Sehabis subuh kami sudah harus bersiap berangkat menziarahi bermacam-macam situs dan masjid yang jadi kebanggan umat Islam. Namun hampir satu jam nyatanya ini mobil belum jalan juga.
Sebabnya cuma satu, tour leadernya ilang. Lahhhh... aneh banget ya yang ilang justru tour leadernya. wkwkkw.. Si kakek tour leader tak juga muncul bersama dengan istrinya. Santer terdengar kalau dia ikutan ke raudah habis subuh dan belum kembali.
Karena emak-emak di mobil sudah semakin bising maka diputuskanlah si kakek itu ditinggal. Kami tidak khawatir karena dia toh sudah berkali-kali ke tanah suci dan tahu benar musti apa.
Kunjungan pertama kami adalah Masjid Quba. Masjid mungikl berwarna putih ini sudah penuh dengan peziarah. Konon, jika kita salat di masjid ini sama seperti menunaikan umrah. Maka berbondong-bondong orang solat di sini.
Kita pun tak mau ketinggalan, namun saya sebenarnya menyesalkan hal ini sih. Waktu turun saya digoda lelaki arab yang lalu lalang di sana. Padahal saya sudah sangat menutup aurat. Dasar gatel. Dia sibuk menyapa saya "Assalamualaikum" saya senyum kecut sembari berlalu dan saya pikir ternyata otak lelaki emang ga pernah bisa di kontrol ya.
Setelah menuaikan solat dua rakaat kami bergeser ke kebun kurma. Yah... saya kecewa setengah mati karena kebun kurma yang dimaksud adalah toko kurma. Berbeda dari pengalaman umrah mama, kita tidak diajak ke kebun kurma sebenarnya. Kecewa sih, tapi nikmatin aja karena bisa cicip sepuasnya bermacam kurma wkwkkw padahal belinya sedikit.
Dan jangan lupa kalau mau mencicipi sesuatu sebelum beli izin dulu "Halal?" nanti mereka mengizinkan. Biar ga disumpahin cui pasti makbul kalau kena disumpahin.
Dibandingkan kurma azwa sebenarnya saya lebih suka kurma tunisia yang lebih keras, kering dan mengkel.Saya enggak suka kurma yang lembek-lembek gitu soalnya lengket dan nempel di gigi hehehe. Kurma tunisia juga ga terlalu manis jadi pas banget buat saya. Biasanya kurma jenis ini ga murah dan ga premium juga. sedanglah.
Dari kebun kurma lanjut lagi ke jabal uhud. Sepanjang perjalanan, si mutayif kami menceritakan kalau di sini banyak darah tertumpah utamanya dari kalangan muslim. Hamzah, paman Nabi gugur. Sebenarnya kekalahan katanya akibat pasukan panah muslim ga disiplin. Disuruh stanby malah tergiur harta rampasan jadinya mati semua. Gitu katanya.
Di hari selanjutnya, trip dilanjutkan ke Jabal Ramhah dan Jabal Tsur. Di Jabal Rahmah, ibu-ibu jemaah yang baru turun dari bus sudah terkesima. Bukan dengan tugu yang ada di puncak Jabal tapi dengan baju ala Arab yang dijual di sana hahaha... karena harganya murah. Dasar yee emak-emak.
Tapi saya pun bersiap ambil ancang-ancang naik ke bukit yang sebenarnya sudah ada tangga, tetapi saya dan adik lebih memilih manjat bebatuan karna ga sabar dan kayaknya lebih dekat. hahahaha...
Akhirnya dengan berpeluh, kita sampai dipuncak dengan banyak orang yang penuh hajat. Di sini semua berteriak keagungan Allah namun dilarang solat karena dianggap musryik. Mama langsung sigap membuat saya mendekat ke tugu peringatan bertemunya Adam dan Hawa ini. Dia minta saya berdoa untuk urusan jodoh. Hm.... saya pejamkan mata dan meminta yang terbaik meski sampai saat ini bisikan saya ke langit belum dikabulkan. Hiks.
Oke baiklah, berbeda dari yang saya lihat di TV. Tugu Jabal Rahmah di hadapan saya kini tak penuh corat coret karena sudah dicat dan sudah ada prasasti yang menuliskan sejarah tentangnya. Saya tersenyum dan meyakini suatu saat akan ada pertemuan saya dengan jodoh masa depan saya. hehe...
Dari sini kelompok kami berdebat soal perjalanan selanjutnya, pemandu menawarkan jemaah apa mau ke Jabal magnet. Orang tua yang sudah banyak penyakit pun menolak karena lelah. Sementara saya yang muda tentu bersemangat. Golongan tua pun sebenarnya banyak yang mau kan mumpung di sini gitu. Tapi yang muda akhirnya mengalah demi kesejahteraan bersama ya kan.
Oke lanjut, walau waktu mepet. Kita memaksakan ke Masjid Qiblatain. Dulu masjid ini adalah rumah warga Ansar. Tetapi waktu Rasul salat zuhur (kalau gak salah), dia diperintahkan mengubah arah dari Masjid Al Aqsa ke Masjidil Haram. Sebenarnya ini adalah permintaan Nabi yang lumayan lama dikabulkan sama Allah. Sampai saking memohonnya Nabi tuh sampai menengadah seolah-olah meminta dengan sangat.
Kenapa Rasul meminta itu? karena dia kesal dan sedih diejek terus kenapa masih menghadap ke tempat yang banyak orang musriknya dan kaum Israel yang emang udah zalim dan ingkar dari dulu. Untung, akhirnya dikabulkan jadi jangan pikir Rasul itu kek di sinetron baim setiap doa langsung dikabul gak lah. Jadi sabar sabar ya kalau doa belum dikabul *ingetin diri sendiri wkwkw...
Nah, di masjid ini wudu amat susah, sementara kita sedang mengejar waktu untuk fardu di masjid Nabawi. Coba tebak akhirnya gimana? kita wudu pake air aqua hahaha... dan sebotol aqua harus dibagi ke banyak orang. Kebayang kan gimana kisruhnya apalagi sama emak-emak. Namun akhirnya berhasil salat juga. Yey Alhamdulillah.
Sebenarnya ada satu tempat yang belum kesampaian didatangi. Apalagi kalau bukan Jabal Nur, tempat rasul pertama kali mendapat wahyu. Tetapi yah, itu takes time butuh waktu seharian untuk treking ke sana.Â
Sebelumnya gak ad tangga untuk mencapai ke atas sana. Tetapi sekarang katanya udah ada tangga dan ada pedagang jual air pun di atas sana. Jemaah pada ke sana tentu pengen lihat Gua Hira.Â
Katanya sih guanya sempit banget sampe harus nunduk-nunduk, kebayang ya Rasulullah sampai sebegininya buat nerima wahyu. Pengorbanannya Subhanallah.Â
Satu tempat lagi yang saya mau kunjungi, tak lain itu situs kaum tsamud yang katanya butuh waktu 4-6 jam ke sana dari Madinah. Ah.... kesel sih karena kita ga punya waktu sebanyak itu kecuali kalau haji pasti bisa. Kalau haji Insyaallah harus ke sana, Harus!
Karena perjalanan mendapatkan umrah ini sangat sulit hampir sampai ketipu dan investigasi, saya jadi merasa harus benar-benar maksimal dalam ibadah. Meski dibandingkan mama, saya kalah semangat, tetapi saya termasuk nekaters karena suka jalan sendiri kemana-mana. Salat fardu ke raudah, dan lain-lain.Â
Jadi kalau dibilang kemana-mana harus ada mahram gak juga sih dan kadang memang terasa aneh karena saya cuma wanita sendiri yang jalan sendiri. Tapi Alhamdulillah saya aman selama di sana. Kalau mau khusyuk, kuncinya ya gak pernah nyalain HP selama di sana jadi fokus.
Tetapi ada juga banyak berita kalau tukang taksi suka banget bawa kabur cewe-cewe model saya gini yang suka keluyuran sendiri. Sebenernya jangan ditiru sih, kalau terdesak aja. Nantikan cerita saya lagi ya, yang mau lihat silahkan lho.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H