gubuk j(uang)
;untuk republik pencitraan
oleh: mutia senja
ketika puisi ini kutulis, batinku sosok lugu
mengapit anak aksara yang membeku
seperti udara madiun yang hangat oleh rindu
dikeheningan mataku
"menunggu, mengapa selalu ingin berkawan denganku?"
koyak deru kendaraan menjamur di perempatan jalan
aku rebah pada arah---menebar benih cemas
mengayuh waktu kian laju lampaui bermacam ingatan
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!