Apalagi untuk penyakit kulit, kita tak sulit untuk menemukan santri gudikan yang sibuk menggaruk-garuk gatal di pagi dan malam hari.
Masalah kesehatan lain seperti kurangnya pemenuhan gizi, kelelahan, kesehatan jiwa, kesehatan reproduksi, dan perokok usia remaja juga masih minim diperhatikan sebagai prioritas untuk segera diselesaikan.
Menilik masalah baru-baru ini, dimana tercatat sebanyak 27 pesantren menjadi kluster Covid-19 dengan 1400 dinyatakan positif juga menggambarkan bahwa pembangunan kesehatan di lingkungan pondok pesantren masih sangat membutuhkan perhatian yang besar.
Hari Santri 2020 sebagai Momentum Berjihad Membangun Kesehatan Pesantren
Diusungnya "Santri Sehat Indonesia Kuat" sebagai tema dalam peringatan Hari Santri merupakan angin segar bagi pembangunan kesehatan di lingkungan pesantren.
Hari Santri tahun ini seyogianya menjadi momen pemantik semangat berjihad memperbaiki kesehatan menyeluruh di lingkungan pesantren.
Saya berharap itu bukan sekedar jargon keren-kerenan doang. Perayaan Hari santri tahun ini juga diharapkan bukan sekedar euforia dengan berpawai belaka seperti perayaan pada tahun-tahun sebelumnya.
Tema Santri Sehat Indonesia Kuat perlu dihayati dengan sepenuh hati oleh warga pesantren, masyarakat dan pemerintah.Â
Setelah dihayati, kemudian segera diwujudkan dalam bentuk langkah-langkah yang konkrit dan konsisten untuk mengatasi semua permasalahan kesehatan yang sudah bertahun-tahun bercokol di lingkungan pesantren.Â
Bukan cuma fokus kepada penyelesaian Covid-19, lho ya. Penyelesaian penyakit menular lain dan masalah kesehatan lain juga tak kalah penting untuk dilakukan.Â
Adapun bentuk Jihad yang perlu dilakukan dalam pembangunan Kesehatan di Pesantren menurut hemat saya sebagai berikut:
1. Jihad Santri
Santri berupaya menerapkan perilaku hidup sehat dalam kegiatan sehari-hari di lingkungan pesantren santri seperti asupan gizi yang seimbang, olahraga, tidak merokok, pemanfaatan istirahat dan pengelolaan stress dan gaya hidup bersih.