dan yaa, pengetahuan “Kesehatan mental” adalah salah satu produknya.

Kecenderungan Gen Z membahas Kesehatan Mental dikarenakan Generasi sebelumnya tidak menghadirkan isu ini ke ruang publik. Isu-isu kesehatan mental baru eksis pada masa ini karena Gen Z yang melek akan hal ini. Akhirnya, Generasi sebelumnya yang masih awam terhadap masalah ini menganggap Gen Z sebagai generasi yang kurang kerjaan dan lemah. Ketika Gen Z berusaha untuk mementingkan Kesehatan Mentalnya, generasi sebelumnya tentu menganggap hal ini tidak biasa. Generasi Milenial, Gen X dan baby boomers yang notabene tidak memahami hal ini lah yang kerap kali mengecap Gen Z sebagai Generasi lemah.

Jadi, bagaimana sih seharusnya tanggapan tiap generasi dengan Isu kesehatan mental ini? 

Generasi sebelum Gen Z seperti milenial, baby boomers dan lainnya dapat memulai dengan mengenal apa itu “Kesehatan Mental”. Generasi-generasi ini harus paham pula bagaimana keadaan dunia yang membentuk karakter Gen Z.

Dunia yang terus berkembang tidak sama seperti masa mereka. Segala hal sudah lebih mudah dan lebih canggih. Sudah saatnya generasi-generasi ini paham dan menerima dunia yang mereka jalani saat ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun