Mohon tunggu...
Mutia Damai Dayanti
Mutia Damai Dayanti Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa-Mahasiswi

Saya seorang mahasiswi jurusan Geografi di Falkutas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Lambung Mangkurat (ULM).

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Citra Satelit untuk Keberlanjutan, Interpretasi Landsat8, Landsat 9, dan Sentinel-2 dalam Konteks 8 Unsur Citra

24 Oktober 2024   16:16 Diperbarui: 24 Oktober 2024   16:34 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Frims Nasa-MutiaDamaiD.

Nama : Mutia Damai Dayanti

NIM : 2410416320015

Kelas : C

Dosen Pengampu : Dr.Rosalina Kumalawati,S.Si,M.Si.

Program Studi : S1 Geografi

Mata Kuliah :Penginderaan Jauh

PTN : Universitas Lambung Mangkurat

Hubungan antara Penginderaan Jauh dengan Citra Satelit

Penginderaan jauh dan citra satelit

memiliki hubungan yang sangat erat. Penginderaan jauh adalah teknik untuk mengumpulkan informasi tentang suatu objek atau area di permukaan bumi tanpa kontak langsung, biasanya melalui penggunaan sensor yang dipasang pada platform seperti satelit, pesawat, atau drone.

Citra satelit

adalah salah satu hasil utama dari penginderaan jauh. Satelit yang dilengkapi dengan sensor tertentu dapat menangkap data berupa gambar atau citra dari permukaan bumi. Sensor ini dapat merekam informasi dalam berbagai spektrum elektromagnetik, mulai dari cahaya tampak hingga inframerah, yang kemudian dianalisis untuk berbagai tujuan, seperti pemetaan, pemantauan perubahan lingkungan, deteksi bencana alam, pertanian, dan studi iklim.

Jadi, penginderaan jauh merupakan metode atau prosesnya, sementara citra satelit adalah produk atau hasil yang dihasilkan dari penginderaan jauh dengan satelit sebagai platform utamanya.

Citra satelit terbagi menjadi beberapa jenis berdasarkan:

  • Resolusi

Resolusi Spasial

Detail yang terlihat, seperti resolusi tinggi (1 meter atau kurang) hingga rendah (lebih dari 30 meter).

Resolusi Spektral

 Berdasarkan jumlah spektrum yang direkam, seperti pankromatik (hitam-putih), multispektral (beberapa pita warna), atau hiperspektral (ratusan pita).

Resolusi Temporal

Seberapa sering citra diambil di lokasi yang sama.

Resolusi Radiometrik

Kemampuan membedakan tingkat kecerahan.

  • Spektrum Elektromagnetik

Citra Optik

Menggunakan cahaya tampak dan inframerah.

Citra Inframerah

Merekam gelombang inframerah, baik untuk vegetasi dan suhu.

Citra Radar

Menggunakan gelombang mikro, berguna untuk segala cuaca dan waktu.

Citra Termal

Merekam radiasi panas dari permukaan bumi.

  • Platform

Satelit Geostasioner

Mengamati wilayah tetap dari ketinggian tertentu (untuk pemantauan cuaca).

Satelit Polar

Mengorbit kutub dan mencakup wilayah global.

Citra ini digunakan untuk pemantauan lingkungan, bencana, pertanian, dan pemetaan.

Citra Landsat 8

Adalah gambar yang dihasilkan oleh satelit Landsat 8, bagian dari program Landsat yang dikelola oleh NASA dan USGS (United States Geological Survey). Landsat 8 diluncurkan pada tahun 2013 dan dirancang untuk memantau serta mengumpulkan data tentang permukaan bumi. Satelit ini membawa dua instrumen utama:

1. Operational Land Imager (OLI): Instrumen ini menangkap data dalam 9 band spektral, termasuk inframerah dekat dan cahaya tampak, yang digunakan untuk analisis vegetasi, air, dan tanah.

2. Thermal Infrared Sensor (TIRS): Instrumen ini menangkap dua band termal yang memungkinkan pemantauan suhu permukaan bumi.

Citra Landsat 8 digunakan dalam berbagai aplikasi seperti pemetaan penggunaan lahan, deteksi perubahan lingkungan, pengelolaan sumber daya alam, dan penelitian ilmiah lainnya. Data yang dihasilkan oleh satelit ini sangat berguna karena resolusi spasialnya yang mencapai 30 meter untuk band multispektral dan 100 meter untuk band termal, memungkinkan analisis detail dalam skala besar.

Citra Landsat 9

Adalah gambar atau data visual yang dihasilkan oleh satelit Landsat 9, bagian dari program Landsat yang bertujuan untuk mengamati Bumi. Satelit ini diluncurkan pada 27 September 2021 dan berfungsi sebagai penerus dari Landsat 8. Seperti pendahulunya, Landsat 9 memiliki sensor untuk merekam gambar dalam berbagai panjang gelombang elektromagnetik, termasuk cahaya tampak, inframerah dekat, dan inframerah termal.

Landsat 9 digunakan untuk berbagai aplikasi, seperti pemetaan penggunaan lahan, pemantauan lingkungan, perubahan iklim, pengelolaan sumber daya alam, dan mitigasi bencana alam. Data yang dihasilkan oleh Landsat 9 bermanfaat untuk studi geografi, pertanian, kehutanan, hidrologi, dan kajian lingkungan lainnya.

Dilihat dari Citra FIRMS ada berbagai macam kelebihan dan kekurangan diantaranya:

Citra FIRMS (Fire Information for Resource Management System)

Kelebihan:

-Mendeteksi titik panas dan kebakaran lahan secara real-time.

-Menyediakan data kebakaran yang berguna untuk pemantauan lingkungan dan mitigasi bencana.

-Informasi yang tersedia hampir secara real-time dan bersifat global.

Kelemahan:

-Kurang detail untuk identifikasi objek atau area selain kebakaran.

-Kurang akurat dalam kondisi cuaca buruk, seperti awan tebal yang menghalangi pengamatan.

-Hanya fokus pada titik api dan tidak memberikan data mengenai jenis vegetasi atau karakteristik tanah.

Citra Landsat

Kelebihan:

-Resolusi spektral yang tinggi, memungkinkan analisis yang lebih detail terhadap penggunaan lahan, vegetasi, dan karakteristik permukaan bumi.

-Cakupan area yang luas sehingga ideal untuk pemetaan wilayah besar seperti kabupaten.

-Data tersedia gratis dan terbuka untuk diakses oleh publik.

Kelemahan:

-Resolusi spasial yang lebih rendah dibandingkan citra lain, sehingga kurang detail untuk pemetaan skala kecil.

-Waktu akuisisi citra yang terbatas, tergantung pada jadwal satelit yang bisa menyebabkan jeda waktu dalam ketersediaan data terbaru.

-Pengaruh awan dapat menghalangi pengamatan, sehingga memerlukan teknik tambahan seperti penghapusan awan.

Citra Sentinel-2

Kelebihan:

-Resolusi spasial yang lebih baik dibandingkan Landsat, yaitu sekitar 10-20 meter, memungkinkan deteksi perubahan kecil dalam penggunaan lahan dan vegetasi.

-Tersedia secara gratis dan dapat digunakan untuk berbagai analisis, termasuk deteksi perubahan vegetasi, kualitas air, dan analisis topografi.

-Lebih sering merekam data (revisit time lebih singkat) sehingga lebih responsif terhadap perubahan di lapangan.

Kelemahan:

-Masih terpengaruh oleh kondisi cuaca seperti awan, sehingga pengamatan dapat terhambat.

-Resolusi temporal yang sedikit lebih rendah dibandingkan beberapa citra komersial, sehingga kurang optimal untuk pemantauan harian yang cepat.

-Keterbatasan dalam mendeteksi fitur kecil atau detil tertentu seperti bangunan individu atau jalan kecil.

Dibawah ini terdapat Foto Citra landsat 8, Landsat 9, dan Citra Firms Nasa Kab. Natuna:

Sumber gambar: Usgs Earth Explorer Landsat 9-MutiaDamaiD.
Sumber gambar: Usgs Earth Explorer Landsat 9-MutiaDamaiD.

Sumber gambar: Frims Nasa-MutiaDamaiD.
Sumber gambar: Frims Nasa-MutiaDamaiD.

Dibawah ini terdapat tabel interpretasi citra landsat 8, Landsat 9, dan Interpretasi Citra Firms Nasa:

Tabel Interpretasi Citra landsat 8-MutiaDamaiD. dokpri
Tabel Interpretasi Citra landsat 8-MutiaDamaiD. dokpri

Tabel Interpretasi Citra landsat 9-MutiaDamaiD. dokpri
Tabel Interpretasi Citra landsat 9-MutiaDamaiD. dokpri

Tabel Interpretasi Citra Firms Nasa-MutiaDamaiD. dokpri
Tabel Interpretasi Citra Firms Nasa-MutiaDamaiD. dokpri

Kesimpulan

Berdasarkan paparan di atas, dapat disimpulkan bahwa citra dari Landsat 8 dan 9 mencakup beragam elemen geografis dan penggunaan lahan, mulai dari permukiman, kawasan hutan, hingga kawasan industri. Dengan resolusi dan spektral yang mendalam, analisis citra ini sangat bermanfaat dalam memahami pola interaksi antara manusia dan lingkungan sekitar. 

Selain itu, analisis ini juga berfungsi sebagai alat deteksi dini untuk mengidentifikasi potensi risiko lingkungan, seperti kebakaran hutan, pencemaran air dan udara, urbanisasi yang tidak terkendali, serta kerusakan ekosistem alam. 

Data yang dihasilkan dari citra ini menjadi dasar penting untuk perencanaan dan pengelolaan sumber daya alam yang lebih baik serta pengambilan keputusan yang tepat dalam mitigasi risiko lingkungan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun