Mohon tunggu...
Muthakin Al Maraky
Muthakin Al Maraky Mohon Tunggu... Guru - Relawan di Komunitas Literasi Damar26 Cilegon

Tukang ngelamun yang mencintai buku

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Izrail di Malam Perempat Final

28 Maret 2022   08:07 Diperbarui: 28 Maret 2022   13:29 384
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Siapa Kendil Kedalung itu, Mbah?" Galih bertanya dengan nada meremehkan.

"Kamu tak perlu tahu Kendil Kedalung itu siapa!" Mbah Karto Sujiwo menghardik Galih. Ia terlihat marah. "Yang Jelas, kamu harus mengikuti saran Mbah," sambungnya.

"Ba.. Ba.. Baik Mbah. Maafkan saya, Mbah." Mendengar hardikan Mbah Karto Sujiwo nyali galih langsung  menciut. "Apa saran Mbak untukku? Adakah cara untuk menyembuhkan atau menghilangkan santet dalam tubuhku ini? Dapatkah Mbah menahan Izrail mencabut nyawaku?"

"Mudah.. cukup mudah. Hahaha.. Hahaha.."

"Edan.. negosiasi macam apa ini. Tawar menawar nyawa. Menahan kematian. Menahan Izrail mencabut nyawa," kata Arman dalam hati. Di situasi ini, Arman hanya menjadi penonton. Arman tak ingin terlibat dalam obrolan mereka berdua. Arman membiarkan Galih menyelesaikan masalahnya sendiri dengan orang pintar itu.

"Dimulai hari ini, dalam tujuh hari ke depan, kamu harus selalu berada di  dalam rumah," Mbah Karto Sujiwo mulai memberikan saran.

"Baik, Mbah." Galih menunduk. Pandangannnya hanya tertuju pada lantai.

"Ingat! Lakukan ritual setiap lewat jam dua belas malam." Mbah Karto Sujiwo menyerahkan kantung kain berwarna merah. "Di dalamnya terdapat minyak wangi untuk proses ritual. Minyak wangi ini sudah Mbah isi dengan mantra-mantra."

"Baik, Mbah." Galih mengangkat wajahnya. Ia menerima kantung kain itu.

"Di malam ketujuh. Malam yang terakhir. Setelah melakukan ritual, kamu harus mandi dengan kembang tujuh rupa."

"Baik, Mbah." Ia kembali menunduk.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun