Mohon tunggu...
Musfiq Fadhil
Musfiq Fadhil Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Abdul Hamma

Lulusan S1 Ilmu Kesehatan Masyarakat - Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Sajak-sajak yang Ku Tulis Saat Remaja

21 Agustus 2020   12:45 Diperbarui: 21 Agustus 2020   15:14 326
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku ingin Memelukmu, sampai rona tubuhmu merasuk dadaku
Ku simpan lengkung bibirmu dalam pandangku

6 Mei 2012 pukul 18.05
Kita terkoyak saat bunga masih semerbak bermekar-mekar.
Hingga serbuksari berhamburan.
Namun seiring waktu, kuharap bungabunga itu mekar kembali dengan semerbak yang tak lagi membawa luka.

25 Mei 2012 pukul 23.45
Darah yang kau tuai di jantungku kini menjelma api
Beringas melahap pembuluh darahku
Aku menjadi abu.

18 Juni 2012 pukul 07.20
Aku luruh selaksa buliran hujan semalam
Dan menguap seiring sinar mentari pagi ini

3 Juli 2012 pukul 16.30
Nanti malam akan kubungkam rembulan agar tak menyanyikan lagi lagu tentang dirinya.
Aku juga akan memanggil awan untuk menutupi bulan agar hati tak terjamah oleh cahaya yang mengingatkanku akan wajahnya.
Juga angin, ku titahkan ia agar tak menghembuskan rindu yang menghimpit dada

12 Agustus 2012 pukul 11.01
Tinggal menanti yang akan terjadi
kebekuan diri telah menghapus asaku memilikimu

9 September 2012 pukul 04.47
Mari kembali memanggang matahari agar besok dapat tetap membara membakar semangat jiwa-jiwa mimpi.

14 Oktober 2012 pukul 12.02
Anganku masih terpaut pada pertemuan yang singkat
malam itu
Kau terangi malam dengan binar di kedua matamu
memancarkan kehangatan
yang merasuk sanubari
dan kini tumbuh menjadi sepohon rindu

7 Januari 2013 pukul 22.12
Malam telah merancang mimpiku, bersanding dalam rona biru sajakmu.
Dengarlah nyanyiannya yang melukis senyum kita di awan.
Dalam hening angin menghangat di pucuk jarumjam,.
masihkah kau memikirkanku ?

18 Januari 2013 pukul 02.35
Jarak terurai seiring pudarnya pelangi di dadaku.
Antara kau dan aku kian dekat tapi jiwaku perlahan menghilang tanpa kedamaian

6 Februari 2013 pukul 21.02
Tak ada yang dapat menandingi kesempurnaan hati pada dirimu
dalam dirimu ada berjuta keindahan
kau pantas untuk dipuja

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun