Mohon tunggu...
Musfiq Fadhil
Musfiq Fadhil Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Abdul Hamma

Lulusan S1 Ilmu Kesehatan Masyarakat - Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Kang Cilor yang Merana karena Libur Corona

17 Maret 2020   03:16 Diperbarui: 18 Maret 2020   09:01 3454
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sesuai Instruksi Gubernur Jawa Tengah, mulai tadi pagi (3/16/20), kegiatan belajar mengajar di sekolah di seluruh Jawa Tengah ditiadakan untuk mencegah penyebaran virus Corona yang sudah menjadi pandemi dunia itu. Siswa dipulangkan dan materi pembelajaran dilanjutkan melalui metode daring dari rumah masing-masing.

Namun malang bagi Teman saya, Si Amad, Kang Jualan Cilor ini tidak tahu berita terbaru tentang diliburkannya Sekolah itu.

Amad Si Kang Cilor Maklor

Amad adalah teman pada masa kecilku dulu, sekarang dia berwirausaha dengan berjualan Cilor dan Maklor di Sekolah-sekolah di Kampung halamannya, di Brebes. 

Kata Amad, Cilor adalah akronim dari Aci dan Telor. Kalau Maklor singkatan dari Martabak Telor. Dia berjualan dengan memakai sepeda motor bebek yang dipasangi semacam gerobak untuk memasak.

Berkaitan dengan libur Corona, Amad tidak tahu berita tersebut. Meskipun Amad sudah punya handphone berinternet, tapi pemanfaatan untuk mendapatkan informasinya terbatas, dia pakai untuk pakai WA saja. 

Jadi dia tidak mengetahui informasi tentang sekolah yang akan diliburkan. Akhirnya Pagi tadi, dia tetap berangkat ke sekolah berharap Cilornya laris manis diborong oleh para bocah seperti hari-hari sebelumnya.

Sesampainya di sekolah langganan dia mangkal, Amad merasa heran dengan sudah bubarnya para siswa dan mereka langsung pulang. Tak ada satupun siswa yang mampir digerobak motor bebeknya. Ciloknya tak laku di sekolah itu. Melihat kondisi itu, Amad kebingungan.

Kemudian dia mencoba peruntungan lagi dengan berpindah ke sekolah yang lain, namun sama saja keadaannya. Sekolah sudah sepi dan tak ada satupun yang membeli cilornya pagi itu. Hingga pada siang hari, dia baru dapat pembeli, seorang pemuda yang tak sengaja lewat.

Terjemah:
Terjemah: "Pusing, Anak Sekolah pada bubar malah dilanjutkan libur 2 minggu, Aduh | Dok. Pribadi

Dari pemuda itu belakangan dia tahu kalau sekolah yang sepi itu karena memang diliburkan dan akan libur terus sampai 14 hari. Mengetahui itu, Amad lalu berkeliling kampung, membunyikan tetot-tetot di sepanjang jalan berharap menarik anak-anak untu membeli. 

Namun, keadaan kampung sepi dan tak banyak pula anak-anak yang membeli cilor dan maklor yang dia jajakan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun