Mohon tunggu...
Mutia AH
Mutia AH Mohon Tunggu... Lainnya - Penikmat Fiksi

Menulis yang ringan dan positif

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Bayang-Bayang Mantan

6 Mei 2021   14:26 Diperbarui: 6 Mei 2021   14:31 168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Pantesan aja wa gak dibales, kamu tidur di halte!" ucap lelaki yang menikahi aku setahun lalu itu sambil tertawa.

Aku menunduk menyembunyikan rona merah di pipi. Jantung berdegup kencang, entah karena candaan Mas Aryo, atau pertemuan tanpa sengaja di lobi kantor dengan Yudi tadi siang.

Aku berjalan mendekati Mas Aryo. Kemudian melompat ke jok belakang bagian belakang. Setelah berasa di atas motor, aku berpegangan erat di pinggang Mas Aryo. Membuat ia terbatuk dan ber-dehem.

"Sepertinya ada sesuatu nih," ucapnya menyindir tingkahku. Membuatku tersipu dan membenamkan kepala di punggungnya.

"Tahu aja," bisik batinku.

Setelah memastikan aku nyaman duduk dan mengerat pegangan. Mas Aryo melajukan motornya menembus gerimis yang masih mengguyur.

Sepanjang perjalanan aku merenungi arti kebersamaan dan kehadiran Mas Aryo. Mungkin ia tak sebaik Yudi jika dilihat dari penilaian wanita yang dimabuk cinta, sepertiku dulu saat SMA. Namun Mas Aryo, bagaimana telah menjadi suamiku sekarang.

Seandainya saja, dulu aku bersikap dewasa. Tak lari dan menghindari Yudi, mungkin tak ada beban di hati ini. Namun apa boleh buat, semua telah terjadi dan mungkin kini saatnya semua rahasia antara aku, Mas Aryo dan Yudi terkuak. Semoga tak ada lagi yang tersakiti.

Aku tak boleh lagi membuat masalah baru dengan merahasiakan siapa Yudi pada Mas Aryo. Biarlah nanti aku bicarakan dengan Mas Aryo terlebih dahulu. Haruskah berhenti atau lanjut bekerja? Sementara Yudi, kini menjadi Manajer di kantor tempatku bekerja.

Tamat

Mutia AH

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun