Mohon tunggu...
Mustiana
Mustiana Mohon Tunggu... Penerjemah - Penulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Penulis dan penyuka traveling

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Karena Linglung di Singapura Itu Merana

13 Mei 2019   11:20 Diperbarui: 13 Mei 2019   11:31 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ternyata siksaan nyasar adalah baru satu cobaan, kali ini kita pulang pun kita kembali nyasar. Super sekali bukan. Cobaan kedua sungguh terlampau berat kami kesulitan mencari dimana hotel mungil kami dan bodohnya tidak satupun dari kami ingat jalan. 

Mungkin udah kecapean to the max. Kita tanya orang semua menunjuk kemana-mana tapi tak ada yang benar-benar tepat. 

Bodohnya kami juga tidak membeli paket internet jadi kami benar-benar pakai intuisi dan selembar peta dari traveloka yang jadi bukti menginap. 

Semua misuh-misuh bahkan saking lelahnya ada di antara kami yang cuma diam. Bisanya menggeleng dan mengangguk itu mungkin tenaga yang tersisa. Kami berdebat ke sana kemari, ada yang memutuskan naik MRT ke tujuan MRT yang tadi pagi kita naiki tapi ternyata beda line. Ini akan makin sulit. 

Sementara yang lain mau menyerah panggil taksi atau grab yang kita gak tau gimana nyetopinnya secara gak ada paket internet dan taksi ga bisa disetop sembarangan. 

Sudah beberapa kali mungkin kami berkeliling di tempat yang sama sungguh tragis. Air muka kami sudah tidak keruan antara capek, kesal, lapar, semua jadi satu. Sebagian mencoba menyemangati tapi tak berhasil malah berujung buli dan saling menyalahkan. 

Tenang! ini cobaan, salah satu ujian pertemanan mungkin. Bahkan teman saya memaki-maki saya "buktikan kalau lu traveler sejati! masa gini doang mau nyerah" ah ingin ku berkata kasar tapi pasti suasana tambah runyam. 

Saya pun sudah bertanya ke lebih dari 5 orang soal keberadaan hotel kami, dari  bahasa inggris saya yang bagus banget, bagus, cukup bagus sampai jelek karena asal ngmg dan udah empet tanya. 

Ditambah membawa botol air minum yang besar jadi beban buat kami sampai kami bergantian membopongnya. Hingga akhirnya dua orang keturunan india menjadi penyelamat kami karena dengan insiatif dan keramahan mereka membuka gmap mereka dan ketahuan lah dimana hotel kita yang sebenarnya sudah kita lalui sedari tadi. Ya ampun. 

Apa yang saya lakukan saat terlihat ada tulisan 7 Wonders, nama hotel kami terpampang nyata, mungkin seperti musafir yang akhirnya menemukan oasis kali ya. Saya peluk itu tiang di depan hotel menempel khusyuk. Tak ada perseteruan lagi yang ada tangis bahagia (lebai amet yak). 

Semalaman kita pun membahas bagaimana kok kita bisa nyasar ke sana ke sini. Tapi yang ada bukan penyesalan cuma diketawain aja wkwkw...Sampai kaki saya sudah tak tahu lagi rasanya apa, dan sampailah pagi itu saya ditelp kantor lusa saya harus pergi ke Banjarmasin. Whats!!! dan itu flight pagi. 'Sedih' mungkin jadi nama tengah saya saat itu. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun