Mohon tunggu...
Muthia D. Santika
Muthia D. Santika Mohon Tunggu... Psikolog - Psikolog Klinis

Dengan latar belakang pendidikan psikologi konvensional dan pemahaman tentang nilai-nilai dan prinsip-prinsip Islam, semoga konsisten membantu individu mencapai kesejahteraan mental dan emosional yang holistik. Melalui pendekatan yang mengintegrasikan metode ilmiah dan spiritual memberikan dukungan yang sesuai dengan kebutuhan unik setiap individu, sehingga mereka dapat menjalani hidup yang lebih sehat, bahagia, dan bermakna.

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Jenis Cinta, Keberlangsungannya, dan Cara Mengontrolnya

23 Februari 2023   16:15 Diperbarui: 6 Maret 2023   10:07 330
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

3.  Memiliki kesamaan dengan pasangan. Munculnya cinta passionate biasanya diawali dari penampilan fisik yang menarik, mudah diajak berelasi dan perhatian/menunjukkan kasih sayang. Namun adanya kesamaan-kesamaan yang dimiliki dengan pasangan lebih memungkinkan individu untuk terlibat dalam cinta compassionate.  

Keberlangsungan Kedua Jenis Cinta

Hatfield menyatakan bahwa cinta passionate bertahan lebih singkat daripada cinta compassionate. Pasangan yang terlibat dalam cinta compassionate bukan berarti kehilangan elemen cinta passionate. Cinta compassionate tetap memiliki ciri passionate hanya saja tidak lagi memunculkan emosi yang menggebu-gebu atau pemikiran yang obsesif namun berkembang menjadi hubungan yang penuh kelembutan, ikatan yang kuat, bahkan munculnya pertemanan dan menikmati kebersamaan. Beberapa riset menunjukkan bahwa cinta compassionate mencakup keterlibatan yang intens dan daya tarik seksual namun tidak lagi obsesif seperti cinta passionate. Dan ini memiliki korelasi kuat dengan kepuasan pernikahan, self-esteem (harga diri) yang tinggi dan meningkatnya well-being (kesejahteraan). Karena itu tipe cinta compassionate bertahan jauh lebih lama daripada cinta passionate yang hanya bertahan antara 6-30 bulan.

Dapatkah Manusia Mengendalikan Rasa Cinta?

Lalu, apakah individu yang belum memiliki timing yang tepat, atau memiliki kelekatan yang kurang optimal di masa kecil akan selalu terjebak dalam cinta passionate dan tidak bisa mengembangkan cinta compassionate? Tentu tidak. Ataukah individu yang mengalami cinta passionate yang terlarang atau terlibat dalam affair merasa itu adalah hal yang sudah ditakdirkan dan tidak mampu mengontrol rasa cintanya? Hal ini juga salah besar. 

Beberapa riset psikologi telah menunjukkan bahwa rasa cinta sepenuhnya dapat dikendalikan. Sama seperti kondisi emosi yang lain yang dapat dikelola oleh pemiliknya, begitupun dengan rasa cinta. Langeslag dan Van Strien (2016) merumuskan teknik-teknik regulasi cinta yang dapat dilakukan oleh individu agar dapat mengelola rasa cinta, menghentikan rasa cinta, mempertahankan rasa cinta, dan pulih dari retaknya hubungan:

1. Cognitive Reappraisal. Mengubah cara berpikir mengenai pasangan atau mengenai hubungan yang dijalani. Misalnya menyadari sepenuhnya bahwa pasangan memiliki kelebihan-kelebihan yang selama ini jarang kita syukuri atau bahwa pasangan affair tidaklah sempurna dan kenyataannya tidak bisa sebaik pasangan sah kita. 

2. Distraction. Menciptakan distraksi untuk membantu mengalihkan pemikiran obsesif.

3. Avoidance. Menghindari orang yang kita cintai akan memudahkan kita untuk melunturkan perasaan cinta.

4. New activities. Melakukan aktivitas baru sebagai upaya untuk mempertahankan rasa cinta. Misalnya kencan di malam Minggu dengan suami/istri, menonton bioskop atau makan malam romantis.

Jadi, sesungguhnya kita bisa mengendalikan rasa cinta. Sesungguhnya kita bisa menghentikan jika cinta yang dirasakan akan mengarahkan kepada kerugian-kerugian, perilaku yang diluar norma dan syariat, bahkan berdampak pada hancurnya keluarga. Sejauh mana individu bisa memahami bahwa yang salah adalah salah dan apa yang benar itu benar, maka mereka dapat sepenuhnya mengendalikan rasa cintanya. Mengingatkan saya pada salah satu opini dari tokoh publik yang menyatakan bahwa kita bisa memilih untuk menikah dengan siapa saja namun tidak bisa memilih dengan siapa kita jatuh cinta. Opini itu bisa dipatahkan dengan bukti-bukti riset ini (😊). Begitu pula dengan semaraknya 'tren' pergaulan bebas, seks diluar nikah, perselingkuhan, yang sedang hilir mudik, berkamuflase di balik tontonan layar lebar dan layar kaca. Menjadi referensi imitasi perilaku bagi para pelakunya, menganggap itu adalah hal yang sudah menjadi biasa. Karena itu jatuh cintalah dengan cara yang elok, cara yang diridhoi oleh Allah. Karena Allah tahu yang terbaik untuk kita, pasrahkan pada-Nya, tetap menjaga kehormatan diri dan bersyukurlah. Niatkan dan arahkan gerak langkah kita hanya untuk mematuhi Allah, maka Allah akan menganugerahkan jalan cinta yang terindah untuk hamba-Nya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun