"Biasanya kalaupun sekolah libur, saya keliling ke kampung anak-anak pada keluar untuk membeli. Tapi kali ini aneh, kampung sepi, anak-anak yang kalau libur biasanya bermain dan kumpul juga tidak ada. Duh!"
Alhasil, Amad terpaksa menanggung kekecewaan karena tidak seperti hari sebelumnya, hari itu Cilor dan Maklornya masih tersisa banyak. Tidak sesuai dengan ekspektasi yang dia inginkan.
Dilema, tapi Mau Bagaimana?
Saat mendengar Amad bercerita tentang libur Corona yang membuat dagangannya kurang laku, membuat saya prihatin dan bersimpati.Â
Di sisi lain, sebagai (mantan) Mahasiswa Kesmas yang selalu diajarkan keutamaan tindakan preventif dan promotif, saya menilai kebijakan meniadakan kegiatan belajar mengajar di sekolah khususnya daerah Jawa Tengah merupakan langkah yang tepat.
Seperti kita ketahui, Covid-19 merupakan virus yang penularannya tergolong cepat. Penularan virus Covid-19 dapat terjadi secara langsung melalui penyebaran percikan air liur, serta penularan melalui rute tidak langsung melibatkan suatu objek perantara, yang membawa suatu agen dari sumber ke orang yang rentan.
Virus ini dapat disebarkan oleh orang yang bahkan tidak memiliki gejala-gejala klinis apapun, sehingga akan sulit melaacak secara pasti sudah sampai mana persebaran virus ini di Indonesia. Berdasarkan update per tanggal 16 Maret saja, pasien positif Covid-19 bertambah 17 orang sehingga total jadi 134 orang.
Berdasarkan Pemprov Jateng (15/3), Di Jawa Tengah, dari 57 orang suspect, sudah ada empat orang yang positif mengidap Corona, dimana satu orang sudah meninggal dan tiga lainnya masih dalam perawatan. Sementara ada 15 orang yang masih dalam status Pasien dalam Pengawasan (PDP).
Kalau saya asumsikan dari tempat Si Amad tinggal, yaitu di Brebes Jawa Tengah, daerah ini termasuk daerah yang berisiko terjadinya persebaran Covid-19, sebab Brebes merupakan kabupaten yang menjadi pintu gerbang perbatasan dengan Jawa Barat yan 10 warganya dikabarkan positif Corona. Ditambah risiko persebaran virus yang muncul dari mobilitas tinggi orang berbagai derah di pulau jawa yang lalu lalang di jalur Pantura Brebes.
Maka seperti pepatah, mencegah lebih baik dari mengobati, meniadakan kegiatan belajar mengajar di sekolah adalah pilihan yang bijak demi mengantisipasi menyebarnya virus di kalangan anak-anak sekolah yang imunitasnya rentan terserang virus ini. Meski memang karena libur ini, menyebabkan penjual jajanan sekolah seperti Amad akan menurun omset dagangnya.
Solusi untuk para penjual seperti Amad Bagaimana?
Saya sudah menyarankan ke Amad supaya higienitas tubuhnya, peralatan dagang, serta makanan saat dia berdagang selalu dijaga sehingga aman untuk para pembeli dan pembeli akan merasa aman untuk membeli.Â