Cara masaknya terbilang tradisional, seluruhnya tetap menggunakan kompor minyak agar cita rasa dan kelezatannya tetap ada dan tahan lama. Bahkan saat awal berdiri, pemilik warung makan menggunakan tungku.Â
Untuk sehari, rumah makan ini menghabiskan 50-60 kilogram ikan gabus serta 30 ekor ayam. Dalam sehari lontong dibuat minimum 4 belek, 4 belek itu senilai dengan 20 liter, sama dengan menjual antara 250 hingga 500 porsi lontong.
Namun menikmati kelezatan lontong orari banjarmasin tak lengkap jika tidak mencicipi ketupat kandangan. 3 hari sebelumnya kami tim Indonesia Diversity kalimantan selatan sempat menikmati kuliner khas daerah Kandangan ini setelah mengeksplore peternakan kerbau rawa di daerah Danau Panggang.Â
Karena tekstur ketupatnya yang agak kasar dan mudah pecah, maka jika diaduk dengan sendok potongan ketupatnya akan hancur, pecah pecah menjadi seperti nasi biasa.
Bagi warga asli Kandangan, hal seperti itu sudah menjadi kebiasaan mereka menyantap ketupat kandangan dengan menghancur-hancurkan ketupatnya terlebih dahulu. Tidak ketinggalan sambal pedas yang menambah cita rasa kuliner ini.Â
Berbeda dengan sambal pada umumnya, sambal untuk ketupat kandangan ini lebih terasa agak asam namun sangat pedas. Ini semakin melezatkan ketupat kandangan yang dilengkapi dengan campuran bumbu kuah santan dari cabe kering, kemiri, daun serai, terai, dan bawang merah.
Disebut ketupat kandangan karena sajian ketupat ini satu-satunya berasal dari kota kandangan, tidak seperti sajian ketupat lainnya yang biasanya dilengkapi dengan menu sayur. Kota Kandangan sendiri merupakan kota kecil sekaligus ibukota dari kabupaten Hulu Sungai Selatan, Kalimantan Selatan.Â
Dari Kota Banjarmasin perjalanan bisa ditempuh sekitar 3-4 jam. Sebenarnya selain ketupat kandangan, kota ini juga terkenal dengan kuliner Lemangnya. Juga ada tugu bundaran yang dihiasi oleh patung ketupat yang sepertinya inilah patung ketupat terbesar di Indonesia
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI