Selamat datang kembali untuk para readers setia saya. Kali ini, saya akan membahas tentang pembelahan pada jaringan permanen. Sebelum membahas lebih lanjut lagi tentang pembelahan pada jaringan permanen, ada baiknya jika saya menjelaskan terlebih dahulu apa itu jaringan dan bagian-bagiannya.
Setiap tubuh tumbuhan pasti memiliki jaringan, jaringan sendiri merupakan sel-sel tumbuhan yang memiliki fungsi dan tujuan yang sama akan berkumpul membentuk jaringan tumbuhan tertentu. Jaringan tumbuhan dapat dibagi menjadi dua berdasarkan aktivitas pembelahan sel yang terjadi selama masa pertumbuhan dan perkembangan, yaitu jaringan meristem(jaringan embrional) dan jaringan permanen (jaringan dewasa).
Saya akan menjelaskan tentang jaringan meristem terlebih dahulu. Jaringan meristem merupakan jaringan yang sel-selnya aktif membelah diri secara mitosis. Kemampuan jaringan meristem untuk bermitosis secara terus-menerus menyebabkan bertambahnya sel-sel baru sehingga tumbuhan mengalami pertambahan tinggi dan volume (perkembangan). Â Jaringan meristem dibagi lagi menjadi 2 berdasarkan asal terbentuknya, yaitu meristem primer dan meristem sekunder. Meristem primer yakni jaringan meristem pada tumbuhan dewasa yang sel-selnya masih aktif membelah dan terletak di pucuk batang dan ujung akar tumbuhan. Â Meristem primer berasal dari sel-sel inisial jaringan meristem yang sudah ada ketika tumbuhan masih dalam fase embrio (Promeristem).Meristem sekunder adalah jaringan meristem yang berasal dari sel-sel dewasa yang berubah sifatnya menjadi sel-sel maristematik. Contoh meristem sekunder adalah kambium dan kambium gabus (felogen).Â
Jaringan meristem dapat dibagi lagi menjadi 3 berdasarkan letak posisinya pada tumbuhan yaitu, meristem apikal, meristem interkaler, dan meristem lateral. Meristem apikal disebut juga sebagai meristem ujung karena letaknya berada di ujung batang utama, ujung batang lateral, dan ujung akar. Meristem apikal menyebabkan pertumbuhan tumbuhan yang disebut pertumbuhan primer (pemanjangan batang dan akar) yang akan menghasilkan daun, bunga, dan tunas apikal. Yang kedua adalah meristem interkaler (aksilar) yang biasa disebut dengan meristem antara karena terletak di antara jaringan dewasa atau jaringan yang sudah berdiferensiasi, contohnya adalah meristem pada pangkal ruas tumbuhan golongan rumput-rumputan. Yang terakhir adalah meristem lateral yang biasa disebut dengan meristem samping karena memanjang sejajar permukaan batang atau akar (bersebelahan dengan organ-organ tumbuhan), contohnya seperti kambium vaskuler dan kambium gabus (felogen)
Nah, setelah mengetahui apa itu jaringan meristem sekarang kita beralih untuk mengetahui lebih lanjut tentang jaringan permanen. Jaringan permanen (Jaringan Dewasa) adalah jaringan yang berasal dari pembelahan sel-sel meristem primer ataupun sekunder yang telah berdiferensiasi atau mengalami perubahan bentuk sesuai dengan fungsinya, jadi jaringan permanen bersifat tidak aktif membelah (nonmaristematik), tidak tumbuh, tidak berkembang lagi.
Jaringan permanen dibagi menjadi 5 dibedakan berdasarkan fungsinya, yaitu: jaringan pelindung, jaringan dasar, jaringan penyokong, jaringan vaskuler, dan jaringan gabus.
 Jaringan Epidermis sering disebut sebagai jaringan pelindung karena jaringan ini tersusun dari lapisan sel-sel yang melindungi permukaan organ tumbuhan seperti akar, batang, daun, buah, dan biji, sehingga juga berfungsi untuk melindungi bagian-bagian di dalam tumbuhan dari segala pengaruh luar yang akan merugikan. Sebagian dari sel-sel inisial epidermis dapat berkembang menjadi alat-alat tambahan lain yang disebut sebagai derivat epidermis, seperti: stomata, trikoma (rambut-rambut), emergensia, spina (duri), sel kipas, sel kersik (silika), velamen,dan litokis. Yang kedua adalah jaringan parenkim yang sering disebut sebagai jaringan dasar karena dapat dijumpai hambir disetiap bagian tubuh tumbuhan.  Yang ketiga adalah jaringan penyokong yang sering disebut sebagai jaringan penguat karena memiliki dinding sel yang tebal dan kuat serta telah mengalami spesialisasi pada sel-selnya sehingga dapat menegakkan batang dan menguatkan daun. Jaringan penguat terdapat dua macam yaitu jaringan kolenkim dan jaringan sklerenkim. Yang keempat adalah jaringan vaskuler atau dibasa disebut jaringan pengangkut karena berfungsi untuk mengangkut air, garam-garam mineral, dan zat makanan hasil fotosintesis. Jaringan pengangkut pada tumbuhan ada 2 yaitu xilem dan floem.Yang terkahir adalah jaringan gabus yang merupakan jaringan yang tersusun oleh sel-sel parenkim gabus. Jaringan ini hanya memiliki sel gabus yang mati dan kosong. Jaringan gabus dibagi lagi menjadi 2 arah pembetukan kambium yaitu, felem dan feloderm. Felem dibentuk kambium gabus ke arah luar dan sel-selnya mati, sedangkan feloderm dibentuk kambium gabus ke arah dalam dan sel-selnya hidup menyerupai parenkim.
Jaringan permanen juga memiliki sifat totipotensi. Lalu apa yang dimaksud dengan totipotensi? Totipotensi merupakan kemampuan setiap sel yang memiliki potensi genetik tumbuhan untuk membentuk individu baru yang lebih sempurna, layaknya sel zigot yang mampu memperbanyak diri dan berdiferensiasi menjadi tanaman lengkap. Jadi sifat totipotensi pada jaringan tumbuhan ini sering dimanfaatkan untuk mempereoleh keturunan yang seragam, dalam jumlah yang banyak, serta terjadi dengan cepat. Pemanfaat itu sering dikenal dengan teknik kultur jaringan. Dengan kata lain, kultur jaringan adalah membudidayakan jaringan tanaman menjadi tanaman baru yang mempunyai sifat sama persis dengan induknya. Penjelasan singkat mengenai cara pengkulturan jaringan yaitu: dengan mengisolasi bagian tanaman yang ingin dikultur, kemudian menumbuhkannya pada media buatan yang kaya akan nutrisi dan zat pengatur tumbuh secara aseptik, dalam wadah tertutup yang tembus cahaya pada suhu tertentu sehingga tanaman dapat beregenerasi menjadi tanaman lengkap.
Prinsip kultur jaringan ini memiliki kemiripan prinsip dengan perkembangbiakan tumbuhan secara vegetatif, misalnya pada metode stek, karena pada metode stek bagian tumbuhan yang telah dipotong sebelumnya dapat tumbuh menjadi satu individu baru yang lebih sempurna. Namun, letak perbedaanya ada pada sterilisasi alat dan bahan yang harus benar-benar diperhatikan pada saat akan menerapkan totipotensi pada tumbuhan.
Keuntungan yang bisa didapat jika kita menerapkan kultur jaringan antara lain: kita bebas menentukan bagian tubuh tumbuhan yang akan diperbanyak, memakan waktu yang relatif singkat, tidak memerlukan ruangan yang luas, dan yang paling dicari adalah dapat menghasilkan banyak tanaman yang baru dari satu jenis tanaman dengan cepat.
Jika jaringan permanen bersifat nonmeristematik (tidak aktif membelah) lalu jika tumbuhan sudah mencapai fase jaringan permanen tumbuhan tidak dapat bertumbuh lagi? Secara garis besar memang jaringan permanen tidka dapat bertumbuh lagi seperti pada fase jairngan meristem. Namun, jika diteliti lebih jauh lagi jaringan permanen juga dapat membelah. Meskipun hanya pada saat tertentu, Â pada jaringan tertentu saja, dan juga untuk tujuan tertentu. Jaringan tersebut merupakan jaringan parenkim dan jaringan gabus. Jaringan gabus berisi sel-sel mati, mengapa bisa berubah sifat menjadi meristematik? Saya akan bahas lebih lanjut untuk itu.
Ketika ada organ tumbuhan yang terluka, maka pada saat itulah jaringan parenkim dapat berubah sifat menjadi jaringan menjadi meristematik. Karena ada organ yang terluka maka sel-sel parenkim akan memperbanyak diri untuk memperbaiki jaringan yang rusak dan menggantinya dengan jaringan yang baru, dengan istilah lain disebut sebgai regenerasi (pertumbuhan kembali bagian tubuh yang telah rusak). Layaknya manusia yang juga butuh tambatan hati setelah disakiti berkali-kali, tumbuhan pun juga sama. Parenkim yang dapat berubah sifat menjadi meristematik ini disebut dengan parenkim penutup luka.
Jaringan permanen lainnya yang masih bersifat meristematik adalah jaringan gabus. Jaringan gabus yang sering disebut sebagai kambium gabus ini memiliki fungsi sebagai pertumbuhan sekunder (pertumbuhan ke arah smaping). Kambium gabus hanya dapat dijumpai pada tumbuhan dikotil dan tidak dengan tumbuhan monokotil. Mengapa? Karena pertumbuhan hanya terjadi di tumbuhan dikotil, contohnya ada lingkaran tahun pada penampang batang. Pada jaringan gabus terdapat korteks sekunder atau biasa disebut dengan feloderm, yang terdiri dari sel-sel yang masih hidup sehingga sangat berpengaruh bagi dalam pertumbuhan sekunder. Feloderm dapat terbentuk karena felogen melakukan pembelahan sel ke arah dalam. Feloderm sendiri melakukan pembelahan sel dengan tujuan agar dapat bertumbuh.
Lalu mengapa bagian jaringan permanen yang lain tidak bersifat meristematik? Seperti jaringan epidermis, jaringan penyokong, dan jaringan vaskuler. Jaringan epidermis terdisi dari satu lapis sel yang tersusun rapat. Jaringan ini sudah tidak dapat melakukan pembelahan sel karena memiliki fungsi utama sebagai perlindungan dan bukan untuk petumbuhan pada tumbuhan. Selain itu, karena letak sel-sel epidermis yang tersusun rapat maka tidak ada ruang lagi bagi sel untuk membelah. Sebagian dari sel-sel epidermis dapat berkembang menjadi derivat epidermis seperti yang sudah saya jelaskan sebelumnya. Â Derivat epidermis ini dapat terbentuk karena adanya perkembangan sel dan bukan karena pembelahan sel.
Jaringan penyokong juga tidak dapat berubah menjadi meristematik jaringan ini terdiri dari kolenkim yang tersusun atas sel hidup dan sklerenkim yang tersusun ata sel mati. Meskipun  kolenkim tersusun atas sel hidup namun jika dilihat dari fungsinya, jaringan penyokong berfungsi sebagai penegak, penguat, dan pelindung. Fungsi tersebut dapat dilakukan tanpa harus melakukan aktivitas pembelahan sel. sedangkan untuk sklerenkim sudah jelas tersusun atas sel mati yang sudah pasti tidak akan bisa melakukan aktivitas pembelahan sel. oleh karena itu jaringan penyokong tidak lagi bersifat meristematik.
Jaringan terakhir yang sudah tidak dapat berubah sifatnya menjadi meristematik adalah jaringan vaskuler. Jaringan ini terdiri atas xilem dan floem. Xilem tersusun atas sel-sel mati, sedangkan floem tersusun atas sel campuran yaitu sel hidup dan sel mati. Meskipun sebagian dari floem terdiri atas sel-sel yang hidup, namun sel-sel tersebut tetap tidak bisa membelah dikarenakan fungsi utama floem yaitu untuk mengangkut dan mendistribusikan zat makanan hasil fotosintesis dari daun ke seluruh bagian tubuh tumbuhan. Fungsi ini dilakukan dengan memanfaatkan sistem transportasi aktif dan transportasi pasif (osmosis), sehingga sel tidak perlu mengeluarkan energi untuk melakukan pembelahan karena fungsi utama dari jaringan ini sudah dilakukan oleh sistem transportasi zat.
Dari semua pernyataan yang penulis sampaikan diatas, dapat disimpulakan bahwa pada dasarnya benar jika jaringan permanen dapat membelah meskipun jaringan permanen memiliki sifat nonmeristematik, tidak tumbuh, dan tidak berkembang lagi, namun, pada kondisi-kondisi tertentu jaringan permanen bisa berubah sifatnya menjadi meristematik. Perubahan sifat ini hanya terjadi pada jaringan parenkim dan jaringan gabus. Jaringan parenkim akan berubah sifat ketika terdapat luka pada organ tumbuhan dan pada saat regenerasi tumbuhan. Sedangkan untuk jaringan gabus dapat berubah sifat agar dapat menjalankan fungsinya, yaitu pertumbunan sekunder.
Bagaimana? Apakah kalian sudah paham dengan penjelasan diatas? Saya harap kalian semua mengerti, seperti saya yang juga mengerti readers dengan membuat artikel ini dengan bahasa yang mudah dimengerti untuk khalayak umum.
Cukup sekian artikel kedua dari saya, apabila ada salah kata dan informasi mohon dimaklumi. Readers juga dapat menuliskan kritik dan saran didalam kolom komentar agar selanjutnya saya dapat menulis artikel dengan lebih baik lagi dari artikel ini. Terima kasih:)Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H