Assalamualaikum wr. wb.
Di bulan ramadan, setan-setan yang berperan sebagai musuh untuk mengganggu keimanan kita, dibelenggu oleh Tuhan. Namun, hal itu tidak membuat jalan perjuangan mencapai ridho Tuhan menjadi mudah tanpa beban.
Justru di bulan Ramadan, seorang hamba harus berhadapan langsung dengan musuh sesungguhnya, musuh yang lebih susah dikalahkan dibanding setan: Hawa Nafsu yang kebablasan.
Hawa Nafsu nafsu yang kebablasan membuat seorang hamba lupa bahwa sejatinya kita hidup di dunia semata untuk mendapatkan ridho Tuhan.
Kita sering terlena, membiarkan begitu saja hawa nafsu di dalam diri mendorong tubuh kita untuk bergerak liar sak karepe dewe. Â Akibatnya, kita dikuasai oleh sifat-sifat keburukan yang menjadikan diri semakin jauh dari Tuhan.
Ramadan adalah arena perang. Selama ramadan, kita diberikan tugas melawan hawa nafsu yang kebablasan. Hanya hamba yang mampu mengendalikan amarah, rasa lapar dan dahaga, keserakahan, kesombongan, dan perbuatan tercela saja yang berhak memperoleh kemenangan.
Mengalahkan dan mengendalikan hawa nafsu itu tidak mudah. Dalam perjalanan perjuangan selama ramadan, banyak serangan yang datang. Mulai dari aroma masakan warteg sebelah, bayangan betapa empuk rendang di RM padang Sederhana, hingga segarnya sop buah dan es kelapa muda.
Belum lagi cuaca panas yang membuat kepala dan hati kita panas, rasa ingin membully melonjak tinggi diiringi jempol yang jelalatan ingin membeli barang diskonan ramadan di toko online.
Serangan-serangan dari hawa nafsu yang datang terus menerus tersebut bisa membuat kita kewalahan. Biasanya, Godaan-godaan nafsu itu semakin hari semakin terasa berat dan melelahkan. Jika kita tak kuat menahan iman, pertahanan semakin melemah, hingga membuat kita menyerah dan akhirnya kalah.Â
Di ramadan yang memasuki hari ke-15 ini, apakah semangat meraih kemenangan atas hawa nafsu itu masih kita genggam?Â
Hari ini adalah momen yang tepat untuk kita merawat optimisme meraih kemenangan di hari idul fitri nanti. Sebab hari ini merupakan fase pertengahan ramadan dimana Tuhan sedang membuka membuka pintu ampunan selebar-lebarnya. Sesuai dengan sabda Rasulullah SAW yang diriwayatkan Abu Hurairah R.A bahwa "Awal bulan Ramadhan adalah rahmat, pertengahannya adalah ampunan, sedangkan akhirnya adalah terbebas dari neraka."Â
Maka sebagai hamba yang penuh dengan dosa dan kesalahan, Â kita jangan sampai melewatkan keisitimewaan di hari ramadan ini dengan menyerah dan menerima kekalahan dalam perang kita melawan hawa nafsu.Â
Dibukanya pintu ampunan seluas-luasnya ini seharusnya menjadi penyemangat dalam beribadah, berdoa dan mengharap ampunan Tuhan. Saatnya kembali fokus menjalankan tugas kita dengan senantiasa berbuat kebaikan dan mengingat Tuhan.Â
Ramadan hari ini juga istimewa karena bersamaan dengan perayaan hari Waisak oleh saudara kita, umat Buddha. Waisak adalah hari dimana ummat Budda merayakan tiga peristiwa penting yang dialami Pangeran Siddharta Gautama: Kelahiran, Pencerahan sempurna, dan wafatnya Pangeran Siddharta.
Dalam perjalanan hidupnya, Pangeran Siddharta Gautama adalah seorang anak dari raja yang hidupnya serba berkecukupan dan dimanjakan oleh berbagai nikmat duniawi yang disediakan oleh Ayahnya, Raja Suddhodana.Â
Namun dalam perjalananannya, Siddharta menemukan bahwa segala kenikmatan di dunia ini adalah hal yang fana. Hingga Akhirnya Pangeran Siddharta melepas semua kemewahan yang dimilikinya  dan memilih hidup sederhana dengan menyebarkan kebajikan dan cinta kasih kepada semua mahluk.
Sebagai seorang muslim, saya kira tidak ada salahnya jika saya meneladani sifat yang dimiliki Pangeran Siddharta Gautama yang mampu melepas gemerlapnya kemewahan dan kemampuannya mengendalikan hawa nafsu.Â
Keteladanan sang Buddha dalam mengendalikan hawa nafsu ini dapat saya jadikan sebagai inspirasi saya agar kuat melawan hawa nafsu yang selama ramadan ini seperti meronta-ronta memintaku agar melalaikan Perintah Allah SWT dengan berbuat dosa.
Semoga saja dengan keberadan momen ramadan penuh ampunan + meneladani kesederhanaan Pangeran Siddharta Gautama hari ini dapat memberikan kita rasa optimis dan kekuatan untuk bertahan selama medan peperangan melawan hawa nafsu ini sampai hari kemenangan, hari idul fitri tiba.
Oiya, dalam kesempatan ini saya rasa tak ada salahnya pula jika di masa ketidakpastian ini, jika kita berdoa bersama agar Allah segera memberikan kemenangan kepada umat manusia di seluruh dunia atas perjuangan melawan virus corona. Â Amin..
Wassalamualaikum wr. wb
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H