Mohon tunggu...
Muthia D. Santika
Muthia D. Santika Mohon Tunggu... Psikolog - Psikolog

Mengintegrasikan keilmuan psikologi konvensional dengan prinsip Islam untuk memberikan dukungan yang sesuai dengan kebutuhan unik setiap individu, sehingga mereka dapat menjalani hidup yang lebih sehat, bermakna, bahagia di dunia dan akhirat.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Menerobos Kegelapan: Memahami Gejala Depresi dan Menemukan Harapan

28 Juli 2024   12:59 Diperbarui: 28 Juli 2024   16:40 204
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Pexel.com/Inzmam Khan)

Depresi adalah kondisi kesehatan mental yang umum namun serius yang mempengaruhi jutaan orang di seluruh dunia. Depresi lebih dari sekadar perasaan sedih atau masa sulit yang bersifat sementara; depresi dapat secara signifikan mempengaruhi kehidupan sehari-hari, hubungan, dan kesejahteraan seseorang secara keseluruhan. 

Depresi mempengaruhi sekitar 1 dari 15 orang setiap tahun, dan satu dari setiap enam orang mungkin menderita depresi pada suatu saat dalam hidupnya.

Menurut penelitian Our World In Data, sekitar 3,4% (2-6% dengan margin of error) dari populasi global menderita depresi. Jumlahnya sekitar 264 juta orang di seluruh dunia. 

Menurut estimasi WHO, sepuluh negara dengan prevalensi depresi terbesar meliputi:

Ukraina 6,3%
Amerika Serikat 5,9%
Australia 5,9%
Estonia 5,9%
Brasil 5,8%
Yunani 5,7%
Portugal 5,7%
Belarusia 5,6%
Finlandia 5,6%
Lituania 5,6%

Meskipun depresi adalah hal yang umum terjadi, untungnya depresi juga dapat diobati.

Ditandai dengan perasaan putus asa yang terus-menerus, kurangnya energi, dan hilangnya minat dalam kegiatan yang pernah dinikmati, depresi dapat melemahkan jika tidak ditangani.

Memahami gejala, penyebab, dan perawatan yang tersedia sangat penting bagi mereka yang terkena dampak dan orang yang mereka cintai. 

DSM-5  (Diagnostic and Statistical Manual of Mental Health Disorders) merumuskan beberapa jenis gangguan yang berada di bawah payung depressive disorders seperti:

  • Disruptive mood dysregulation disorder
  • Major depressive disorder, single episode
  • Major depressive disorder, recurrent episode
  • Persistent depressive disorder (dysthymia)
  • Premenstrual dysphoric disorder
  • Substance/medication-induced depressive disorder
  • Depressive disorder due to another medical condition
  • Other specified depressive disorder
  • Unspecified depressive disorder

Karena gangguan depresi mayor adalah jenis depresi yang paling umum dan parah, maka gejala-gejalanya akan dibahas lebih lanjut dalam artikel ini.

Secara singkat, berikut ini adalah Kriteria Diagnostik untuk Episode Depresif Mayor menurut DSM-5:

A. Lima (atau lebih) dari gejala-gejala berikut ini telah muncul dalam kuun waktu 2 minggu yang sama dan merupakan perubahan dari fungsi sebelumnya; setidaknya satu dari gejala tersebut adalah (1) suasana hati yang tertekan atau (2) kehilangan minat atau kesenangan.

Catatan: Jangan sertakan gejala yang secara jelas disebabkan oleh kondisi medis lainnya.

1. Suasana hati yang tertekan hampir sepanjang hari, hampir setiap hari, seperti yang ditunjukkan oleh laporan subjektif (misalnya, merasa sedih, hampa, putus asa) atau pengamatan yang dilakukan oleh orang lain (misalnya, terlihat menangis). (Catatan: Pada anak-anak dan remaja, bisa jadi suasana hati yang mudah tersinggung).

2. Minat atau kesenangan yang sangat berkurang pada semua, atau hampir semua, aktivitas hampir sepanjang hari, hampir setiap hari (seperti yang ditunjukkan oleh laporan subjektif atau observasi).

3. Penurunan berat badan yang signifikan ketika tidak berdiet atau kenaikan berat badan (misalnya, perubahan berat badan lebih dari 5% dari berat badan dalam sebulan), atau penurunan atau peningkatan nafsu makan hampir setiap hari. (Catatan: Pada anak-anak, pertimbangkan kegagalan untuk mendapatkan kenaikan berat badan yang diharapkan).

4. Insomnia atau hipersomnia hampir setiap hari.

5. Agitasi atau keterbelakangan psikomotorik hampir setiap hari (dapat diamati oleh orang lain, bukan hanya perasaan subyektif tentang kegelisahan atau perlambatan).

6. Kelelahan atau kehilangan energi hampir setiap hari.

7. Perasaan tidak berharga atau rasa bersalah yang berlebihan atau tidak pantas (yang mungkin bersifat delusional) hampir setiap hari (bukan hanya menyalahkan diri sendiri atau rasa bersalah karena sakit).

8. Berkurangnya kemampuan untuk berpikir atau berkonsentrasi, atau keragu-raguan, hampir setiap hari (baik menurut laporan subjektif atau seperti yang diamati oleh orang lain).

9. Pikiran berulang tentang kematian (bukan hanya ketakutan akan kematian), keinginan bunuh diri berulang tanpa rencana khusus, atau percobaan bunuh diri atau rencana khusus untuk bunuh diri.

B. Gejala-gejala tersebut menyebabkan tekanan atau gangguan yang signifikan secara klinis dalam bidang sosial, pekerjaan, atau bidang fungsi penting lainnya.

C. Episode tersebut tidak disebabkan oleh efek fisiologis suatu zat atau kondisi medis lainnya.

Banyak orang terjebak ketika membaca gejala depresi yang tersebar di internet (tanpa sumber referensi ilmiah) sehingga melakukan self-diagnosis yang beresiko. Penting bagi kita untuk bisa mengetahui secara detail kriteria apa yang bisa digolongkan ke dalam gangguan depresi.

Jika Anda melihat ada banyak kesamaan dengan gejala depresi yang tertulis di atas, akan lebih baik untuk segera menemui ahli kesehatan mental seperti psikolog atau psikiater untuk mendapatkan kejelasan dan penanganan yang tepat. 

Bagikan ini dengan orang yang Anda cintai, tetap terinformasi dan diberdayakan dengan mengikuti akun ini untuk mendapatkan wawasan, kiat, dan dukungan terbaru tentang depresi dan masalah kesehatan mental lainnya. 

***

Referensi:

American Psychiatric Association. (2013). Diagnostic and statistical manual of mental health disorders (5th ed.)

Depression Rates by Country 2024. World Population Review. Retrieved July 27, 2024, from https://worldpopulationreview.com/country-rankings/depression-rates-by-country

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun