Mohon tunggu...
Mutiara Bena
Mutiara Bena Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Menyembuhkan Namun Mematikan (Bagi Otot)

25 Oktober 2017   21:07 Diperbarui: 25 Oktober 2017   21:18 863
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Selamat datang dan selamat membaca readers! Semua orang pasti pernah mengalami yang namanya peradangan, seperti sakit gigi, sakit kepala, demam dan lain-lain. Lalu apa yang kita lakukan setelah itu adalah mengkonsumsi obat antiinflamasi  untuk meredakan peradangan tersebut. Namun, ternyata sesudah kita mengkonsumsi obat antiinflamasi ada efek samping yang ditimbulkan bagi otot kita lho. Bagaimana bisa dan apa yang terjadi akan kita bahas kali ini!

Inflamasi atau biasa disebut radang merupakan respon utama sistem kekebalan terhadap infeksi dan iritasi dari suatu organisme berupa rangkaian reaksi yang terjadi pada tempat jaringan yang mengalami cedera seperti karena terbakar atau terinfeksi. Jadi kesimpulannya, inflamasi adalah upaya tubuh untuk perlindungan diri dengan tujuan untuk menghilangkan rangsangan berbahaya, termasuk sel-sel yang rusak, iritasi, atau patogen dan memulai proses penyembuhan. 

Peradangan merupakan bagian dari respon sistem kekebalan tubuh. Ketika terjadi sesuatu yang berbahaya mempengaruhi bagian dari tubuh kita, ada respon biologis yang mencoba untuk menghapusnya, tanda-tanda dan gejala dari peradangan akut khusus menunjukan bahwa tubuh sedang berusaha untuk menyembuhkan dirinya sendiri. Inflamasi bukan berarti infeksi, bahkan ketika infeksi menyebabkan peradangan sekalipun. Infeksi disebabkan oleh bakteri, virus, dan jamur, sedangkan peradangan merupakan respon tubuh untuk itu. Peradangan juga terjadi misalnya saat kita terluka suatu mediator inflamasi akan terdeteksi oleh tubuh kita. 

Lalu permeabilitas sel di tempat yang terdapat luka tersebut meningkat diikuti keluarnya cairan ke tempat radang. Maka, terjadilah pembengkakan. Kemudian terjadi pelebaran pembuluh darah perifer sehingga aliran darah dipacu ke tempat tersebut. Akibatnya timbul warna merah dan terjadi migrasi sel-sel darah putih sebagai pasukan pertahanan tubuh.

Inflamasi sendiri dibagi menjadi 2, yaitu peradangan akut dan peradangan kronik. Perbedaanya adalah peradangan akut mulai dengan cepat dan dengan cepat menjadi parah. Tanda dan gejalanya hanya hadir selama beberapa hari dan dapat bertahan selama beberapa minggu. Contohnya adalah: penyakit bronkitis akut, usus buntu akut, tumbuh kuku terinfeksi, sakit tenggorokan dari pilek dan flu, dan lain-lain. Sedangkan peradangan kronik adalah peradangan jangka panjang yang dapat berlangsung selama berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun. Contohnya adalah: asma, sinusitis kronik, periodontitis kronik, dan lain-lain.

Untuk mengobati peradangan yang terjadi kita biasanya mengonsumi obat antiinflamasi, antiinflamasi berarti anti peradangan. Obat antiinflamasi dapat menyembuhkan adanya peradangan yang disebabkan bukan karena mikroorganisme (non infeksi) melainkan peradangan yang timbul sebagai respon cedera pada jaringan dan infeksi.  Obat antiinflamasi sendiri dibagi menjadi dua bagian, yaitu steroid dan nonsteroid antiinflamation drugs (NSAID). NSAID merupakan obat yang umum digunakan untuk mengobati gangguan fungsi sendi, ligamen, otot, saraf, tendon, dan tulang belakang (muskuloskeletal). 

Golongan obat ini bekerja dengan menghambat enzim siklooksigenase (yang dapat menyebabkan inflamasi dan rasa nyeri) sehingga dapat menggangu perubahan asam arakidonat (perangsang peradangan) menjadi prostaglandin (merupakan mediator pada inflamasai yang menyebabkan kita merasa perih, nyeri, dan panas). NSAID memiliki khasiat analgesik (pereda nyeri), antipiretik (penurun panas), dan antiinflamasi (anti peradangan).

Sedangkan obat antiinflamasi steroid  bekerja dengan cara menghambat enzim phospolipase A2 sehingga tidak terbentuk asam arakidonat (maka tidak terbentuk prostaglandin) dan mempengaruhi kecepatan sintetis protein. Steroid sendiri dibagi menjadi 2 berdasarkan aktivitasnya, yaitu Glukokortikoid dan mineralokortikoid. 

Glukokortikoid memiliki peranan pada metabolisme glukosa, pada manusia glukokortikoid alami yang utama adalah kortisol atau hidrokortison. Sedangkan mineralkortikoid memiliki retensi garam. Pada manusia, mineralkortikoid yang utama adalah aldosteron. Selain glukokortikoid alami, telah banyak disintetis glukokortikoid sintetik yang digunakan untuk pengobatan penyakit-penyakit inflasi. Contohnya antara lain, deksametason, prednison, metil predmisolon, triamsinolon, dan betametason.

Jika kita amati kembali, bagi kebanyakan orang otot merupakan hal yang bisa dibanggakan apabila kita memiliki otot seperti gambar dibawah ini, terutama bagi para pria.

Memiliki otot yang besar seperti itu akan membuat badan kita terlihat lebih keras dan kekar. Biasanya, para pria membentuk otot ini demi menunjang penampilan, karena tuntutan profesi yang mengharuskan memiliki tubuh atletis dan memiliki otot yang besar serta kekar, misalnya. Otot ini dapat terbentuk karena berolah raga setiap harinya maka dapat terbentuk, atau seperti misalnya memiliki profesi sebagi petinju, pasti semuanya memiliki bentuk otot seperti itu. 

Namun sebenarnya, apa yang menyebabkan otot dapat menjadi besar dan kekar seperti itu? Nah, sebenarnya saat kita melakukan kegiatan yang besar dan berat itu sama saja dengan melukai otot kita. Jadi bentuk otot yang besar merupakan sebuah inflamasi. Mengapa bisa demikian? Ini terjadi karena disaat kita menggunakan otot kita untuk melakukan hal yang berlebihan dari yang biasnya kita lakukan (misalnya mengangkat sesuatu yang berat), otot akan mengalami kerusakan mikroskopik. 

Tetapi dalam konteks ini "kerusakan" tersebut merupakan hal yang baik. Serat otot akan robek dikarenakan adanya tekanan dan hal ini ditandai dengan rasa nyeri pegal-pegal yang dalam skala kecil merupakan sesuatu yang bagus. Sel yang terluka akan mengeluarkan molekul inflamasi yang biasa disebut dengan Sitokin.Sitokin akan mengaktifka  sistem kekebalan tubuh untuk memperbaiki otot kita yang cidera/terluka. Lalu saat tidur pada malam hari tubuh akan melepaskan senyawa sitoken tersebut yang berguna untuk memperbaiki kerusakan-kerusakan pada serat otot Ini merupakan saat  di mana pembesaran otot terjadi. 

Pada saat itu lah tubuh akan berusaha membuat otot menjadi lebih tebal dan besar sebagai bentuk persiapan untuk menghadapi beban serupa. Semakin besar kerusakan yang terjadi pada jaringan otot yang kita alami, semakin tubuh kita perlu untuk memperbaiki dirinya sendiri. Siklus yang dihasilkan dari kerusakan dan perbaikan otot akhirnya akan membuat otot semakin besar dan kekar. Karena otot kita lama-kelamaan telah beradaptasi dengan tuntutan pekerjaan yang lebih besar.

Faktor-faktor lainnya seperti tingkat hidrasi dan protein yang kita konsumsi dan masuk ke dalam tubuh, serta istirat yang cukup juga menentukan seberapa besar otot yang dibentuk dapat kembali ke bentuk semula. agar otot tetap tebal maka aktivitas dengan beban serupa atau lebih diperlukan. Sebab bila tidak maka otot akan mengalami atrofi di mana ia perlahan-lahan akan menyusut menjadi kecil.

Lalu, kita kembali lagi kepada obat antiinflamasi steroid dan nonsteroid. Sistem kerja dari obat antiinflamasi nonsteroid terhadap otot adalah dengan menghambat adanya enzim siklooksigenase (cox-1 dan cox-2) dan secara efektif akan mengahbat cox-2 saja sehingga hanya sedikit saja terbentuk senyawa-senyawa penyebab rasa nyeri seperti prostaglandin. 

Selanjutnya adalah obat antiinflamasi steroid, obat ini akan mengakibatkan prostaglandin tidak diproduksi karena asam arakidonat yang merupakan bakal prostaglandin tidak terbentuk. Maka, jika prostaglandin tidak dihasilkan akan mengakibatkan tidak ada rangsangan ke otak untuk mengeluarkan senyawa yang digunakan untuk menyembuhkan jaringan otot.

Semua obat yang kita konsumsi pasti memiliki efek samping, efek samping  yang ditimbulkan pun juga berbeda-beda, sekalipun itu jenisnya sama-sama antiinflamasi yang sebenarnya memiliki banyak manfaat bagi tubuh kita. Obat antiinflamasi nonstereoid (NSAID) memiliki banyak manfaat bagi tubuh kita seperti  membantu mengurangi peradangan, meredakan demam dan meringankan nyeri sendi serta rasa sakit yang berkaitan dengan sakit kepala, pilek, flu, dan radang sendi. 

Contohnya yang sering digunakan antara lain: ibuprofen, naproxen, diklofenak, dan celecoxib. NSAID memiliki tiga efek samping pada fungsi organ yaitu, saluran cerna, ginjal, dan hati. Efek yang paling sering timbul adalah tukak peptik(suatu penyakit terkait asam lambung yang dapat menyebabkan luka hingga bagian muskularis mukosa lambung atau duodenum). Ini terjadi karena sebagian besar obat NSAID bersifat lebih asam daripada basa sehingga lebih banyak terkumpul dalam sel yang bersifat asam seperti pada: lambung, ginjal, dan jaringan inflamasi, intinya lebih banyak berhubungan dengan organ dalam tubuh.

Efek samping lainnya adalah gangguan fungsi thrombosit akibat penghambatan biosintesis tromboksan A2 dengan akibat terjadinya perpanjangan waktu pendarahan. Namun, efek ini justru telah dimanfaatkan untuk terapi terhadap thrombo-emboli. Selain itu, efek samping lain akibat mengkonsumsi obat antiinflamasi nonsteroid diantaranya adalah ulkus lambung dan pendarahan saluran cerna, hal ini dikarenakan oleh adnaya iritasi akibat hambatan biosintesis prostaglandin PGE2 dan prostacyclin. PEG2 dan PGI2 banyak ditemukan dibagian mukosa lambung dengan fungsi untung menghambat sekresi asam lambung dan merangsang sekresi mukus usus halus yang bersifat sitoprotektan.

Kemudian, untuk obat antiinflamasi steroid memiliki efek samping seperti terjadi peningkatan nafsu makan, sulit tidur (insomnia), perubahan suasana hati dan perilaku (moody), flushing (kemerahan) pada wajah, dan berat badan dalam jangka pendek karena retensi air akan meningkat. Namun, efek samping ini dapat membaik setelah beberapa  hari setelah steroid telah dihentikan. Namun, apabila digunakan dalam jangka waktu yang panjang, efek samping yang lebih serius dapat terjadi, seperti misalnya: glaukoma, katarak, tekanan darah tinggi, penyakit jantung, diabetes mellitus, kegemukan, osteoporosis, miopati, kenaikan beberapa jenis infeksi, dan sindrom Cushing.

Tetapi pada dasarnya ketika orang mengonsumsi obat antiinflamasi steroid, mereka akan merasa lebih kuat dari yang seharusnya, sehingga mereka mencoba untuk mengangkat beban lebih berat daripada kemampuan mereka yang sebenarnya, yang dapat menyebabkan air mata otot. Karena itulah, banyak orang yang menginginkan kuat secara instan memilih untuk mengonsumsi obat-obat antiinflamasi steroid secara terus menerus daripada harus melatih otot selama bertahun-tahun. Padahal, kita tahu sendiri bahwa sesuatu yang instan itu tidak baik jika dipaksakan. Karena sebenarnya obat ini membohongi kita dengan mempengaruhi otak agar tidak mengetahui keadaan dari otot yang sebenarnya. Sehingga, otak tidak akan memproduksi sitokin dan sel satelit yang cukup untuk proses regenerasi otot-otot yang baru.

Jadi, kesimpulannya adalah ketika kita mengkonsumsi obat antiinflamasi nonsteroid tidak akan terjadi efek samping yang membahayakan bagi otot dan regenerasi sel-sel otot, sedangkan penggunaan obat antiinflamasi steroid jangka panjang akan berpengaruh bagi sel otot terutama bagi regenerasi sel-sel otot. Jika kita merasakan sakit, nyeri, pegal-pegal karena otot yang tidak terbiasa mengalami kontraksi yang tinggi, atau untuk memperbaiki sel-sel otot yang rusak, sebaiknya melakukan latihan yang sesuai, secara rutin dan bertahap (setiap hari levelnya naik). Istirahat yang teratur, mengkonsumsi makanan yang berprotein tinggi juga bisa membantu untuk menghilangkan rasa nyeri pada otot yang tidak terbiasa. Contoh makanan yang bisa membantu adalah buah stroberi. Buah ini memiliki kandungan kalori yang rendah, sangat cocok bagi mereka yang menjaga berat badan sekaligus ingin membentuk otot karena buah ini memiliki sifat antiinflamasi yang cocok bagi tubuh. Kemudian jenis-jenis minyak seperti: minyak esensial, minyak lavender, dan minyak arnica juga dapat membantu meredakan nyeri, peradangan, dan kerusakan otot karena mengandung antiinflamasi dan analgesik.

Sekian essai penulis yang ketiga ini, semoga apa yang telah saya tulis dapat berguna bagi para pembaca. Bila ada kesalahan kata mohon maaf dan silahkan tulis di kolom komentar. Juga terima kasih karena telah menyempatkan waktunya untuk membaca essay penulis kali ini.

Sumber:

https://dokterindonesiaonline.com/2013/08/31/bahaya-dan-efek-samping-penggunaan-obat-steroid/

http://www.magwuzz.com/2016/02/10-bahan-alami-ini-berguna-untuk-merelaksasi-otot.html

https://medium.com/@cehikal/apa-yang-membuat-otot-membesar-28234665e362

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun