Mohon tunggu...
Mutiara HasanaPutri
Mutiara HasanaPutri Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswi

International relations of Sriwijaya University

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Paradigma Hubungan Internasional

12 Maret 2020   22:39 Diperbarui: 12 Maret 2020   22:47 6267
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Realisme berpandangan bahwa suatu negara harus bersaing dengan negara lain dalam memperebutkan kekuatan. Selain itu realisme juga lebih memilih jalan konflik atau peperangan dalam menyelesaikan suatu persoalan. 

Hal ini disebabkan karena realisme merupakan suatu pandangan pada politik internasional yang berfokus pada sifat competitive dan conflictual.Negara merupakan actor utama dan memiliki peran paling penting dalam hubungan internasional,pandangan realis ini bukan tidak menganggap akan adanya actor non negara hanya saja actor non negara tidak diakui perannya,mengapa demikian?

Karena kaum realis berpandangan struggle for power,hal ini dipertegas dalam tindakan dari setiap negara yang selalu memperhintungkan cost dan benefit atas setiap tindakan yang dilakukannya.

Pandangan pesimistis mengenai hubungan internasional yang dianut oleh kau realis telah memberi suatu formulasi sistematis yang berjalan dalam berbagai julukan tentang "realism,real politik,atau politik kekuasaan."

Realisme baik secara sadar disebut dengan nama itu atau tidak adalah kerangka yang dominan dalam memahami hubungan internasional dan secara virtual telah membentuk pemikiran mengenai setiap kebijakan luar negeri.

Mereka juga cenderung menjadi determinis dan yakin bahwa ada kekuatan-kekuatan kausal yang berada di luar kekuatan manusia ada hukum-hukum objektif yang menjadikan pola-pola tingkah laku tertentu pasti berlaku,tidak dapat dihindarkan terutana sekali dalam hubungan internasional.

Ini berarti bahwa kaum realis tidak begitu yakin pada kemampuan akal pikiran manusia untuk mencari pemecahan-pemecahan itu terhadap masalah-masalah yang dihadapinya.

2.Liberalisme

Liberalisme secara harfiah  bisa dikatakan sebagai sebuah ideologi mengenai kebebasan (liberte). Namun dalam Studi Hubungan Internasional (HI), liberalisme adalah salah satu teori untuk memahami suatu permasalahan mengenai realitas interaksi antar negara. Pada kelahirannya pasca Perang Dunia Pertama, HI pada dasarnya mengacu pada satu-satunya teori yang muncul pada saat itu, yaitu teori liberalisme ini.

Asumsi utama teori liberalisme mengacu pada pandangan positif mengenai sifat manusia. Manusia cenderung berbuat baik dan suka dengan cara-cara kooperatif dalam menyelesaikan masalah. 

Begitu pula kemudian teori ini di aplikasikan terhadap negara yang dipengaruhi oleh manusia-manusia yang menjadi anggota negara tersebut. Hal ini berbeda dengan asumsi realisme yang nantinya akan mendebat teori ini dengan memberikan asumsi sebaliknya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun