Mohon tunggu...
Mutia AH
Mutia AH Mohon Tunggu... Lainnya - Penikmat Fiksi

Menulis yang ringan dan positif

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kartini di Antara Romansa Rindu

18 April 2023   12:59 Diperbarui: 18 April 2023   13:01 381
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Ke taman Sehati saja ya?" jawab Rindu gugup. Terlalu banyak pertimbangan untuk jawaban itu. Ia merasa khawatir jati dirinya terbongkar dan ia takut jika hal itu tidak disukai lelaki yang tengah memperhatikan dirinya sedari tadi.

Bagas terkekeh dengan jawaban Rindu, baginya gestur kikuk gadis gebetannya itu terlihat lucu dan menggemaskan. Wajah malu-malu Rindu menunjukkan betapa gadis itu di bawah kendalinya.

"Sudah kuduga, itu jawabanmu," sahut Bagas menahan senyum, membuat Rindu semakin salah tingkah.

Memahami perasaan Rindu, Bagas membimbing gadis itu keluar dari kantornya. 

Berjalan melewati ruang utama yang dihuni rekan-rekan Bagas, tepatnya para bawahan membuat Rindu sedikit canggung. Bagaimana pun juga, Rindu hanya gadis sederhana dari keluarga sederhana dan kini berjalan beriringan dengan Bagas, seorang pimpinan di kantor yang terlihat jelas keduanya jauh berbeda latar belakang. Menjadi pusat perhatian sekaligus objek penilaian orang-orang seisi kantor, sedikit banyak membuat Rindu tertekan.

Rindu masih bertahan dengan sikap diam, hingga ia duduk di jok mobil di samping Bagas. Bahkan sampai mobil keluar dari halaman kantor dan melaju di jalanan gadis itu masih bergeming.

"Kamu tak seperti biasanya, kemana Rindu yang semalam?" 

Rindu menoleh ke arah Bagas sesaat, kemudian kembali menatap ke depan dengan malu-malu. 

"Jangan sungkan, aku Bagas yang semalam yang kamu tinggal tidur, padahal masih teleponan," pancing Bagas dengan tersenyum lebar. Ada nada kemenangan di sana, Bagas berhasil menaklukkan gadis di sebelahnya untuk menunjukan sisi kelakiannya. Dominan.

"Bagaaas, ihh," sahut Rindu cepat, otaknya langsung mengingatkan Rindu bagaimana biasanya gadis itu bertingkah. Ketika bicara di telepon, Rindu adalah pemegang situasi. Ia lebih cerewet, berbicara semaunya dengan tema random, se-random kehidupan Rindu yang sesungguhnya.

Sebenarnya pertemuan Rindu dan Bagas bukanlah kali yang pertama. Sebelumnya, lebih dari sekali keduanya bertemu tanpa sengaja. Hingga selanjutnya secara sengaja Bagas menemui Rindu untuk mengenalnya lebih jauh, meskipun gadis itu tak menyadarinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun