Menjalin Keakraban Antar Warga Perumahan Melalui Munggahan

Menjalin keakraban Antar Warga di Perumahan Melalui Acara Munggahan

Munggahan adalah tradisi Suka Sunda Islam dalam menyambut bulan Ramadhan. Sebenarnya tradisi menyambut bulan Ramadhan tidak hanya dilakukan oleh suku Sunda saja, tetapi suku-suku lain atau daerah-daerah lain pun melakukan hal yang sama. Meskipun ada sedikit perbedaan, akan tetapi tujuannya kurang lebih sama. 

Kata munggahan itu sendiri berasal dari bahasa Sunda munggah yang artinya naik secara harfiah, atau bermakna naik ke bulan suci yang derajatnya lebih tinggi. Seperti yang umat Muslim ketahui, Bulan Ramadhan adalah bulan suci yang di dalamnya terdapat keistimewaan-keistimewaan. Adanya malam Nuzulul Qur'an, Malam Lailatul Qodar dan juga bulan dimana setan dibelenggu dan ditutupnya pintu berkata serta dibukanya pintu surga. Jadi wajar sekiranya kemudian muncul tradisi suka cita menyambut Bulan Ramadhan. 

Ada beberala kegiatan yang sering dilakukan dalam menyambut bulan Ramadhan yaitu:

1. Ziarah Kubur

Ziarah kubur atau bisa dilakukan kapan saja. Akan tetapi menjelang Ramadhan hal ini kerap dilakukan. 

2. Padusan atau Mandi Masal

Di daerah tertentu ada yang menggelar tradisi padusan atau Mandi Masal di suatu tempat. 

3. Makan Bersama

4. Pawai Obor

Ketika masih tinggal di kampung halaman, kata Munggahan tak pernah saya dengar. Karena memang kami tinggal di daerah Jawa. Akan tetapi ketika merantau dan tinggal di daerah Jawa Barat kata Munggahan semakin akrab di telinga. 

Ketika masih mengajar dulu dulu, setiap mendekati Bulan Ramadhan, ada kebahagiaan sendiri yang dinanti-nanti. Karena pihak yayasan biasanya memberi amplop tambahan untuk bekal Munggahan. 

Munggahan gang OK (dokpri) 

Setelah tinggal di perumahan yang notabene warganya terdiri dari suku-suku yang berbeda, Munggahan menjadi agenda rutinan yang dilakukan menjelang Ramadhan. Tidak berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, dua minggu terakhir menjelang Ramadhan ada acara Munggahan (liwetan) di setiap gang, tak terkecuali gang kami tinggal tentunya. 

Berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, acara Munggahan yang sering diadakan di gang, dengan menggelar karpet panjang di tengah jalan sebagai tempat makan bersama, kini acara Kami alihkan di sebuah rumah makan sederhana   dengan nuansa pedesaan. Meskipun demikian, hal itu tidak mengurangi kegembiraan dan keakraban warga. Setelah acara makan-makan selesai kemudian dilanjutkan dengan saling bermaaf-maafan. Diharapkan dengan ini semua hati dalam keadaan bersih ketika bertemu dengan Bulan Ramadhan nanti. 

Warga perumahan yang memiliki profesi berbeda-beda dan lebih banyak para karyawan yang bekerja dari hari Senin hingga sabtu sehingga jarang saling berkumpul. Namun, dengan adanya acara Munggahan ini, warga saling berkumpul dan makan bersama. Hikmahnya keakraban antar warga semakin terjaga. 

salam
Mutia AH
Ruji, 03 Maret 2024