Mohon tunggu...
Muthia D. Santika
Muthia D. Santika Mohon Tunggu... Psikolog - Psikolog

Mengintegrasikan keilmuan psikologi konvensional dengan prinsip Islam untuk memberikan dukungan yang sesuai dengan kebutuhan unik setiap individu, sehingga mereka dapat menjalani hidup yang lebih sehat, bermakna, bahagia di dunia dan akhirat.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Mengurai Depresi melalui Lensa Psikologis yang Berbeda

1 Agustus 2024   19:30 Diperbarui: 3 Agustus 2024   00:08 372
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kesalahan berpikir ini dapat menyebabkan munculnya pikiran otomatis dan secara berbahaya akan menghasilkan keyakinan yang salah terhadap diri sendiri.

Keyakinan yang salah terhadap diri sendiri dapat meluas menjadi sebuah pola pikir bahwa apapun yang terjadi dalam kehidupan individu disebabkan oleh kesalahan dirinya sendiri atau self-blaming. 

Sehingga kecenderungan untuk menyalahkan diri dan selalu merasa bersalah -yang merupakan gejala depresi, menjadi menetap. Mereka menjadi terbiasa dengan pola pikir yang salah dan selalu memikirkan bahwa hal buruk akan terjadi dalam seluruh aspek kehidupannya. 

3. Perspektif Teori Interpersonal 

Orang yang mengalami depresi memiliki resiko yang tinggi untuk mengalami konflik dalam hubungan relasi sosial. Beberapa diantara orang yang mengalami depresi memiliki kebutuhan yang lebih besar untuk mendapatkan persetujuan dan dukungan dari orang lain, tetapi mereka juga mudah merasakan penolakan dari orang lain, suatu sifat yang dikenal sebagai rejection sensitivity. 

Mereka membutuhkan kepastian yang berlebihan dalam berelasi dan terus menerus mendambakan konfirmasi dari orang lain bahwa mereka diterima dan disukai. Mereka tidak pernah sepenuhnya mempercayai validasi yang diberikan orang lain kepada mereka, maka mereka terus kembali untuk meminta penguatan. 

Seiring berjalannya waktu, keluarga dan teman mereka mungkin menjadi frustrasi atau merasa kesal karena tindakan individu tersebut. 

Jika individu tersebut membaca tanda-tanda ini dari orang disekitar mereka, maka ia akan merasa semakin tidak aman dan semakin memperburuk kondisi depresinya. 

***

Dalam konseling atau psikoterapi, mengetahui riwayat berkembangnya keluhan menjadi hal yang wajib untuk diketahui oleh psikolog. Karena dengan itu, maka akan disusun sesi terapi yang sesuai dengan tingkat keparahan gangguan (durasi, frekuensi, intensitas), onset (waktu permulaan munculnya keluhan), latar belakang dan karakteristik kepribadian klien. 

Sehingga konseling atau psikoterapi yang diberikan akan bersifat sangat khas dan berbeda pada setiap klien, karena bisa jadi tidak efektif jika diberikan pada klien lain meskipun dengan tipe diagnosis gangguan mental yang sama. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun