Mohon tunggu...
Musfiq Fadhil
Musfiq Fadhil Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Abdul Hamma

Lulusan S1 Ilmu Kesehatan Masyarakat - Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Hari Santri: Berjihad Tanpa Henti Membangun Kesehatan Pesantren

21 Oktober 2020   01:00 Diperbarui: 22 Oktober 2020   05:23 1761
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Santri Pondok Pesantren Al-Mizan di Majalengka (Foto: istimewa via jabar.tribunnews.com)

Masalah Kesehatan di Pondok Pesantren

Peran kaum pesantren dalam memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan NKRI memang sudah tidak perlu diragukan. Puncaknya ketika Resolusi Jihad 22 Oktober 1945 dikumandangkan oleh Sang Kyai. 

Berbekal Resolusi jihad semangat rakyat berkobar-kobar mengusir penjajah yang hendak merebut kembali kemerdekaan Bangsa. Semangat dari resolusi jihad itu pula yang kemudian melahirkan peristiwa heroik Bung Tomo dkk pada 10 Nopember 1945, Hari Pahlawan.

Namun semangat juang tersebut seolah tidak terlihat ketika pesantren dihadapkan dengan masalah kesehatan dan penyakit sebagai musuh utama yang harus dikalahkan sebagaimana mengalahkan penjajah.

Padahal kita tahu, kesehatan sebagai salah satu komponen dalam mengukur keberhasilan pembangunan bangsa sangat penting bagi kehidupan kita.

Sudah tidak terhitung berapa artikel yang meneliti masalah kesehatan dan penyakit di pesantren dipublikasikan setiap tahunnya.

Tetapi sampai sekarang, masalah kesehatan di pesantren masih sangat jarang mendapatkan perhatian baik oleh warga pesantren sendiri, masyarakat, maupun pemerintah.

Masih banyak pesantren yang belum memenuhi aspek daya tampung, kenyamanan, kebersihan, kesehatan, dan keamanan yang sesuai dengan 11 ayat 3 undang-undang No. 18 tahun 2019 tentang pesantren.

Masih banyak pula pesantren yang melestarikan kultur tradisional dimana mereka hidup "ala kadarnya" sehingga perilaku pemeliharaan kesehatan dan pemenuhan kebutuhan kesehatan pun cenderung kurang diperhatikan.

Akibat keadaan tersebut, tak heran jika masalah kesehatan santri masih sering terjadi dan kasus penularan penyakit yang terjadi masih mudah sekali untuk ditemukan di banyak lingkungan pesantren. 

istimewa
istimewa
Kasus penyakit klasik pesantren yang berhubungan buruknya sanitasi misalnya diare dan ISPA masih sangat sering ditemukan.

Apalagi untuk penyakit kulit, kita tak sulit untuk menemukan santri gudikan yang sibuk menggaruk-garuk gatal di pagi dan malam hari.

Masalah kesehatan lain seperti kurangnya pemenuhan gizi, kelelahan, kesehatan jiwa, kesehatan reproduksi, dan perokok usia remaja juga masih minim diperhatikan sebagai prioritas untuk segera diselesaikan.

Menilik masalah baru-baru ini, dimana tercatat sebanyak 27 pesantren menjadi kluster Covid-19 dengan 1400 dinyatakan positif juga menggambarkan bahwa pembangunan kesehatan di lingkungan pondok pesantren masih sangat membutuhkan perhatian yang besar.

Hari Santri 2020 sebagai Momentum Berjihad Membangun Kesehatan Pesantren

logo hari santri 2020 - dok. Kemenag
logo hari santri 2020 - dok. Kemenag

Diusungnya "Santri Sehat Indonesia Kuat" sebagai tema dalam peringatan Hari Santri merupakan angin segar bagi pembangunan kesehatan di lingkungan pesantren.

Hari Santri tahun ini seyogianya menjadi momen pemantik semangat berjihad memperbaiki kesehatan menyeluruh di lingkungan pesantren.

Saya berharap itu bukan sekedar jargon keren-kerenan doang. Perayaan Hari santri tahun ini juga diharapkan bukan sekedar euforia dengan berpawai belaka seperti perayaan pada tahun-tahun sebelumnya.

