Mohon tunggu...
Mutia Rachma
Mutia Rachma Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Wanderer, cooking and sport enthusiast. https://www.tumblr.com/blog/duniamute

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Melihat Kereta Api Berjalan

27 Juni 2016   14:55 Diperbarui: 27 Juni 2016   15:06 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku adalah anak perempuan satu-satunya di keluarga dan cukup lama menjadi anak bungsu, sebelum akhirnya adikku lahir saat aku berumur 11 tahun. Jadi hubunganku dengan Bapak sangatlah dekat. Maka pagi itu, selagi kakak-kakakku yang semua laki-laki bermain bersama para sepupu aku dan Bapak berjalan-jalan berdua.

“Yuk..”Ajak Bapak sambil menggandeng tanganku. Aku adalah gadis paling bahagia. Udara sejuk menyapu wajahku dan kami terus berjalan dengan pemandangan sawah di kanan-kiri.

Hanya butuh waktu sekitar 10 menit berjalan santai untuk tiba di Stasiun. Segera suara celoteh antusias beragam manusia memenuhi Stasiun yang terbilang kecil itu. Tak lama gemuruh lokomotif terdengar dikejauhan, Bapak menarikku mendekati rel,

“Lihat lebih dekat dari sini…”Kata Bapak masih memegang tanganku. Aku bisa melihat lokomotif dari arah barat yang menarik gerbong-gerbong berwarna biru-oranye perlahan memasuki Stasiun. Mereka berhenti lama. Tapi Bapak menarikku menuju Timur.

Kami berjalan meniti rel-rel yang mulai menyatu menjadi satu rel panjang hingga hilang pandangan di arah timur. Sambil mendengar cerita Bapak tentang ukuran rel yang bermacam-macam, juga jenis lokomotif dan gerbong kereta yang warnanya juga sangat beragam aku akan mencari daun putri malu yang tumbuh liar dipinggiran rel.

***

Saat peluit berbunyi tanda kereta akan mulai berjalan dari Stasiun, Bapak akan berkata “Rinta…menyingkir, keretanya mau lewat…”

Aku yang asyik mengucupkan daun putri malu mendongakkan kepala melihat ke arah Stasiun di belakangku dan cepat menyingkir. Dengan wajah bahagia aku akan berkata “Wah keretanya mau jalan lagi tuh Pak…” sambil menunjuk lokomotif yang menarik kereta perlahan meninggalkan Stasiun Karanganyar. Entah bagaimana, rasanya senang sekali, melihat lokomotif yang menarik deretan kereta berjalan dan menjauh di tengah hamparan sawah dengan latar gunung dan langit biru.

Kegiatan pagi itu akan berakhir sekitar pukul 9 pagi. Sambil terus mengucupkan daun putri malu dan perlahan meniti rel kereta aku terus mendengarkan cerita Bapak. Jika sudah tinggal di rumah Mbah kakung dan Putri, akan begini aktivitas pagiku tiap pagi hingga hari lebaran.

***

Kegiatan itu berhenti setelah aku mulai besar dan punya adik kecil. Tapi aku takkan lupa manisnya masa-masa itu. Bersama Bapak menikmati kereta api berjalan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun