Terpesona dengan kecantikan Rindu dan mengetahui lebih jauh sisi kehidupannya, membuat Bagas tertarik dan jatuh cinta. Meskipun belum diakui tetapi lelaki muda itu telah menunjukkan dengan sikapnya selama ini. Menemui Rindu dengan berbagai alasan di tempat mengajar hingga kemudian mendekatinya secara intens lewat media sosial, chat dan telepon yang hampir dilakukannya setiap hari.
Seindah apapun penampilan burung dalam sangkar tentu sang pemilik ingin melihat hewan peliharaannya ceria, yang ditunjukkan dengan kicauannya yang merdu.
Demikian pula Bagas, melihat wajah cantik Rindu, yang malu-malu dan canggung membuat Bagas merasa ada di atas. Akan tetapi melihat Rindu yang ceria apa adanya dan merasa nyaman adalah tujuannya. Mengajak Rindu ke danau Ellysium pada akhirnya menjadi pilihan.
Rindu nampak terkejut, menyadari tempat itu bukanlah tujuannya semula. Namun sesaat kemudian hatinya bisa berkompromi dan tidak keberatan dengan keputusan Bagas mengajaknya ke situ.
"Aku rasa, tempat ini jauh lebih nyaman dari taman Sehati. Tidak terlalu ramai dan pemandangannya juga bagus," terang Bagas, sambil membimbing Rindu keluar dari mobil dan berjalan memasuki area taman menuju danau.
Tanpa bisa menolak, Rindu mengikuti Bagas. Sedikit kecewa karena ia tak dimintai persetujuan tetapi perasaan itu ia redam dalam. Bagaimana pun tempat ini memang lebih indah dari dari pilihannya semula.
Benar menurut perkiraan Bagas, di sini Rindu tampak lebih leluasa dan nyaman. Mulutnya hampir tak berhenti bicara, di bawah pohon di atas bangku pajang dekat danau Rindu tak berbeda ketika bicara di telepon dengan Bagas.
"Eh, di kantormu ada yang menarik," ucap rindu di sela-sela obrolan.
"Foto, di dinding," Rindu diam sesaat menunggu reaksi Bagas. "Unik sih tapi sedikit aneh, kenapa foto itu?" selidik Rindu penasaran.
Bagas menurunkan tangan kanannya dari sandaran bangku dan memindahkan ke pangkuannya.
"Foto kamu maksudnya?" sahut Bagas bernada serius.