Sirkulasi Air Alami
Pada tubuh manusia terdapat darah kotor, yakni darah yang berasal dari organ-organ tubuh manusia yang mengalir menuju jantung. Pada alam lingkungan manusiapun ada air-air kotor yang berasal dari limbah-limbah pembuangan rumah tangga ataupun pabrik.Â
Sayangnya air-air kotor itu tidak secara otomatis akan dibersihkan sebagaimana darah pada sistem peredaran darah manusia. Darah-darah kotor yang berisikan limbah-limbah dari sistem-sistem organ manusia secara otomatis akan diangkut oleh sel darah merah menuju jantung melalui saluran venapulomonalis.Â
Di dalam jantung semua darah kotor akan masuk ke serambi kanan untuk dibersihkan dan dibilas kembali di bilik kanan. Setelah darah itu bersih kemudian diangkut ke bilik kiri dan diedarkan melalu iserambi kiri dari Jantung ke seluruh tubuh manusia melalui pembuluh arteripulmonalis.
Terdapat 4 (empat) tempat yang digunakan Jantung guna membersihkan darah yang kotor menjadi bersih kembali dan dapat digunakan kembali oleh masing-masing organ.Â
Dua kamar untuk menampung dan membersihkan, dan membilas darah yang kotor dan 2 kamar untuk menampung dan menyalurkan darah yang sudah bersih ke seluruh organ tubuh manusia. Begitu pula pada sistem peredaran darah pada makhluk hidup lainnya seperti pada hewan.
Berbeda sedikit dengan sistem penggunaan air oleh tumbuhan, namun pada intinya ada titik pengolahan dan penyalurannya. Pada tumbuhan ada jaringan xilem dan floem, dimana jaringan xilem bertugas mengangkut air dari tanah dengan serabut-serabut akarnya.Â
Air tersebut diangkut menuju pusat pengolahan air di klorofil yang pada umumnya ada di daun dalam sistem fotosintesis. Air diolah dengan tambahan energi sinar matahari dan gas CO2 (Karbondioksida) sehingga menghasilkan karbohidrat yang kemudian diangkut oleh floem ke seluruh sel tumbuhan termasuk juga mendukung terbentuknya buah. Sehingga air pada tumbuhanpun digunakan secara optimal dan berdayaguna.
Bagaimana dengan lingkungan kita? Apakah manusia juga dianugerahi sistem tata kelola lingkungannya dengan baik? Tentu saja lingkungan manusia juga punya sistem tata kelola air yang disebut dengan siklus air.Â
Dimana air yang melimpah dilingkungan manusia seperti laut atau samudera, danau ataupun sungai dengan bantuan sinar matahari kemudian mengalami penguapan.Â
Uap air kemudian terkondensasi menjadi gumpalan-gumpalan awan yang akan ditiup oleh angin ke daerah mana akan turun hujan.Â
Dari air hujan itu kemudian air menyirami bumi dan mengalir ke sungai-sungai, menyuburkan tanah, diserap oleh akar-akar tumbuhan dan juga digunakan dalam kehidupan manusia maupun hewan-hewan ternak dan yang lainnya.
Apakah sudah cukup dengan siklus air alami yang sudah Allah swt berikan kemudian manusia bisa mendapatkan lingkungan dengan air yang bersih dan sehat? Ataukah manusia membutuhkan sirkulasi air buatan sebagai upaya untuk mendapatkan air bersih dan sehat?
Kebutuhan Air Bersih
Air dalam rumus kimia disebut dengan H2O adalah bahan dasar bagi makhluk hidup untuk bisa bertahan hidup. Bahkan sampai dikatakan bahwa makhluk hidup bisa bertahan hidup berhari-hari tanpa makan asalkan masih ada air untuk diminum.Â
Tidak hanya bagian bumi ini yang 2/3 adalah air, di dalam tubuh manusiapun 2/3nya adalah air. Jadi begitu mendasar peran air bersih dalam kehidupan makhluk hidup termasuk manusia di dalamnya.
Pada musim kemarau banyak dari tumbuhan yang menggugurkan daunnya untuk mengurangi penguapan, hal ini terjadi karena pasokan air dari dalam tanah yang terbatas sehingga daun-daun menjadi kering dan berguguran.Â
Jika kondisi tersebut berlangsung terus menerus maka bukan hanya daun yang akan kering dan berguguran namun batang pohonnyapun akan mengering dan tumbang.Â
Unta yang mampu menyimpan air sebagai persediaan dan bertahan hidup di gurunpun memiliki keterbatasan. Jika sampai cadangan airnya habis dan Unta tidak minum maka juga akan mati.Â
Begitu juga manusia bisa bertahan berpuasa berhari-hari atau berbulan-bulan namun jika tidak berbuka dengan air hanya berpuasa saja maka juga akan mati.
Sumber air bersih sesungguhnya sangat melimpah bahkan jumlah debit airnya lebih banyak dari pada air yang kotor. Samudera yang luas adalah sumber air bersih yang tersedia melimpah, sedangkan mata air sangat-sangat terbatas jumlahnya.Â
Air di samudera yang luas tergolong bersih bisa digunakan untuk kegiatan manusia seperti pariwisata pantai, menyelam, berselancar dan lain-lain. Namun belum bisa memenuhi kebutuhan pokok manusia yakni sumber air minum.
Kebutuhan pokok manusia untuk minum banyak diperoleh dari membuat sumur, atau mencari sumber mata air yang berada di pegunungan untuk ditampung dan dijadikan air minum. Namun di Bumi ini yang membutuhkan air bersih bukan hanya manusia semata, ada tumbuhan dan hewan yang juga membutuhkannya.Â
Jika manusia menjadi serakah, memanfaatkan sumber-sumber air bersih hanya untuk kepentingannya semata, maka tentu saja keseimbangan ekosistem di Bumi ini akan terganggu.Â
Apalagi setelah kebutuhan air bersih untuk minum terpenuhi, mandi dan lain-lain juga terpenuhi namun setelah air itu kembali ke alam terjadi pencemaran air.Â
Maka tidak hanya ekosistem alam yang terganggu namun akhirnya manusia sendiri yang akan kesulitan mendapatkan air bersih.
Banyaknya Air yang Kotor
Adakah di Bumi ini selain manusia yang membuat air menjadi kotor? Adakah ia dari golongan tumbuh-tumbuhan atau dari golongan Hewan? Belum pernah terjadi di alam ini krisis air bersih disebabkan oleh makhluk dari jenis tumbuhan dan hewan.Â
Jadi siapa yang menyebabkan adanya pencemaran air di alam ini? Tidak lain adalah manusia, golongan kita yang dikarunia akal pikiran dan juga hati. Pertanyaannya adalah mengapa manusia sampai berbuat hal yang menyebabkan air menjadi kotor dan tercemar?
Apakah karena manusia sudah tidak butuh air bersih lagi? Atau karena manusia tidak berusaha membuat sistem guna mendapatkan air bersih dan hanya tergantung dengan ketersediaan di alam saja? Buktinya manusia di Indonesia khususnya punya PDAM, yang mengolah air kotor menjadi air bersih.Â
Bahkan di negara-negara lain seperti Eropa, dan Australia mereka sudah bisa menyediakan air siap minum hasil dari pengolahan air yang kotor.
Lantas apa pokok permasalahan sehingga air kotor dan tercemar masih ada dan bahkan ada yang belum tertangani sehingga menyebabkan pencemaran lingkungan?Â
Jawabannya adalah karena masih adanya oknum dari manusia yang belum sadar akan pentingnya pengolahan limbah air kotor menjadi air bersih.Â
Inilah tantangan bagi sebagian manusia lainnya yang sudah sadar dan mengolah air limbahnya agar tidak mencemari untuk mengajak mereka yang masih tidak sadar menjadi sadar.Â
Kesadaran kolektif akan pentingnya mengolah air limbahnya menjadi air yang bersih inilah yang menjadi salah satu tanggungjawab manusia sebagai makhluk yang diberikan kekuasaan terhadap makhluk yang lainnya.
