Mohon tunggu...
Mustiana
Mustiana Mohon Tunggu... Penerjemah - Penulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Penulis dan penyuka traveling

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Ini Rasanya Terjebak di Tempat Tenggelamnya Kapal Maut di Toba

18 Juni 2019   19:56 Diperbarui: 18 Juni 2019   20:02 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saya tahu opung sudah lemas makanya saya belikan di makanan dan membiarkan dirinya bersantai tanpa saya perlu ribut-ribut lagi minta difoto yang hasilnya saya banya kepotong atau properti lain masuk ke dalam foto wkwkwk. Di pantai ini guide dadakan seperti opung Sitorus masuk gratis dan dapat free drink. Tapi dasar opung Sitorus sangat baik hati maka dia ngejar-ngejar saya tanya apa saya mau difoto terpaksa saya mengangguk deh wkwkw. 

Tapi sunset di sini lumayan indah dengan angin yang berembus pelan, sampai saya lupa jarum sudah masuk ke jam 6 dan sudah hampir magrib. Buru-buru kami gas untuk kembali pulang ke hotel di Tuktuk. Langit semakin pekat dan tiba-tiba motor pak sitorus berhenti tepat di dermaga yang tak jauh dari lokasi kecelakaan KM Sinar Bangun yang sampai sekarang tak diangkat berikut korbannya. 

Dokpri
Dokpri
Ini juga yang buat saya tersikap karena teman mengingatkan untuk tidak makan ikan selama di sana karena khawatir ikan itu konsumsi mayat-mayat korban kapal naas itu. Mengerikan. Opung Sitorus juga bilang warga di sana tidak makan ikan selama hampir sebulan karena kekhawatiran yang sama dan sekarang saya berdiri mematung dekat lokasi kejadian. "Pak... pak gimana nih?" ucap saya khawatir sekaligus ketakutan. 

Ternyata bensin habis pak Sitorus pun mendorong motornya untuk gak jauh dari sana ada warung yang menjual bensin eceran. Alhamdulillah. Tapi sungguh saya benar-benar pengen segera keluar dari daerah ini, saking parnonya. Belum selesai dengan ketakutan saya, tiba-tiba opung Sitorus mengeluarkan sapu tangan dan mengikat tangannya. "Lho pak kenapa?" ternyata tangannya sakit akibat jatuh beberapa hari lalu. Duh, jadi merasa bersalah. Saat itu perasaan saya campur aduk dibonceng opung saat malam semakin pekat dan gerimis mulai turun rintik-rintik. 

Sampai opung meminta saya bernyanyi untuk menghilangkan kebisuan di tengah gelap gulita dan ngebut ini. Sungguh medan yang kami lalui terlampau seram karena terlalu gelap dengan cahaya dari sepeda motor yang minim. Saya mulai bersuara lirih menyanyi lagu kesukaan saya ketika bertualang, Fiersa Besari-Petualangan. 

Tapi nampaknya suara saya saat itu tertelan angin sehingga tak terdengar. Untung kondisi ini cepat berlalu sejam setelahnya kami sampai yey! Opung singgah sebentar di rumahnya baru mengantar saya ke hotel yang baru. Sungguh, opung ini orang baik dan Samosir dianugerahi dengan banyak orang baik. Keesokan harinya dia juga mengantar saya kembali ke Tomok untuk beli oleh-oleh. Di tempat oleh-oleh pun saya dilepas mesra dengan sebuah pelukan dari kakak kakak yang berjualan. bahkan untuk pamitan saja mereka rela datang dari rumahnya ke toko. Sunggung saya mau menangis terharu kala itu. 

Opung sitorus pun paling mewanti-saya selama pulang agar hati-hati, sampai di Jakarta masih memberi perhatian bahkan saat momen lebaran kemarin. Ahh... kalau gini gimana ga bisa ga jatuh cintah sama Indonesia dan ornag-orangnya. Karena kemanapun kamu berpijak kamu pasti bertemu saudara yang siap sedia menolongmu. Itu yang selalu saya temukan. Jadi jangan lupa berbuat baik ya guys. Videonya lihat di sini


HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun