Mohon tunggu...
Mustiana
Mustiana Mohon Tunggu... Penerjemah - Penulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Penulis dan penyuka traveling

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Saat KKB Buka Jalan Kematian untuk Pembangunan Papua

12 Desember 2018   13:10 Diperbarui: 25 Januari 2019   19:30 228
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Ilustrasi : Dokumentasi Pribadi

Setelah negosiasi alot dan keberhasilan merampas senjata serta barang berharga lainnya, KKB pun meninggalkan mereka dalam kondisi selamat meski luka-luka.

Teman saya bercerita kondisinya saat itu sudah tidak 'berbentuk'. Dia bilang jalannya sampai miring karena luka di seluruh wajah dan memaksa dirinya sadar. Menurutnya dia masih beruntung karena temannya lebih parah kondisinya karena terluka di kepala akibat sabetan parang.

Langsung saja, dia lepas jaketnya untuk kemudian dililitkan ke kepala temannya. Dia pun membopong teman yang luka itu.

Aksi heroiknya bukan cuma sampai situ, dia pun berusaha menyemangati tim survei untuk tetap semangat kembali ke pos pertama meski dilanda trauma dan ketakutan.

Bantuan datang untuk mengevakuasi mereka tapi berita terlanjur tersebar. Dia mengaku bahkan keluarga di Nabire sana sudah berkumpul karena ada kabar hoax para prajurit gugur termasuk dirinya.

Sampai di pos pertama, atasan sudah menyambutnya, memberi pelukan dan menguatkan. Disambut demikian, basahlah matanya. Tak tahan berlutut dan menangis.

"Yang saya pikirkan saat itu cuma anak istri saya, saya pikir saya akan mati lalu gimana anak istri saya," sebut dia.

Langsung saja dia kabari istri melalui pesan singkat bahwa dia baik-baik saja. Dan tak perlu ada upacara pemakaman karena semua kabar kematian itu bohong.

Meski selamat, nyatanya ada luka lebih berat yang menghantuinya sepanjang hidup. Apa itu, tungguin kelanjutan ceritanya ya.


HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun