Hal itu membuat saya semakin kebingungan dan tidak dapat fokus menikmati keseruan yang sedang disajikan pembuat drama kepada saya.
4. Unduhan Ilegal dan Sayang Kuota
Kepopuleran dang nge-hype-nya drama korea di lingkungan pergaulan saya, membuat teman-teman saya rela untuk mencari drama-drama ini dengan mengunduhnya di dunia maya melalui situs-situs film yang ilegal.
Saya tidak terlalu suka ketika memakai barang-barang ilegal. Prinsip saya, sebisa mungkin saya menghindari penggunaan barang-barang digital yang ilegal kecuali saat memang benar-benar dalam keadaan kepepet (Beberapa Software di komputer saya masih ilegal karena kalau beli, mahal. Hehe).
Saya sering menolak tawaran teman untuk menonton dan bahkan memberikan file drama korea hasil unduhan di situs ilegal kepada saya.
Alasannya, saya merasa ada yang mengganjal di hati yang bikin saya tidak bisa leluasa menonton drama korea ini meskipun diberikan secara cuma-cuma oleh teman saya.
Di sisi lain, untuk menonton secara legalpun saya masih eman-eman, sayang kuota dan tidak rela mengeluarkan beberapa lembar uang untuk berlangganan di situs streaming film legal hanya untuk sekedar menonton drama korea.
Mending kuota saya gunakan buat nonton video tutorial pangkas rambut dan duitnya buat beli cilok dan sekardus mie rebus daripada untuk menonton drama korea.
5. Alur Cerita Drama Korea terlalu Rumit
Saya wong ndeso... terbiasa dengan nonton drama-drama dengan penokohan dan alur yang sederhana. Kebanyakan drama korea alur ceritanya rumit dan agak membingungkan membuat saya sulit untuk paham.
Untuk memahami kebanyakan drama korea tersebut, tidak semudah ketika saya menonton drama sabun alias sinetron ala rumah-rumah produksi film Negeri Kita.
Meskipun episode-episode mencapai ratusan hingga ribuan, alur drama-drama sabun buatan dalam negeri sangat mudah dipahami.Â