Mohon tunggu...
Bang Taqiem
Bang Taqiem Mohon Tunggu... Guru - Guru PNS, Pembina pramuka, Desain Grafis, Video maker, Inisiator timdelapan.

Belajarlah dari rindu, terus bertumbuh menjadi baru, tapi tak pernah menjadi lain

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Pesona Kerbau Rawa Amuntai

22 Agustus 2018   19:42 Diperbarui: 24 Agustus 2018   01:17 1292
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sepanjang perjalanan kami bertemu dengan beberapa klotok hilir mudik memuat penumpang. Jembatan-jembatan gantung juga akan kita temukan sepanjang mata memandang. Ini untuk menghubungkan satu perkampungan. Yang unik, kita juga bisa menyaksikan rumah yang tingginya sekitar 10 meter, ada yang terbuat dari tembok, ada juga dari kayu. 

Rumah ini sebenarnya tempat untuk sarang burung walet. Ternyata sebagian warga di Danau Panggang juga menjadikan bisnis sarang burung walet sebagai mata pencaharian mereka. Selain rumah penduduk, masjid dan sekolah juga bisa kita temukan, tanah kering yang berada di tepi rawa ada yang difungsikan untk lapangan sepak bola. Kami juga banyak menemukan jaring ikan atau bubu yang dipasang masyarakat untuk menangkap ikan.

Ada beberapa spot peternakan kerbau rawa yang sempat kami lihat. Di titik pertama, yang kami saksikan hanya segerombolan kerbau rawa yang berendam di rawa, tidak ada penjaga ataupun kandang yang kami temukan. 

Setelah mengambil beberapa gambar, kami pindah ke spot lain atas arahan joki klotok kami. Kondisi spot selanjutnya masih sama dengan sebelumnya, Menurut joki klotok kami, sebagian besar kerbau-kerbau ini tidak dijaga ketika musim kemarau saat air di rawa surut, ketika sore menjelang, kerbau-kerbau ini sudah bisa pulang sendiri ke tempat mereka, dibiarkan tidur di tanah kering di tengah rawa. Berbeda ketika musim hujan, penjaga kerbau rawa biasanya lebih sering mengontrol ternaknya agar tidak terlalu jauh berendam karena dikhawatirkan tenggelam atau terbawa arus air.

Peternakan kerbau rawa ini sebagian menjadikan tanah kering di tengah rawa sebagai kandang mereka, kandang nya terbuka dan hanya di batasi dengan pagar kawat dan kayu. 

Saat mencari spot lain, kami bertemu dengan salah satu pemilik ternak di atas klotok yang memuat 3 ekor kerbau rawa, menurut pemilik, kerbau tersebut akan dijual untuk kebutuhan qurban Hari Raya Idul Adha. 

Kerbau rawa bagi masyarakat umum hanya dijual saat menjelang lebaran qurban. Dibanding harus menjual dagingnya, sebagian peternak memilih menjual saat jelang lebaran qurban karena harganya yang cukup lumayan tinggi. 

Menurut warga, populasi kerbau rawa di Danau Panggang sendiri berkisar antara 5000 hingga 10.000 ekor. Keunikan lain dari kerbau rawa ini adalah lomba Kerbau Rawa, yang dapat berenang sampai 1 km, lomba ini biasanya digelar sekitar bulan Agustus tiap tahun.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun