Mohon tunggu...
Mutia AH
Mutia AH Mohon Tunggu... Lainnya - Penikmat Fiksi

Menulis yang ringan dan positif

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Dongeng Sandikala

2 Desember 2020   09:40 Diperbarui: 2 Desember 2020   09:51 520
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Air minum!" Teriak Yanto. Salah satu warga tergopoh ke dapur dan kembali dengan cepat. Setelah menerima segelas air, Yanto tanpa khusuk berdoa. Beberapa saat kemudian ia menyerahkan air itu ke Sumi untuk diminumkan ke Indah.

"Bawa ke klinik aja, biar dirawat secara medis. Agar tenaganya kembali pulih," ucap Yanto memberi wejangan. 

"Iya, Om. Terima kasih banyak."

Tanpa banyak kata Sumi bergegas bangkit dan menggendong Indah, diantar salah satu tetangganya ke klinik terdekat. 

Sepeninggal Sumi, warga yang penasaran menginterogasi Yanto. 

"Kenapa itu Om?"

"Biasa, ada yang terganggu. Makanya Baik-baik ya Bocah," ucap Yanto ke gerombolan anak-anak.  "Kalau denger Adzan, mainnya udah dulu. Buruan masuk rumah, atau ke Masjid. Sudah waktunya shalat."

Tama 

"Iya Om!"
Serempak anak-anak menjawab, para orang tua di situ hanya mengangguk - angguk membenarkan. 

Tamat

Ruji, 2 Desember 2029

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun