Ketika kamu diinjak-injak, besarkan hatimu. Jadikan injakan itu sebagai bahan bakar semangatmu untuk berusaha menjalani kehidupan dengan baik, tak perlu dipaksakan untuk menjadi yang terbaik, seadanya saja.
Teruslah berusaha untuk jadi baik, pelan-pelan, sampai berhasil dan manusia-manusia yang pernah menginjakmu segan untuk merendahkanmu lagi.
Kamu bisa mengambil contoh dari Ponco, temanmu yang dulu diinjak, di-bully, dihina karena dia tak punya apa-apa. Dia menerima dan bersabar lalu berusaha membuktikan kepada mereka. Kini nasib dia sangat berjaya. Bahkan kalau dia mau, dalam posisi dia sekarang, mudah bagi Ponco untuk menginjak orang yang dulu merendahkannya.
Jangan berkecil hati. Apalagi ada pikiran keinginan untuk mati cuma sebab terluka karena merasa dirimu terinjak-injak oleh orang. Kalau kamu mati, di alam akhirat, bisa jadi nasibmu malah lebih buruk. Diinjak-injak dan disiksa sama malaikat.
Hidupmu di dunia itu berharga. Jangan terlalu fokus kepada orang-orang yang senang menginjakmu dan melukai hatimu. Ada keluarga, teman, dan milyaran manusia baik yang menyayangimu.
Keluarga, teman, dan manusia-manusia baik siap untuk mendukungmu dengan gembira sampai luka karena rasa terinjak itu sembuh dan hilang sepenuhnya dari hatimu. Live your life, Anak muda!
Cobalah terbuka. Ceritakan segala luka, kegelisahan dalam hati dan pikiranmu kepada mereka yang menyayangimu. Bukan malah ngobrol sama aku! Aku kan cuma keset!
***
Nah. Begitulah obrolan saya dengan keset pintu rumahku. Saya harap bagi kamu yang sedang mengalami rasa diinjak-injak, direndahkan, dihina atau apapun yang membuat hatimu terluka bisa mengambil hikmah dari obrolan ini ya.
Semoga luka di hatimu cepat sembuh. Tetap semangat jalani hidup, ya!
Salam.