Pengelolaan Air
Manusia diberikan tugas yang berat oleh ALLAH SWT. Tuhan Yang Maha Kuasa menugaskan manusia untuk menjadi wakil ALLAH SWT di Bumi guna mengelola Bumi dengan sebaik-baiknya. Manusia diberikan panduan kitab suci agar dalam menjalankan tugas di Bumi berhasil dengan baik.Â
Salah satu tugas penting itu adalah manusia menjadkani siklus air yang ada di Bumi berjalan dengan baik dan Bumi tidak menjadi rusak atau tercemar.
Dan tugas itu tidaklah mudah karena disebagian manusia ada yang ALLAH SWT berikan hidayah keimanan dan ada sebagian lagi yang ALLAH SWT membiarkan mereka dalam kekufuran.Â
Sehingga tugas manusia beriman itu selain mengelola alam Bumi ini juga menjaganya agar tidak di rusak oleh orang-orang yang tidak bertanggungjawab. Serta mengajak manusia yang merusak alam lingkungan di Bumi ini agar sadar dan ikut serta menjaga kelestariannya.
Terkhusus dalam pengelolaan air agar siklus air bersih itu berjalan dengan baik terlebih dahulu dicari sumber pencemarannya.Â
Hal ini dikarenakan sistem siklus air yang digunakan manusia belum terintegrasi ke dalam sistem yang otomatis membersihkan air yang sudah digunakan oleh manusia.Â
Air buangan sehabis mencuci, mck, ataupun masak tidak secara otomatif akan dibersihkan secara alami sebagaimana darah kotor yang mengalir ke jantung.
Maka sumber pencemaran perlu dicari terlebih dahulu baru ditentukan dimana akan dibuat "jantung-jantung" yang bisa membersihkan air tercemar tersebut sehingga bisa dikeluarkan kembali dalam bentuk air bersih dan sehat.Â
Pengelolaan air limbah dari satu keluarga adalah solusi yang efektif jika di dalam satu keluarga memiliki "jantung" pembersih air. Sehingga air yang dikeluarkan dari tiap rumah tangga tidak ada yang tercemar.
Begitu pula di perusahaan-perusahaan atau pabrik-pabrik, bukan hanya memiliki instalasi pengolah limbah namun juga punya jantung untuk mengalirkan air hasil olahan itu yang bersih dan sehat dan bisa dimanfaatkan.
Kesimpulan
Bagi perusahaan atau pabrik sangat memungkinkan untuk dilakukan pengolahan air dengan sistem siklus peredaran air dengan adanya jantung buatan. Namun ada cara yang lebih efektif lagi dan tidak merepotkan bagi setiap instansi, perusahaan, ataupun rumah tangga.Â
Sistem ini sama saja yakni dengan sistem jantung buatan namun dikelola oleh pemerintah. Jadi pemerintah hadir sebagai wakil dari masyarakat menjadi leader dalam pengelolaan air limbah menjadi air bersih.
 Sistem IPAL (Instalasi Pengolahan Air Limbah) yang sudah berjalan di beberapa daerah, meskipun belum dalam bentuk siklus namun bisa disempurnakan lebih lanjut sebagaimana PDAM (Perusahaan Daerah Air Minum).Â
Tentu saja pusat-pusat pengolahan atau instalasi air tersebut tidak bisa sama dengan jantung. Jantung manusia menerima semua aliran darah dari semua sistem organ manusia, dalam berbagai bentuk pencemaran atau kotoran.Â
Lalu semua darah kotor tadi dibersihkan bersama-sama dalam jantung di serambi kanan dan bilik kanan. Baru setelah bersih darah yang sudah dibersihkan diangkut ke bilik kiri, kemudian dari bilik kiri diteruskan ke serambi kiri. Dari serambi kiri inilah darah yang bersih kemudian di salurkan ke seluruh sistem organ tubuh manusia.
Sedangkan pada limbah air perlu adanya pemisahan antara kandungan limbah logam berat dan logam ringan, jadi perlu lebih banyak serambi, dan bilik-bilik guna mengolah air limbah menjadi air bersih dan sehat, bahkan diharapkan juga suci dan mensucikan, tidak berbau dan tidak berasa.Â
Bagaimana caranya?, sudah banyak alat yang ditemukan oleh manusia untuk itu tinggal pemerintah bersedia atau tidak untuk melaksanakannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H