Sumi tergopoh-gopoh keluar dari rumah, saat ia mendengar kedatangan Yanto.
"Tolong Om, cariin anak saya Om!" ucap Sumi di sele-sela tangisnya.Â
Tanpa kata Yanto kemudian berjalan mengitari halaman. Mulutnya komat-komit merapal do'a. Â Orang-orang yang hadir hanya menyaksikan sambil menunggu.Â
Tiba-tiba langkah Yanto, Â berhenti. Tatap matanya tertuju pada kadang ayam di seberang jalan.Â
"Mbak Sumi, kemarilah," panggilnya kemudian.Â
Sumi mendekat ke arah Yanto.Â
"Lihat," tangan kanan Yanto menunjuk ke Kandang ayam.Â
"Astaghfirullah hal 'adziim!" Sumi terpekik. Begitupun yang hadir.Â
Tumbuh indah meringkuk di pinggir kandang ayam. Ia tampak tertidur pulas Sumi di bantu warga membopong tubuh kecil itu.Â
Setelah dibaringkan di sofa, Sumi menepuk-nepuk pipi Indah agar terbangun. "Indah,bangun, Sayang" Perlahan Indah membuka mata.Â
"Indah, anak Ibu sayang," ucap Sumi sambil memeluk putrinya. Namun Indah nampak kebingungan, ia melihat orang-orang dengan tatapan kebingungan. Sinar matanya redup, wajahnya pucat, ia terlihat kelelahan.Â