Saya jawab saja, “Sabar ya, Pak!” sambil tersenyum ragu. Kemudian saya segera berlalu mencari spot foto lain yang bisa kamera handphone bututku tangkap selain gelap.
Saya terus berkeliling, mata saya harus agak melotot kanan kiri melihat-lihat tiap-tiap sudut yang gelap. Harapan saya bisa menemukan Abege-abege yang sedang memanfaatkan suasana syahdu ini untuk mantap-mantap.
Tapi syukurlah, saya tak menemukan itu. Malah saya bingung, menemukan beberapa sosok berbentuk wanita, tetapi ternyata pria sedang duduk di pinggir-pinggir jalan yang agak remang-remang. Saya tidak tahu mereka sedang apa. Saya tak berani menyapa.
Jujur saja saya suka suasana syahdu begini. Alun-alun yang biasanya penuh keramaian, sekarang berubah menjadi hening, sunyi, dan redup. Suasana ini membuat jiwa introvert saya menemukan sebuah kedamaian. Jauh dari hiruk pikuk lampu-lampu odong-odong dan suara bising knalpot.
Coba saja kalau nantinya ada program rutin penutupan alun-alun dari keramaian (seperti car free day) tapi di malam hari. Mungkin akan jadi suatu kegiatan yang menarik. Hehe.
Berikut ini beberapa jepretan saya buat nambah-nambah gambaran bagaimana kondisi terkini:
Penutup
Demikianlah yang dapat saya ceritakan tentang kondisi malam (pertama) Kota Tegal Setelah lockdown. Semoga dapat menghibur dan membuat anda paling tidak sedikit mengetahui kondisi Kota Tegal terkini.
Sekian
Terimakasih.