Jika dibandingkan dengan negara tetangga, Malaysia misalnya walaupun angka kasus positif sudah mencapai 1300an orang, kematian yang tercatat baru 11 orang. Apalagi kalau kita bandingkan negara kita dengan Singapore, dari dari 400an orang yang terinfeksi, yang mati hanya dua (Klik di sini).
Artinya apa? Total kematian di Indonesia yang sebanyak itu dalam tempo hanya dua minggu sejak kasus Covid-19 pertama terkonfirmasi pada 2 maret lalu ini menendakan kemampuan penanganan Covid-19 di Negeri ini masih meragukan.
Baca: Mereka yang (Terpaksa) Pede Meski Tak Ada APD
Bayangkan jika prediksi dari Pemerintah tentang 700 ribu orang akan terinfeksi benar-benar terjadi, berapa kematian angka kematian yang akan tercetak di Negeri ini?
Melihat keadaan ini, apakah masih layak mempertahankan idealisme beribadah di tengah wabah?
Penutup
Tulisan ini tidak untuk menakut-nakuti anda, atau memaksa orang agar meninggalkan ibadah. Sebagai muslim, saya juga ingin beribadah dengan aman.
Tapi dalam kondisi seperti silahkan dipikirkan lagi, apakah ingin bersikukuh beribadah, atau merelakan meninggalkan sebuah ibadah demi keamanan.
Pelu diingat, seburuk apapun kondisi nantinya, kita harus tetap berpikiran tenang, dan jangan panik. Ikuti arahan dari Pemerintah mengenai social distancing dan sejenisnya.
Sekian.
Terimakasih!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H