Namun menurut saya pribadi konsep teori ini memiliki kelemahan. Dampak learn helplessness tidak selamanya negatif tergantung kepada event (kejadian) apa yang terjadi di lingkungan.Â
Dampak negatif learn helplessness dapat terjadi jika individu sesungguhnya masih bisa memanipulasi kejadian di lingkungannya atau mengupayakan agar terjadi perubahan pada sumber stress di lingkungan.
Namun, tidak dilakukan karena yakin bahwa tidak ada yang bisa diupayakan untuk mengubah kondisi tersebut. Contohnya pada fenomena dimana seorang istri yang tetap bertahan dalam pernikahan dengan suaminya yang melakukan KDRT berulang.
Pada kejadian-kejadian dimana individu tidak dapat melakukan apapun untuk mengubahnya (misal: mengalami bencana alam atau kematian orang terdekat) learn helplessness malah akan berdampak positif karena akan melahirkan sikap pasrah.Â
Sikap pasrah ini yang akan memunculkan penerimaan (acceptance) yaitu fase akhir yang penting dalam proses grief (denial-anger-bargaining-depression-acceptance).
2. Perspektif Cognitive BehavioralÂ
Aaron Beck, founding father terapi perilaku kognitif berpendapat bahwa orang yang menderita depresi memandang dunia melalui tiga rangkaian cara berpikir negatif, yaitu mencakup pandangan negatif tentang diri mereka sendiri, dunia, dan masa depan.Â
Mereka juga melakukan kesalahan dalam berpikir yang memperkuat tiga rangkaian cara berpikir negatif, seperti mengabaikan peristiwa positif dan membesar-besarkan peristiwa negatif. Pemikiran negatif ini dapat menyebabkan dan mempertahankan depresi.
Proses berpikir yang salah juga dapat menjadi penyebab depresi. Orang yang depresi cenderung menunjukkan ingatan yang terlalu umum atau overgeneralization.Â
Misalnya, ketika mereka mendapatkan perlakuan yang kurang menyenangkan dari seseorang mereka akan cenderung berpikir "Orang-orang jahat terhadapku" bukan memikirkan fakta yang sebenarnya terjadi yaitu "Si A kemarin berbicara dengan ketus".Â