Walaupun sehujan puisi yang ia ciptakan ini membuktikan bahwa dirinya tidak pernah membenci hujan. Seumpama kesedihan, ia mengambil sisi teduh saat hujan turun. Sama halnya ketika ia menutup bait-bait aksaranya dengan pesan, "Jangan salahkan hujan saat ia turun dan membuatmu pilu sebab rindu. Hujan sudah menanggung rindu yang lebih berat dan banyaknya melebihi rintiknya sendiri."
Sebagai pembaca, saya ingin menjadi hujan yang rindu membasahi lautan. Sebab, ada atau tidak adanya hujan, lautan telah menjelma muara paling basah. Barangkali itulah yang orang-orang ketahui, meskipun di hadapan penyair, lautan kering dan cintalah muara paling basah setelah kau dan aku bersatu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H