Mohon tunggu...
Mutia AH
Mutia AH Mohon Tunggu... Lainnya - Penikmat Fiksi

Menulis yang ringan dan positif

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kartini di Antara Romansa Rindu

18 April 2023   12:59 Diperbarui: 18 April 2023   13:01 381
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Aku ingin perempuan seperti beliau yang menjadi wanitaku, yang menjadi ibu untuk anak-anakku, Rindu, kamu mau kan?" Sergah Bagas seraya menggenggam tangan Rindu.

Keduanya terdiam saling bertatapan beberapa saat lamanya, hingga kemudian Rindu menarik tangannya dengan gugup. Namun ia kemudian ia tersenyum dan mengangguk pelan.

Terlepas dari kegelisahan Rindu sebelumnya, mengenai perbedaan latar belakang dengan Bagas. Gadis itu tak mampu berpikir lagi, ia hanya mengikuti perasaannya yang bersambut.

****

Beberapa Tahun kemudian

Rindu, berdiri di balik jendela rumahnya. Pandangannya jauh menatap ke luar, menyaksikan bunga-bunga bermekaran hingga ke pagar rumahnya.

Sesekali ia bergerak ke kanan dan kiri secara teratur, untuk membuat bayi dalam gendongannya nyaman. Ada kebahagiaan ketika memperhatikan wajah mungil putrinya yang pulas di pelukannya. Namun tak serta-merta menghapus kegelisahan dalam hatinya. Mengingat sebentar lagi keluarga Bagas akan datang berkunjung dan ia harus mengikuti aturan yang berlaku tentang menantu perempuan yang baik.

Memiliki Bagas yang menghargai keberadaanya, sebagai perempuan juga sebagai manusia yang sama seperti lainnya. Namun pada pelaksanaannya tak seperti dalam teori. Bagas tetap saja memandang rindu sebagai wanita, yang membuatnya sadar. Bahwa ia tetap seorang perempuan yang hidup dalam masyarakat dan keluarga yang terikat sosio-kultural dalam kekangan takdir. Menuntutnya untuk menjadi pribadi yang selalu patuh terhadap ketetapan norma-norma yang berlaku. 

Menjadi istri yang merupakan mitra bagi suami sekaligus perpanjangan tangannya. Juga bertugas sebagai pelayan keluarga yang bertindak sebagai pelaksana tugas-tugas domestik dalam rumah tangga. Sedikit saja Rindu bergerak bebas dan mengambil keputusan sendiri, akan dianggap sebagai pembangkang dan aib bagi keluarga.

Perlahan Rindu, membaringkan putrinya di ranjang. Baru saja hendak bangun, bayi mungilnya merengek. Sambil menyusui bayinya, Rindu menatap foto R.A Kartini di dinding kamarnya.

Ia tersenyum kemudian berkata lirih "kamu adalah sosoknya di masa kini," ucap Rindu sembari mengenang masa lalu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun