Ketika ada organ tumbuhan yang terluka, maka pada saat itulah jaringan parenkim dapat berubah sifat menjadi jaringan menjadi meristematik. Karena ada organ yang terluka maka sel-sel parenkim akan memperbanyak diri untuk memperbaiki jaringan yang rusak dan menggantinya dengan jaringan yang baru, dengan istilah lain disebut sebgai regenerasi (pertumbuhan kembali bagian tubuh yang telah rusak). Layaknya manusia yang juga butuh tambatan hati setelah disakiti berkali-kali, tumbuhan pun juga sama. Parenkim yang dapat berubah sifat menjadi meristematik ini disebut dengan parenkim penutup luka.
Jaringan permanen lainnya yang masih bersifat meristematik adalah jaringan gabus. Jaringan gabus yang sering disebut sebagai kambium gabus ini memiliki fungsi sebagai pertumbuhan sekunder (pertumbuhan ke arah smaping). Kambium gabus hanya dapat dijumpai pada tumbuhan dikotil dan tidak dengan tumbuhan monokotil. Mengapa? Karena pertumbuhan hanya terjadi di tumbuhan dikotil, contohnya ada lingkaran tahun pada penampang batang. Pada jaringan gabus terdapat korteks sekunder atau biasa disebut dengan feloderm, yang terdiri dari sel-sel yang masih hidup sehingga sangat berpengaruh bagi dalam pertumbuhan sekunder. Feloderm dapat terbentuk karena felogen melakukan pembelahan sel ke arah dalam. Feloderm sendiri melakukan pembelahan sel dengan tujuan agar dapat bertumbuh.
Lalu mengapa bagian jaringan permanen yang lain tidak bersifat meristematik? Seperti jaringan epidermis, jaringan penyokong, dan jaringan vaskuler. Jaringan epidermis terdisi dari satu lapis sel yang tersusun rapat. Jaringan ini sudah tidak dapat melakukan pembelahan sel karena memiliki fungsi utama sebagai perlindungan dan bukan untuk petumbuhan pada tumbuhan. Selain itu, karena letak sel-sel epidermis yang tersusun rapat maka tidak ada ruang lagi bagi sel untuk membelah. Sebagian dari sel-sel epidermis dapat berkembang menjadi derivat epidermis seperti yang sudah saya jelaskan sebelumnya. Â Derivat epidermis ini dapat terbentuk karena adanya perkembangan sel dan bukan karena pembelahan sel.
Jaringan penyokong juga tidak dapat berubah menjadi meristematik jaringan ini terdiri dari kolenkim yang tersusun atas sel hidup dan sklerenkim yang tersusun ata sel mati. Meskipun  kolenkim tersusun atas sel hidup namun jika dilihat dari fungsinya, jaringan penyokong berfungsi sebagai penegak, penguat, dan pelindung. Fungsi tersebut dapat dilakukan tanpa harus melakukan aktivitas pembelahan sel. sedangkan untuk sklerenkim sudah jelas tersusun atas sel mati yang sudah pasti tidak akan bisa melakukan aktivitas pembelahan sel. oleh karena itu jaringan penyokong tidak lagi bersifat meristematik.
Jaringan terakhir yang sudah tidak dapat berubah sifatnya menjadi meristematik adalah jaringan vaskuler. Jaringan ini terdiri atas xilem dan floem. Xilem tersusun atas sel-sel mati, sedangkan floem tersusun atas sel campuran yaitu sel hidup dan sel mati. Meskipun sebagian dari floem terdiri atas sel-sel yang hidup, namun sel-sel tersebut tetap tidak bisa membelah dikarenakan fungsi utama floem yaitu untuk mengangkut dan mendistribusikan zat makanan hasil fotosintesis dari daun ke seluruh bagian tubuh tumbuhan. Fungsi ini dilakukan dengan memanfaatkan sistem transportasi aktif dan transportasi pasif (osmosis), sehingga sel tidak perlu mengeluarkan energi untuk melakukan pembelahan karena fungsi utama dari jaringan ini sudah dilakukan oleh sistem transportasi zat.
Dari semua pernyataan yang penulis sampaikan diatas, dapat disimpulakan bahwa pada dasarnya benar jika jaringan permanen dapat membelah meskipun jaringan permanen memiliki sifat nonmeristematik, tidak tumbuh, dan tidak berkembang lagi, namun, pada kondisi-kondisi tertentu jaringan permanen bisa berubah sifatnya menjadi meristematik. Perubahan sifat ini hanya terjadi pada jaringan parenkim dan jaringan gabus. Jaringan parenkim akan berubah sifat ketika terdapat luka pada organ tumbuhan dan pada saat regenerasi tumbuhan. Sedangkan untuk jaringan gabus dapat berubah sifat agar dapat menjalankan fungsinya, yaitu pertumbunan sekunder.
Bagaimana? Apakah kalian sudah paham dengan penjelasan diatas? Saya harap kalian semua mengerti, seperti saya yang juga mengerti readers dengan membuat artikel ini dengan bahasa yang mudah dimengerti untuk khalayak umum.
Cukup sekian artikel kedua dari saya, apabila ada salah kata dan informasi mohon dimaklumi. Readers juga dapat menuliskan kritik dan saran didalam kolom komentar agar selanjutnya saya dapat menulis artikel dengan lebih baik lagi dari artikel ini. Terima kasih:)Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H