Mohon tunggu...
Musfiq Fadhil
Musfiq Fadhil Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Abdul Hamma

Lulusan S1 Ilmu Kesehatan Masyarakat - Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Penunggu Sumur Tua

4 Oktober 2020   16:58 Diperbarui: 11 Oktober 2020   11:04 789
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

“Matur suwun nggih, Nang. Muga awakmu, emakmu lan sak kabehane keluargamu diparingi waras lan sentosa ing alam dunya lan akherat”.  Seperti itu kira-kira kalimat terakhir yang kudengar darinya mendoakan kebaikan untuk aku dan keluargaku. Sepatah kalimat itu kudengar begitu lembut, sangat manis, meskipun bibir dan mulutnya sudah kisut.

Akupun bertanya-tanya dalam hati. Keheranan, sama seperti Pak Yanto yang berteriak dengan emosi. Siapa geramgan yang tega membunuh wanita renta yang malang itu dengan cara keji. Bagaimana bisa ia tega menggorok leher wanita renta yang kesepian itu, lalu menceburkan mayatnya di sumur tua?

Wedhus, tenan!

Bersambung: Penunggu Sumur Tua (2)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun