Mohon tunggu...
Muthmainnah
Muthmainnah Mohon Tunggu... Dosen - FKM UNAIR

DOSEN DI DEPARTEMEN EBIOP DIVISI PROMOSI KESEHATAN DAN ILMU PERILAKU FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS AIRLANGGA

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

KKN Kampung Emas: Strategi Percepatan Penurunan Stunting di Surabaya

31 Desember 2023   08:10 Diperbarui: 31 Desember 2023   08:29 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar 2 Leaflet : Media KIE

Gambar 2 Leaflet : Media KIE
Gambar 2 Leaflet : Media KIE

Gambar 3 : Contoh Menu Sehat
Gambar 3 : Contoh Menu Sehat

Surabaya, 5 Oktober 2023 - Walikota Surabaya Eri Cahyadi yang akrab dengan sapaan Cak Eri dan Rektor Universitas Airlangga Prof Dr. Mohammad Nasih, S.E., M.T., Ak. atau yang kerap disapa dengan julukan Prof Nasih melangsungkan proses pelepasan 459 mahasiswa Universitas Airlangga yang akan terjun langsung ke 153 kelurahan di seluruh Kota Surabaya dalam kegiatan Belajar Bersama Komunitas (BBK) Kampung Emas Madani 2.0 Tahun 2023.

Proses pelepasan peserta BBK Kampung Emas Madani 2.0 dilaksanakan di Aula Ternate Gedung Airlangga Sharia & Entrepreneurship Education Center (ASEEC) Tower Kampus B Universitas Airlangga yang berlangsung secara khidmat dan lancar. Program ini merupakan bentuk kolaborasi antara Pemerintah Kota Surabaya khususnya Dinas Kesehatan Kota Surabaya dengan Konsorsium Perguruan Tinggi Jawa Timur dalam Percepatan Penurunan Stunting. Khususnya Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Airlangga. Program ini dilakukan untuk mencapai tujuan Sustainable Development Goals (SDGs). Sekaligus sebagai langkah awal dalam upaya pencegahan hingga percepatan penurunan angka stunting di Kota Surabaya.

BBK Kampung Emas Madani 2.0 Tahun 2023 memasuki tahun kedua pelaksanaan yang sebelumnya telah dilaksanakan pada tahun 2022 dengan bentuk kegiatan yang hampir sama. Program kegiatan ini berlangsung dari bulan Oktober hingga Desember 2023 di masing-masing kelurahan setempat. Tujuan dari program BBK Kampung Emas Madani 2.0 pada dasarnya sebagai upaya percepatan penurunan prevalensi stunting di 153 kelurahan Kota Surabaya melalui proses intervensi gizi. Sasaran utama dari program ini meliputi calon pengantin baik calon pengantin perempuan atau laki-laki, ibu hamil khususnya dengan kondisi resti (resiko tinggi), hingga balita stunting dan pra stunting.

Dari beberapa upaya yang dilakukan kepada 3 sasaran utama, diharapkan dapat memberikan dampak dan perubahan positif dalam proses menurunkan angka stunting di Kelurahan Gunung Anyar Tambak hingga seluruh kelurahan di Kota Surabaya. Selain itu, program BBK Kampung Emas Madani 2.0 menjadi sebuah bentuk kontribusi dan bukti nyata dari peran mahasiswa untuk turut andil dalam proses penanganan permasalahan kesejahteraan yang ada di masyarakat.

Program ini juga menjadi sebuah bentuk kolaborasi dari berbagai disiplin ilmu yang masing-masing dapat memberikan peran dan sumbangsih di masyarakat. Salah satunya adalah Kelompok 101 Kelurahan Gunung Anyar Tambak, Kecamatan Gunung Anyar, Kota Surabaya, beranggotakan 3 mahasiswa yang berasal dari fakultas berbeda. Diketuai oleh Ariana Fragmin Pradue Siswoyo (Kedokteran Gigi - FKG), beranggotakan Ellisa Alfia Akhni (Gizi - FKM), dan Putriana Maisyaroh (Bahasa dan Sastra Indonesia - FIB). Kelompok ini dibimbing dan didampingi oleh Dosen Pembimbing Lapangan, Ibu Dr. Muthmainnah, S.KM., M.Kes.

            Sebagaimana yang telah disebutkan, tujuan utama dari kegiatan ini adalah percepatan penurunan prevalensi stunting di Surabaya. Stunting merupakan masalah gizi kronis yang disebabkan kurangnya asupan gizi dalam jangka panjang, terutama saat seribu hari pertama kehidupan (1000 HPK), yakni sejak terbentuknya janin hingga bayi lahir dan berusia dua tahun. Stunting menyebabkan gangguan pertumbuhan pada anak, terutama tinggi badan anak sehingga anak stunting memiliki tinggi badan yang lebih rendah dibandingkan anak-anak seusianya. Selain itu, perkembangan kognitif anak juga akan terhambat sehingga berdampak buruk baginya di masa depan.

            Faktor penyebab sangat kompleks dan saling berkaitan. Selain karena asupan gizi yang tidak memadai, faktor perekonomian dan sosial keluarga juga dapat menjadi penyebabnya. Oleh karena itu, pencegahan stunting melibatkan berbagai pihak, baik dari masyarakat, tenaga kesehatan, dan pemerintah. Pendidikan kesehatan juga berperan dalam upaya pencegahan stunting. Penyuluhan tentang kebersihan dan sanitasi, pemberian imunisasi, serta pengelolaan infeksi secara tepat dapat membantu mengurangi beban penyebab stunting. Selain itu, pendekatan lintas sektor yang melibatkan sektor kesehatan, pendidikan, dan pertanian juga penting untuk menanggulangi masalah ini secara holistik. 

            Berdasarkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI), prevalensi stunting di Indonesia turun dari 24,4% menjadi 21,6% di tahun 2022. Hal ini kemudian, presiden RI, Joko Widodo, menargetkan prevalensi stunting di Indonesia dapat turun menjadi 14% di tahun 2024. Wali kota Surabaya, Eri Cahyadi, juga mendukung target presiden RI tersebut. Pak Eri Cahyadi menargetkan Surabaya zero stunting di tahun 2023 ini. Maka dari itu, pemerintah menjalankan beberapa program yang mendukung, seperti program pendampingan 1000 HPK kepada calon pengantin. Di dalam program ini, catin akan mendapatkan beberapa pelayanan, mulai dari pelayanan gizi dan kesehatan hingga konseling dari. Dalam program ini, pemkot menggandeng Tim Pendamping Keluarga (TPK) untuk melakukan penyuluhan dan pemantauan kesehatan kepada sasaran yang berisiko stunting. Selain pendampingan bagi pasangan catin, juga ada pendampingan untuk ibu dan balita. Dalam kegiatan ini, para ibu yang baru memiliki anak usia balita diberikan penyuluhan Pemberian Makanan Tambahan (PMT). Selain itu, juga ada pemberian pangan olahan untuk Keperluan Medis Khusus (PKMK) yang diresepkan oleh Dokter Spesialis Anak kepada balita malnutrisi atau dengan penyakit tertentu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun