Halo!
Selamat datang kembali di ceritaku..
Terakhir kali aku bercerita bahwa aku sudah tujuh belas tahun, dan aku bahwa apa yang aku rasakan adalah cinta. Walaupun itu baru kesimpulanku sendiri.
Terakhir kali aku juga bercerita bahwa aku menyesal mengejar Rina dihari itu. Sekarang akan kuberitahu lebih jelas mengapa aku bisa menyesalinya.
Sebelumnya aku bercerita jika wajah Rina selalu muncul dalam pikiranku. Dan matanya yang berbinar selalu terbayang oleh diriku. Itu benar-benar terjadi. Sungguh!! Aku tidak mengada-ada.
Saat aku memandangi papan tulis, wajah Rina ada di sana. Saat aku membuka buku, wajahnya juga ada di sana. Dan saat aku mencoba membaca buku itu, tiba-tiba yang muncul dalam pikiranku adalah namanya.
Demi Tuhan. Aku juga pernah sekali membaca novel romansa adikku yang ia pinjam dari perpustakaan. Saat itu terasa menggelikan sekali saat membaca apa yang dirasakan oleh tokoh utamanya. Dan siapa yang sangka, justru sekarang aku juga merasakannya.
Aku juga pernah menyaksikan teman-temanku berubah karena merasakan jatuh cinta. Ada yang duduk melamun lalu tiba-tiba tersenyum. Ada yang selalu tersenyum setiap saat. Melakukan semua hal dengan suka hati.
Aku juga pernah melihat teman-temanku bergalau ria. Juga karena cinta. Terlebih yang perempuan. Kadang mereka bisa murung seharian. Atau tiba-tiba tidak berangkat ke sekolah dengan alasan sakit. Tetapi pada keesokan harinya ia berangkat dalam keadaan mata yang sembab.
Apakah kalian juga pernah melihat hal yang sama seperti yang kulihat? Atau justru kalianlah yang merasakanya? Jangan-jangan kalian juga pernah datang ke sekolah dengan mata sembab karena cinta?
Ya Sudahlah... Pada intinya, aku sedang berada di fase itu. Sungguh tak pernah ku sangka jika jatuh cinta akan serumit ini.Â