Mohon tunggu...
Musfiq Fadhil
Musfiq Fadhil Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Abdul Hamma

Lulusan S1 Ilmu Kesehatan Masyarakat - Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Merawat Optimisme Kemenangan dalam Pelukan Waisak dan Ramadan

7 Mei 2020   23:04 Diperbarui: 7 Mei 2020   23:19 415
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi oleh Abdullah Gatasheh dari Pexels.com

Hari ini adalah momen yang tepat untuk kita merawat optimisme meraih kemenangan di hari idul fitri nanti. Sebab hari ini merupakan fase pertengahan ramadan dimana Tuhan sedang membuka membuka pintu ampunan selebar-lebarnya. Sesuai dengan sabda Rasulullah SAW yang diriwayatkan Abu Hurairah R.A bahwa "Awal bulan Ramadhan adalah rahmat, pertengahannya adalah ampunan, sedangkan akhirnya adalah terbebas dari neraka." 

Maka sebagai hamba yang penuh dengan dosa dan kesalahan,  kita jangan sampai melewatkan keisitimewaan di hari ramadan ini dengan menyerah dan menerima kekalahan dalam perang kita melawan hawa nafsu. 

Dibukanya pintu ampunan seluas-luasnya ini seharusnya menjadi penyemangat dalam beribadah, berdoa dan mengharap ampunan Tuhan. Saatnya kembali fokus menjalankan tugas kita dengan senantiasa berbuat kebaikan dan mengingat Tuhan. 

Ramadan hari ini juga istimewa karena bersamaan dengan perayaan hari Waisak oleh saudara kita, umat Buddha. Waisak adalah hari dimana ummat Budda merayakan tiga peristiwa penting yang dialami Pangeran Siddharta Gautama: Kelahiran, Pencerahan sempurna, dan wafatnya Pangeran Siddharta.

Dalam perjalanan hidupnya, Pangeran Siddharta Gautama adalah seorang anak dari raja yang hidupnya serba berkecukupan dan dimanjakan oleh berbagai nikmat duniawi yang disediakan oleh Ayahnya, Raja Suddhodana. 

Namun dalam perjalananannya, Siddharta menemukan bahwa segala kenikmatan di dunia ini adalah hal yang fana. Hingga Akhirnya Pangeran Siddharta melepas semua kemewahan yang dimilikinya  dan memilih hidup sederhana dengan menyebarkan kebajikan dan cinta kasih kepada semua mahluk.

Sebagai seorang muslim, saya kira tidak ada salahnya jika saya meneladani sifat yang dimiliki Pangeran Siddharta Gautama yang mampu melepas gemerlapnya kemewahan dan kemampuannya mengendalikan hawa nafsu. 

Keteladanan sang Buddha dalam mengendalikan hawa nafsu ini dapat saya jadikan sebagai inspirasi saya agar kuat melawan hawa nafsu yang selama ramadan ini seperti meronta-ronta memintaku agar melalaikan Perintah Allah SWT dengan berbuat dosa.

Semoga saja dengan keberadan momen ramadan penuh ampunan + meneladani kesederhanaan Pangeran Siddharta Gautama hari ini dapat memberikan kita rasa optimis dan kekuatan untuk bertahan selama medan peperangan melawan hawa nafsu ini sampai hari kemenangan, hari idul fitri tiba.

Oiya, dalam kesempatan ini saya rasa tak ada salahnya pula jika di masa ketidakpastian ini, jika kita berdoa bersama agar Allah segera memberikan kemenangan kepada umat manusia di seluruh dunia atas perjuangan melawan virus corona.  Amin..

Wassalamualaikum wr. wb

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun