Pagi yang begitu muram,
mendung menggelayuti matanya.
Apa hanya kesedihanku terbawa angin
lalu mengumpul di awan-awannya?
Angin menyusuri rambut anak awan
Masih begini pagi tapi gerimis.
Di bumi di langit kenapa penuh tangis?
Kemana pergi mata matahari?
yang sekali tatap bisa mengeringkan sampai mati.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!