Tema Santri Sehat Indonesia Kuat perlu dihayati dengan sepenuh hati oleh warga pesantren, masyarakat dan pemerintah. 

Setelah dihayati, kemudian segera diwujudkan dalam bentuk langkah-langkah yang konkrit dan konsisten untuk mengatasi semua permasalahan kesehatan yang sudah bertahun-tahun bercokol di lingkungan pesantren. 

Bukan cuma fokus kepada penyelesaian Covid-19, lho ya. Penyelesaian penyakit menular lain dan masalah kesehatan lain juga tak kalah penting untuk dilakukan. 

Adapun bentuk Jihad yang perlu dilakukan dalam pembangunan Kesehatan di Pesantren menurut hemat saya sebagai berikut:

1. Jihad Santri

Santri berupaya menerapkan perilaku hidup sehat dalam kegiatan sehari-hari di lingkungan pesantren santri seperti asupan gizi yang seimbang, olahraga, tidak merokok, pemanfaatan istirahat dan pengelolaan stress dan gaya hidup bersih.

Sebagaimana hadits nabi "Kebersihan sebagian dari Iman", maka sebagai suatu komunitas, masing-masing individu santri dan ustadz berperan untuk saling mengingatkan kepada sesama warga pesantren  tentang pentingnya kesehatan dan kebersihan di lingkungan pesantren. 

2. Jihad Pengelola Pesantren

  • Pengelola pesantren wajib memberikan bangunan hunian santri yang sesuai dengan persyaratan dalam Undang-undang tentang pesantren. 
  • Pengelola pesantren wajib membuat dan menegakkan tata tertib yang mengatur tentang kesehatan dalam kehidupan di lingkungan pesanten.
  • Unit Kesehatan Santri dan Pos Kesehatan Pesantren (Pokestren) bukan cuma papan nama doang atau sekedar forrmalitas saja tetapi harus diktifkan dan dijalankan dengan benar-benar secara terus menerus.

3. Jihad Ormas Islam

  • Ormas-ormas islam perlu mendorong pemerintah agar lebih peduli pada pembangunan kesehatan di pondok dengan menuntut agar segera dibuat peraturan kesehatan turunan dari UU Pesantren. 
  • Ormas-Ormas Islam menghimbau secara rutin kepada pengelola pesantren untuk selalu mengutamakan kesehatan para santrinya.

3. Jihad Pemerintah

  • Pemerintah melalui Kementerian Kesehatan dan Kementerian agama perlu untuk membahas dan membuat peraturan turunan UU Pesantren yang khusus mengatur aspek kesehatan di pesantren.
  • Mengingat  berdasarkan Riskesdas 2018 bahwa jumlah Poskestren hanya sekitar 20% dari jumlah pesantren, maka Pemerintah wajib memfasilitasi pembentukan Poskestren di semua pesantren yang ada di Indonesia. 
  • Memperbanyak dan merutinkan Program Kesehatan Pesantren semacam Program Pesantren Sehat ke semua Pesantren terutama ke pesantren di daerah pelosok yang kondisinya masih mempertahankan kebiasaan lama yang kurang memperhatikan kesehatan.

4. Jihad Masyarakat Umum

Masyarakat wajib mendukung setiap upaya yang dilakukan santri, pengelola pesantren, Ormas, dan Pemetintah dalam rangka mewujudkan pesantren yang sehat. Minimal dukungan itu dalam bentuk doa, syukur-syukur bisa dalam aksi nyata seperti memberikan dukungan dana maupun kegiatan sosial lain yang dapat berkontribusi menguatkan kesehatan di dunia pesantren

Penutup

Saya yakin jika Pembangunan Kesehatan yang baik di lingkungan Pesantren maka akan berdampak besar pula dalam pembangunan kesejahteraan bangsa Indonesia. Maka mari bersama-sama berjihad demi mewujudkan Santri yang sehat dan Indonesia Kuat.

Sekian dari Saya.

Selamat Memperingati Hari Santri 2020!
Merdeka!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun