Karya sastra  tersebut  memunculkan  tokoh-tokoh (fiksi)   yang   mewakili   golongan   tua (tradisional) dan golongan muda (modern). Selain  itu,  ada  budaya  lama,  seperti masalah  adat  perkawinan  dan  kedudukan perempuan   yang   mendominasi   novel Indonesia pada zaman Balai Pustaka.Hubungan  Budaya  dan  sastra,  hubugan ini  jarang  ditemukan,  bila  dibandingkan  hubungan  sastra  dengan  ilmu  lain.  Dalam hal ini, hububgan yang paling dekat dengan kajian  Budaya  adalah  antroplogi  Sastra. Perbedaannya,  dalam  antropologi sastra kebudayaan  menempati  posisi  sekunder, sedangkan dalam kajian budaya kebudayaan   merupakan   objek   primer. Dengan singkat, berbagaiunsur kebudayaan  dalam  karya  sastra,  seperti kawin  paksa,  nasonalime  dan  sebagainya dapat dianalisis secara antropologis dengan mengaitkannya ke masa lampu, akan tetapi akan   menjadi kajian   budaya   dalam kaitannya  dengan  masyarakat  sekarang.
Wilayah antropologi sastra dengan demikin dominan   dalam   genre   sastra   lama, sebaliknya kajian budaya dalam jenis-jenis sastra  kontemporer.  Meskipun  demikian bukan berart bahwa dalam sastra lama tidakterkandung  aspek-aspek  kajian  budaya, demikian juga sebaliknya sastra kontemporer  tidak  menyajikan  masalah-masalah masa lampau.14Berdasarkan  informasi-informasi  yang ada, budaya dengan sastra adalah hal yang tidak  dapat  dipisahkan  satu  sama  lain karenamemiliki ketergantungan satu sama lain. Sebagai contoh, ada yang mengatakan bahwa  bahasa  sangat  dipengaruhi  oleh budaya,  sehingga  segala  hal  yang  terdapat dalam kebudayaan akan tercermin di dalam bahasa.   Sebaliknya,   ada   juga   yang mengatakan bahwa bahasa sangat dipengaruhi  oleh  kebudayaan  dan  cara berpikir manusia atau penutur bahasa
SIMPULAN
Filsafat  merupakan  salah  satu  disiplin ilmu  yang  menjadi  sumber  utama  dari berbagai ilmu di dunia pendidikan. Filsafat budaya   memiliki   keunikan,     karenabeberapa  unsur  pembahasannya  terkait dengan bidang studi lainnya, seperti filsafat sejarah, antropologi, sosiologi, dan psikologi. Masing-masing dari bidang studi tersebut  dapat  dijadikan  sebagai  penopang dalam  menjelaskan  filsafat  budaya.  Salah satu   faktor   mengapa   filsafat   budaya semakin   diminati,   karena   banyaknya kejadian  besar  yang  telah  terjadi  di  dunia ini,  yang  selanjutnya  memberikan  andil dalam perubahan pola kehidupan manusia.Filsafat   budaya   berusaha   menganalisa unsur-unsur budaya beserta kaidah-kaidahnya, struktur, derajat, dan nilai-nilai yang  mengiringinya.  Meskipun  filsafat budaya ini lahir di abad 20,  namun akarnya telah  ada  pada  masa  Socrates  dan  bahkan sebelumnya..Kebudayaan merupakan ciptaan manusia yang berlangsung dalam kehidupan.   Â
Ketika  suatu  kebudayaan dalam kehidupan manusia telah berhenti di satu titik dan tidak berkembang lagi, maka hal tersebut disebut peradaban. Kebudayaan  merupakan  hasil  interaksi kehidupan bersama. Dalam proses perkembangannya,  kreativitas  dan  tingkat peradaban  masyarakat  sebagai  pemiliknya sehingga  kemajuan  kebudayaan  yang  ada pada   suatu   masyarakat   sesungguhnya merupakan  suatu  cermin  dari  kemajuan peradaban masyarakat tersebut.Kebudayaan  dewasa  ini  dipengaruhi oleh   perkembangan   yang   pesat,   dan 7294manusia  modern sadar   akan   hal   ini. Kesadaran  ini  merupakan  suatu  kepekaan yang  mendorong  manusia  agar  dia  secara kritis  menilai  kebudayaan  yang  sedang berlangsung.  Dan  untuk  bisa  dicapai  hasil ini,  harus  memiliki  gambaran  yang  lebih jelas mengenai perkembangan kebudayaan dewasa  ini.Â
Pentingnya  kebudayaan  untuk mengembangkan  suatu  pendidikan  dalam budaya nasional mengupayakan, melestarikan  dan  mengembangkan  nilai budaya-budaya  dan  pranata  sosial  dalam menunjang   proses   pengembangan   dan pembangunan  nasional  serta  melestarikan nilai-nilai luhur budaya bangsa. Kebudayaan  mempunyai  fungsi  yang besar   bagi   manusia   dan   masyarakat, berbagai  macam  kekuatan  harus  dihadapi seperti  kekuatan  alam  dan  kekuatan  lain. Selain   itu   manusia   dan   masyarakat memerlukan  kepuasan  baik  secara  spritual maupun   materil.  Â
Manusia   merupakan makhluk  yang  berbudaya,  melalui akalnya manusia dapat mengembangkan kebudyaan. Budaya dan sastra memiliki ketergantungan  satu  sama  lain.  Sastra sangat  dipengaruhi  oleh  budaya,  sehingga segala hal yang terdapat dalam kebudayaan akan  tercermin  di  dalam  sastra   Sebagai contoh,   Kesusastraan  Indonesia  menjadi potret sosial budaya masyarakat Indonesia. Tidak   jarang,   kesusastraan   Indonesia mencerminkan perjalanan serjarah Indonesia, kegelisahan kultural dan manifestasi  pemikiran  Bangsa  Indonesia. Misalnya,   kesusastraan   zaman   Balai Pustaka  (1920-1933).  Karya-karya  sastra pada  zaman  itu  menunjukan  problem kultural ketika Bangsa Indonesia dihadapkan pada budaya Barat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H