Rindu ini ku alamatkan padamu,
kukirim bersama senja
semerah pipimu.
Bersama burung-burung
yang beranjak pulang.
Rindu ini diam,
menunggu untuk musnah.
Bersama waktu yang entah,
dan mungkin
bersama inginku, kamu.
Rindu ini menguning,
usai hari, usai musim.
Esok adalah harapan,
dan detak jam adalah penantian.
Saat rindu semakin mencekik,
menyemai luka,
tepikan hati.
Lalu, padamkan lentera,
satu-persatu.
Antara senja dan dini hari,
membeku langkah di sepasang matamu,
aku rebah, menunggu dengan gelisah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H