Mohon tunggu...
Mutia Senja
Mutia Senja Mohon Tunggu... Penulis - Pembelajar

Salah satu hobinya: menulis sesuka hati.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Artikel Utama

[Resensi Novel] Einstein dalam Ruang Fiksi

19 Maret 2019   06:00 Diperbarui: 20 Maret 2019   02:40 893
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di bagian pertama, Lubis tidak tergesa-gesa membawa penulis kepada konflik cerita. Dia mencobanya perlahan-lahan sambil disuguhi berbagai hidangan tentang beruang yang tiba-tiba kesakitan akibat terkena panah beracun dari seorang pemburu. Menu awal dapat kita santap dengan pertanyaan professor yang membawa kita kepada alur untuk mengenal hukum fisika. 

Hukum Newton, kekekalan momentum, teori dawai hingga yang menjadi persoalan utama perihal teori waktu. Pasti, tanpa didasari oleh pengetahuan tentang ilmu-ilmu fisika dan sejenisnya, fiksi ilmiah ini tidak akan pernah ada.

"Oh ya, Alendra, satu lagi, jangan pernah menyia-nyiakan waktu!" Seperti sebuah kalimat yang selalu diulang-ulang dalam buku ini, meskipun berbeda-beda subjek dan sudut pandang yang menaruh pesan kepada tokoh utama. 

Namun seolah penulis ingin memberikan penekanan khusus kepada pembaca yang berujung kepada amanat cerita. Seperti pengakuan Alendra; dulu, saat kecil aku berpikir bahwa membaca buku adalah membuang-buang waktu. Tapi seiring bertambahnya usia, aku tak boleh membuang-buang waktu tanpa membaca buku (hal 61).

Lagi, Galileo pun masuk sebagai nominasi berlabel waktu dalam hal ini. Dia mengakui bahwa seharusnya kita terhindar dari cinta berlebihan terhadap hal-hal duniawi dan meninggikan pikiran kita menuju hal-hal yang ilahiah (hal 23). Eureka! Saya medapat ugkapan keterkejutan dari Archimedes katika berhasil menemukan cara mengukur volume benda yang bentuknya tidak beraturan (hal 4).

Tidak hanya itu, Lubis juga memberikan luapan amanat dengan mengutip pernyataan Ray Bradbury, Milan Kundera, selain nama-nama ilmuwan: John Napier penemu logaritma, Tsai Lun penemu kertas, James Watt penemu mesin uap, Thomas Alva Edison penemu lampu pijar, George Stephenson penemu kereta api, juga kisah misteri Vlad dan Hitler. Keterangan perihal referensi ilmiah mampu ditemukan pembaca disetiap lembar atau dialog Alendra yang berhasil membawa pembaca masuk ke dunianya.

Ini persis seperti lukisan dinding kamar Alendra dengan potongn-potongan koran atau majalah tentang isu dan konsep yang berhubungan dengan ilmu fisika: partikel Tuhan, Hawking, lubang hitam, turbulensi, kecelakaan pesawat, Konspirasi 11 September, dan sederet istilah-istilah fisika lainnya (hal 25). 

Berbeda halnya dengan kesejajaran waktu yang menjadi fiktif dalam novel ini. Lubis Grafura mencatat betul teori ilmiah sambil terus membuat halusinasinya terbang jauh. Ada keterikatan tanah dengan langit, namun masih saling terkait meskipun terdapat jarak yang "renggang" untuk dianalisis lebih dalam.

Lagi lagi waktu! Sebuah anomali yang membuat kita turut bertanya, "Mengapa waktu?" menjadi sebuah tanda tanya besar untuk apa sebenarnya kita diciptakan. Sebuah misteri yang sama untuk menggambarkan pertemuan antara Alendra dan Sheli. 

Dua nama yang mungkin digariskan penulis untuk menjadi sejoli. Sebab mengambil dasar dibuatnya judul berpondasikan problema kisah asmara dua pemuda, cukup membuat pembaca penasaran tentang kisah cinta serupa apa yang sesungguhnya terjadi.

Meskipun terkadang imajinasi yang berlebihan membuat pembaca bosan, apalagi untuk persoalan ilmiah yang membutuhkan logika lebih, saya rasa hanya butuh waktu untuk kembali menengok rahasia yang belum terpecahkan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun