Mohon tunggu...
Omano
Omano Mohon Tunggu... Freelancer - Nyoba nulis

Cek blog muthiafakhrina.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Jangan Jajah Anakmu, Ibu...

14 Februari 2020   19:15 Diperbarui: 14 Februari 2020   19:19 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

*Bagian 3

-adil lah dengan anak anakmu ibu, ia keluar dari tempat yang sama-

Jangan benci anakmu ibu karna ia berubah sikapnya. Jangan salahkan anakmu karna pola asuh yang berbeda antara dirimu dan mertuamu. Seharusnya kau sudah mengantisipasinya. Kau orang tua nya harusnya kau yang bertindak tegas.

Memang sulit jika mertua atau orang sudah ikut campur dalam mengasuh anak dan bertentangan.

Sesulit apapun kita harus memiliki komitmen dengan suami.

Anakmu jangan kau maki jika ia salah. Hasilnya ia akan memaki mu kembali. Jangan kau keluarkan kata kata kasarmu, karna hatinya masih sangat lembut, otaknya masih jernih. Jika stok "maaf" untukmu habis bagaimana kedepannya? Maafkan kenakalannya, beri ia pengertian, jangan tinggalkan ia ketika sudah tak bisa diatur, rangkul ia, karna sebenarnya ia tak membutuhkan teman temannya, neneknya, tante atau om nya. Ia hanya membutuhkanmu ibu yang lembut.

Jangan pula kau luapkan emosimu terhadap suamimu kepadanya, ia belum mengerti jika kau sedang lelah, sakit hati atau sedih.

Jangan pula kau bedakan ia dengan adiknya atau kau banding bandingkan, karna setiap anak istimewa dan berbeda.

Jangan pula kau remehkan dia, karna mungkin ia sudah berusaha keras menyentuhmu dengan yang ia lakukan.

Kau ibu yang baik ibu, kau hanya banyak tekanan. Tekanan dari suamimu, tekanan dari mertuamu dan tekanan dari lingkungan sekitarmu. Lepaskan tekanan itu sadarilah yang salah bukan anakmu. Jangan lagi kau kesal dengannya dan meluapkan emosimu. Akibatnya ia menjadi anak yang tak bisa bertanggung jawab karna seringnya mendengar bentakanmu. Hanya PR menulis saja dia tak dapat menyelesaikannya. Itu pun kau marahi habis-habisan.

Jika stok "maaf" diotak nya kepadamu sudah habis, mungkin ia akan bertingkah yang tidak bisa lagi kau duga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun